Muhammad Dimas Firdaus
Merujuk pada artikel yang dikeluarkan oleh JWST di laman NASA, para astronom berhasil menemukan sebuah bintang katai coklat (tipe bintang paling kecil) dengan nama W1935. Penemuan ini dipresentasikan pada pertemuan American Astronomical Society ke-243 di New Orleans.
Bintang katai coklat merupakan tipe bintang yang usianya paling panjang, hal ini dikarenakan massa yang sangat kecil untuk ukuran bintang sehingga evolusi yang terjadi sangat lama. Bintang ini bejarak sekitar 40 juta tahun cahaya, dan termasuk dalam 12 katai coklat yang diteliti oleh para astronom menggunakan teleskop antariksa James Webb.
Ada hal menarik dari bintang ini dibanding dengan bintang lainnya, yaitu ditemukannya garis-garis emisi yang menunjukkan gas metana pada pengamatan inframerah. Hal ini serupa dengan tanda-tanda terjadinya aurora pada planet gas seperti Jupiter atau Saturnus. Aurora yang kita kenal merupakan hasil interaksi antara medan magnet planet dengan partikel yang dilontarkan oleh bintang (dalam hal ini Matahari) dan biasanya ditemukan pada lintang tinggi.
Namun aurora yang terjadi pada bintang ini berbeda dengan yang kita kenal selama ini. Bintang katai coklat atau ada juga yang menyebutnya sebagai “bintang gagal” terletak jauh dari bintang-bintang lainnya, hal ini dikarenakan massa katai coklat yang sangat kecil, namun pembentukannya sama seperti bintang, sehingga katai coklat umum ditemukan terisolasi. Sehingga proses aurora yang biasa kita temukan di planet-planet tata surya jelas bukan menjadi asal muasal aurora pada W1935.
Ada beberapa kemungkinan yang diajukan oleh para astronom terkait penemuan ini, seperti proses internal dari dalam bintang katai ini yang membawa energi hingga ke atmosfernya, atau (walau kemungkinannya kecil) plasma antar bintang yang menabrak W1935, atau mungkin juga sebenarnya W1935 tidak se-terisolasi itu sehingga masih dapat menerima partikel dari objek lain di dekatnya.
W1935 merupakan kandidat aurora pertama di luar tata surya dengan tanda emisi metana. Selain itu bintang ini juga merupakan aurora terdingin dengan temperatur efektif sekitar 400 derajat Fahrenheit.
OIF UMSU