Muhammad Dimas Firdaus
Fenomena ekuinoks merupakan fenomena rutin yang terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada 21 Maret dan 23 September (puncak ekuinoks bisa bergeser 1 hari). Fenomena ini merupakan waktu ketika Matahari berada tepat di atas ekuator, pada Bulan Maret terjadi Ekuinoks Musim Semi (Vernal Equinox) yaitu ketika Matahari melewati ekuator saat perjalanan menuju ke utara, sementara saat Bulan September terjadu Ekuinoks Musim Gugur (Autumnal Equinox) saat Matahari melewati ekuator ketika perjalanan menuju selatan.
Fenomena ini sudah digunakan untuk mengetahui lokasi dan navigasi sejak dahulu kala, bahkan ada beberapa bangunan yang arah dan bentuknya menyesuaikan dengan fenomena ini seperti Stonhenge di Inggris. Lalu apakah yang bisa dilakukan ketika fenomena ini terjadi? Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh Tim OIF UMSU adalah percobaan sederhana menghitung lintang tempat saat ekuinoks. Kita ketahui bahwa saat ekuinoks Matahari berada tepat (atau mendekati) ekuator langit, sehingga bayangan yang terbentuk dari cahaya Matahari akan mengarah ke ekuator.
Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengetahui lintang tempat kita. Jika misalnya kita berada pada lintang 10° maka posisi Matahari akan berada 10° dari zenit pengamat. Untuk dapat melihat hal itu kita dampat memperhatikan bayatangan yang terbentuk, lalu menghitungnya menggunakan trigonometri sederhana. Seperti yang dilakukan di OIF UMSU Cabang Barus.
Tahapan yang perlu dilakukan untuk melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut:
- Siapkan lokasi pengamatan yang tidak terhalang atap, sehingga cahaya Matahari dapat terlihat dengan jelas
- Siapkan tempat pengamatan yang datar, bia menggunakan waterpass untuk memastikan kedataran tempat pengamatan
- Siapkan benda lurus dengan ujung lancip yang cukup panjang, bisa menggunakan paku, pulpen, pensil, atau lain sebagainya ini berfungsi sebagai gnomon catat panjangnya,
- Siapkan penggaris atau alat ukur panjang.
- Pasang benda gnomon pada bidang datar, lalu perhatikan bayangan yang terbentuk.
- Cek waktu kulminasi atas/transit Matahari di lokasi kalian, bisa cek di internet, atau jika ingin lebih mudah bisa disesuaikan dengan awal waktu Zuhur.
- Ukur panjang bayangan yang terbentuk saat transit Matahari terjadi.
- Hitung kemiringan Matahari menggunakan rumus tan dalam trigonometri, yaitu α = atan c/b
Contoh percobaan dilakukan di OIF UMSU Cabang Barus, panjang gnomon yang digunakan 5,5cm dan panjang bayangan saat transit 0,2 cm, maka
tan α =0,2/5,5
α = atan 0,2/5,5
α = 2°03’22.86″
Sehingga lintang tempat OIF UMSU Cabang Barus adalah 2°03’22.86″. Jika menggunakan GPS yang pada ponsel didapatkan hasil 2°00’27.37″, selisihnya hanya sekita 3 menit busur, artinya percobaan ini cukup baik untuk mengetahui nilai lintang tempat lokasi kita masing-masing.
Percobaan ini bisa diikuti di setiap ekuinoks, samapai jumpa di ekuinoks berikutnya, yaitu 20 Maret 2024.
OIF UMSU
“Memotret Semesta Demi Iman dan Peradaban”