Wika Maisari
Tim Planetarium OIF UMSU
Sumber Gambar : https://waktusolat.net/gemilangsamaku.blogspot.com/2016/11/jejak-ilmuan-ibnu-majid.html
Menjelajah, adalah kegiatan yang sudah sangat sering dilakukan orang dahulu bahkan sampai saat ini menjelajah adalah kegiatan yang menarik. Dalam dunia penjelajahan tentunya kita patut berterimakasih kepada Ibnu Majid, karena berkat beliau kita bisa menemui kompas yang dapat membantu kita dalam melakukan penjelajahan. Ibnu Majid, ialah sesungguhnya penemu ilmu penunjuk arah/perjalanan (Navigasi/kompas).
Ibnu Majid memiliki nama lengkap Syihabudin Ahmad bin Majid As-Sa’di bin Abu Rakaib An-Najdi. Beliau lahir di Jilfar, sebuah desa di sebelah timur kawasan Ra’su Al-Khaimah, salah satu negeri kecil Arab yang terdapat di kawasan Teluk Arab pada 832 H/1429 M. Ia juga dikenal sebagai ahli pembuat peta atau kartografer dan kompas.
Ibnu Majid berasal dari Bani Tamim, salah satu kabilah yang terdapat di provinsi Najed, Arab Saudi. Keluarganya sampai sekarang dikenal dengan julukan anak nahkoda. Lautan sendri sudah menjadi tempat yang tak asing bagi Ibnu Majid waktu ia kecil. Ia sering sekali mengikuti pelayaran yang dilakukan ayahnya di laut merah. Ayah dan kakeknya adalah pelaut dan nahkoda terkenal di kawasan laut merah. Ayah Ibnu Majid menulis sebuah buku yang berjudul al-Hijaziyyah dan buku ini berisi pembahasan tentang kondisi lautan sekitar kawasan Hejaz.
Ibnu Majid beranjak dewasa, dan ia sering melakukan pelayaran bersama teman-temannya yang dilakukan tak hanya di kawasan laut merah saja, tetapi sudah memasuki kawasan Samudera Hindia.
Karya Ibnu Majid dalam menulis memberikan sumbangan yang besar dalam dunia pelayaran sesudahnya. Sebelum ada karya dari Ibnu Majiid, hanya sedikit para pelaut Arab yang berani mengarungi kawasan Laut Merah, Pantai Timur Afrika, hingga Pantai Tenggara Afrika atau Sofala, wilayah dekat Madagaskar. Mengapa hanya sedikit para pelaut yang berani berlayar?. Alasan mereka tak lain karena takut tersesat di laut dan dikarenakan arus lautan juga cukup kuat.
Kecerdasan Ibnu Majid dalam perhitungan pelayaran mencapai titik puncak ketia ia telah berhasil membuat kompas dengan 32 arah mata angin. Kompas tersebut lebih detail dari pada kompas pada masa itu. Dan kompas buat Ibnu Majid tersebut akhirnya dikenal sebagai bentuk awal kompas modern.
Karya terbesar Ibnu Majid yang ada hingga saat ini yaitu al-Fawaid fi Usul Ilm al-Bahr wa al-Qawaid (Pedoman Dasar Ilmu Kelautan) dan Hawiyah al-Ikhtisar fi Usul ilm al-Bihar (Rangkuman Ilmu Kelautan). Dan semua karya Ibnu Majid didasarkan pada pengalaman dirinya sendiri selaku pelaut dan dipadukan dengan teori-teori navigasi yang diperoleh dari kitab terdahulu.