OIF UMSU
  • Profil
    • Sejarah Singkat
    • Visi Misi
    • Motto
    • Instrumen
      • Instrumen Modern
      • Instrumen Klasik
    • Tim OIF UMSU
  • Kegiatan
    • Pengukuran Arah Kiblat
    • Observasi Benda Langit
    • Pelatihan dan Praktikum
    • Kerjasama
    • Pengabdian dan Penelitian
  • Galeri Kunjungan
    • Kunjungan Pelajar
    • Kunjungan Mahasiswa
    • Kunjungan Umum
    • Kunjungan Tokoh
    • Kunjungan Istimewa
    • Kunjungan Internasional
  • Hasil Observasi
  • Karya
    • Terbitan
    • Produk
    • Majalah Observatoria
  • Publikasi
    • Kolom
    • Berita
    • Info Astronomi
    • Artikel
No Result
View All Result
  • Profil
    • Sejarah Singkat
    • Visi Misi
    • Motto
    • Instrumen
      • Instrumen Modern
      • Instrumen Klasik
    • Tim OIF UMSU
  • Kegiatan
    • Pengukuran Arah Kiblat
    • Observasi Benda Langit
    • Pelatihan dan Praktikum
    • Kerjasama
    • Pengabdian dan Penelitian
  • Galeri Kunjungan
    • Kunjungan Pelajar
    • Kunjungan Mahasiswa
    • Kunjungan Umum
    • Kunjungan Tokoh
    • Kunjungan Istimewa
    • Kunjungan Internasional
  • Hasil Observasi
  • Karya
    • Terbitan
    • Produk
    • Majalah Observatoria
  • Publikasi
    • Kolom
    • Berita
    • Info Astronomi
    • Artikel
No Result
View All Result
OIF UMSU
Home Artikel
Astronomi Multi-Panjang Gelombang

Astronomi Multi-Panjang Gelombang

OIF UMSU by OIF UMSU
December 1, 2022
in Artikel
390 12
0
Share on FacebookShare on Twitter

Muhammad Dimas Firdaus

Astronomi merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki perbedaan fundamental dengan ilmu pengetahuan lain, yaitu objek yang dipelajari dalam astronomi tidak dapat secara langsung dipegang, direkayasa dan dikondisikan. Astronomi merupakan ilmu pengetahuan yang berbasis pada pengamatan fenomena atau benda langit. Manusia sebagai pengamat hanya dapat menerima dan mengolah data yang dikirimkan oleh fenomena atau benda langit tersebut. Data yang dikirimkan oleh objek-objek tersebut memiliki bentuk dan sifat yang berbeda-beda. Saat ini pembawa pesan atau informasi  (kurir data) yang utama dalam astronomi adalah gelombang elektromagnetik, yang tersebar mulai dari sinar gamma hingga radio.

Gelombang elektromagnetik merupakan kurir utama yang digunakan dalam dunia astronomi saat ini, cahaya yang terlihat, infrared yang terdeteksi, hingga sinar gamma merupakan jenis-jenis elektromagnetik. Pembagian gelombang elektromagnetik bergantung pada energi dan panjang gelombang data tersebut. Semakin tinggi energi yang dipancarkan, maka semakin pendek panjang gelombangnya. Tidak semua gelombang elektromagnetik dapat dideteksi dari permukaan Bumi hal ini dikarenakan atmosfer Bumi berfungsi sebagai penapis beberapa gelombang elektromagnetik. Oleh karena itu perlu dikembangkan teleskop antariksa untuk mendeteksi gelombang elektromagnetik yang tidak dapat dideteksi dari permukaan Bumi.

Credit: STScI/JHU/NASA

Dari gambar di atas terlihat bahwa hanya sedikit dari seluruh gelombang elektromagnetik yang sampai ke permukaan Bumi. Maka dikembangkan beberapa teleskop antariksa, seperti teleskop Fermi dan Swift yang megamati sinar-Gamma, teleskop Chandra dan NuStar mengamati sinar-X, teleskop GALEX mengamati ultra-ungu, teleskop Hubble mengamati cahaya tampak, teleskop Spitzer dan Herschel mengamati infra-merah, serta teleskop Planck dan Spektr-R mengamati gelombang-mikro dan radio. Walaupun gelombang elektromagnetik yang sampai di permukaan Bumi hanya sedikit, namun data yang dapat dikumpulkan tetap sangatlah banyak, sehingga banyak pula dikembangkan teleskop-teleksop landas bumi seperti HESS, KECK, Gemini, VLA dll.

Credit: Observatory images from NASA, ESA (Herschel and Planck), Lavochkin Association (Specktr-R), HESS Collaboration (HESS), Salt Foundation (SALT), Rick Peterson/WMKO (Keck), Germini Observatory/AURA (Gemini), CARMA team (CARMA), and NRAO/AUI (Greenbank and VLA); background image from NASA

Mengapa astronomi harus mengumpulkan data dari banyak panjang gelombang? Karena setiap panjang gelombang membawa informasi yang berbeda, panjang gelombang pendek membawa informasi dengan energi yang lebih tinggi sehingga dapat manusia mendeteksi jet yang dilontarkan oleh lubang hitam, panjang gelombang yang lebih panjang membawa informasi dengan energi yang rendah sehingga dapat mendeteksi Cosmic Microwave Background. Untuk contoh, jika mengamati pusat galaksi Bimasakti dalam berbagai panjang gelombang maka informasi yang dideteksi akan berbeda-beda.

Credit: NASA/GSFC
Advertisement Banner
OIF UMSU

OIF UMSU

Related Posts

Mengenal Penamaan Komet
Artikel

Mengenal Penamaan Komet

January 30, 2023
Bersiap Mengamati Komet Terang di Awal Februari
Info Astronomi

Bersiap Mengamati Komet Terang di Awal Februari

January 30, 2023
Mengenal Tipe-tipe Lubang Hitam (Black Hole)
Artikel

Mengenal Tipe-tipe Lubang Hitam (Black Hole)

December 23, 2022
Bumi Tercipta Tanggal Berapa?
Info Astronomi

Bumi Tercipta Tanggal Berapa?

December 20, 2022
Sun in Visual Wavelength December 15th, 2022
Artikel

Sun in Visual Wavelength December 15th, 2022

December 15, 2022
Sun in Hydrogen Alpha December 15th, 2022
Artikel

Sun in Hydrogen Alpha December 15th, 2022

December 15, 2022
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result
  • Profil
    • Sejarah Singkat
    • Visi Misi
    • Motto
    • Instrumen
      • Instrumen Modern
      • Instrumen Klasik
    • Tim OIF UMSU
  • Kegiatan
    • Pengukuran Arah Kiblat
    • Observasi Benda Langit
    • Pelatihan dan Praktikum
    • Kerjasama
    • Pengabdian dan Penelitian
  • Galeri Kunjungan
    • Kunjungan Pelajar
    • Kunjungan Mahasiswa
    • Kunjungan Umum
    • Kunjungan Tokoh
    • Kunjungan Istimewa
    • Kunjungan Internasional
  • Hasil Observasi
  • Karya
    • Terbitan
    • Produk
    • Majalah Observatoria
  • Publikasi
    • Kolom
    • Berita
    • Info Astronomi
    • Artikel

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In