• id Indonesian
    • en English
    • id Indonesian
OIF UMSU
  • Profil
    • Sejarah Singkat
    • Visi Misi
    • Motto
    • Instrumen
      • Instrumen Modern
      • Instrumen Klasik
    • Tim OIF UMSU
  • Kegiatan
    • Pengukuran Arah Kiblat
    • Observasi Benda Langit
    • Pelatihan dan Praktikum
    • Kerjasama
    • Pengabdian dan Penelitian
  • Galeri Kunjungan
    • Kunjungan Pelajar
    • Kunjungan Mahasiswa
    • Kunjungan Umum
    • Kunjungan Tokoh
    • Kunjungan Istimewa
    • Kunjungan Internasional
  • Hasil Observasi
    • Data Hilal
    • Upload Hilal
  • Karya
    • Terbitan
    • Produk
    • Majalah Observatoria
  • Publikasi
    • Kolom
    • Berita
    • Info Astronomi
    • Artikel
No Result
View All Result
  • Profil
    • Sejarah Singkat
    • Visi Misi
    • Motto
    • Instrumen
      • Instrumen Modern
      • Instrumen Klasik
    • Tim OIF UMSU
  • Kegiatan
    • Pengukuran Arah Kiblat
    • Observasi Benda Langit
    • Pelatihan dan Praktikum
    • Kerjasama
    • Pengabdian dan Penelitian
  • Galeri Kunjungan
    • Kunjungan Pelajar
    • Kunjungan Mahasiswa
    • Kunjungan Umum
    • Kunjungan Tokoh
    • Kunjungan Istimewa
    • Kunjungan Internasional
  • Hasil Observasi
    • Data Hilal
    • Upload Hilal
  • Karya
    • Terbitan
    • Produk
    • Majalah Observatoria
  • Publikasi
    • Kolom
    • Berita
    • Info Astronomi
    • Artikel
No Result
View All Result
OIF UMSU
Home
Fase Kehidupan Bintang di Alam Semesta

Fase Kehidupan Bintang di Alam Semesta

OIF UMSU by OIF UMSU
June 5, 2020
in Info Astronomi
487 31
0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Nova Anggraini

Tim Planetarium OIF UMSU

Setiap malam hari yang cerah kita pasti melihat banyak gemerlap cahaya bintang di langit. Bintang mempunyai berbagai karakteristik yang berbeda-beda, mulai dari bentuknya yang besar, kecil hingga warna pada bintang tersebut. Bintang juga memiliki fase kehidupan layaknya manusia.

Kredit Foto & Hak Cipta: Ignacio Diaz Bobillo

Awal terbentuknya bintang dimulai saat daerah padat diawan gas dan debu diantar bintang atau Nebula mulai menyusut dan menghangat. Pembentukan bintang ini biasanya terjadi  karena keruntuhan gravitasi pada  Nebula. Peristiwa itu disebabkan oleh tabrakan antar galaksi dan ledakan supernova. Perlu diketahui bahwa setiap Nebula di alam semesta ini dapat melahirkan ratusan bahkaan ribuan bintang sekaligus saat mengalami keruntuhan gravitasi.

Sebagai contoh pembentukan atau lahirnya bintang seperti Matahari pusat dari sistem tata surya yang berdiameter sekitar 1,3927 juta km dibutuhkan sekumpulan awan gas dan debu yang 100 kali lebih besar dari ukuran tata surya ini. Tapi itu hanya baru permulaan saja karena setelah gas dan debu sudah mulai berkerumun maka akan membentuk apa yang disebut dengan “Proto” bintang.

Bagi bintang yang memiliki massa seperti matahari, fase Proto bintang akan berakhir setelah sekitar 100.000 tahun dari sejak pertama mulai terbentuk. Setelah itu proto bintang akan mulai berhenti tumbuh dan cakra material di sekitarnya akan hancur oleh radiasi. Fase selanjutnya jika proto bintang tidak berhasil memperoleh massa yang cukup maka ia akan menjadi bintang gagal dan akan terbentuk menjadi katai coklat. Katai coklat adalah bintang yang tidak mampu mempertahankan reaksi nitrogen pada inti bintang tersebut karena massa yang tidak mencukup. Tapi kalau pada fase proto bintang tadi mendapatkan massa yang cukup besar maka ia akan mampu menyatukan atom hidrogen dan helium dan selanjutnya akan masuk pada fase utama sebuah bintang.

Proto Bintang, Sumber Gambar : langitselatan.com

Bintang yang masuk pada fase utama akan menjalani sebagian besar masa hidupnya pada fase ini dan pada titik ini pula fusi nuklir pada inti bintang akan mengubah hidrogen menjadi helium bintang pada fase utama ini cenderung stabil karena tekanan cahaya energinya dapat menyeimbangkan dari keruntuhan gravitasi. Perlu diketahui juga bahwa bintang pada fase ini bisa memiliki massa mulai dari 10 sampai 200 kali lipat lebih besar dari matahari. Dan juga berapa lama masa hidup sebuah bintang pada fase utama ini akan bergantung pada ukurannya.

Sebuah bintang dengan massa lebih tinggi biasanya memiliki lebih banyak material untuk kehidupannya sehingga akan memiliki masa hidup yang lebih singkat atau lebih cepat karena suhu inti yang lebih tinggi disebabkan oleh gaya gravitasi yang lebih besar. Dalam fase utama bintang seperti matahari kita ini akan menghabiskan sekitar 10 miliar tahun. Tapi bintang yang ukurannya 10 kali lebih besar dari matahari hanya akan mampu bertahan sekitar 20 juta tahun saja.

 Setelah fase utama pada sebuah bintang berakhir maka bintang akan memasuki fase terakhir dalam masa hidupnya sebuah bintang akan masuk dalam fase dimana ia menjadi bintang raksasa merah atau sekarat seperti yang terjadi pada Betelgeus dan Antares saat ini. Bintang menjadi raksasa merah karena fusi nuklir mulai berhenti mengubah hidrogen menjadi helium sehingga gravitasi mulai mengambil alih. Semua akan runtuh pada fase ini dan bintang akan terus membengkak ukurannya hingga mencapai diameter yang luar biasa besar yaitu sekitar 100 juta sampai satu miliar km. Semua energi dari bintang yang sekarat ini akan menyebar ke arah yang lebih luas, bintang juga akan memiliki suhu yang lebih rendah dari sebelumnya karena perubahan suhu itu menyebabkan bintang akan bersinar ke arah spektrum merah. Itulah kenapa bintang pada fase ini disebut dengan raksasa merah dan bagaimana sebuah bintang mati juga tergantung pada ukurannya.

Kematian Bintang

Pada fase terakhir kehidupan sebuah bintang berukuran kecil seperti matahari, bintang tidak akan meledak melainkan akan berevolusi menjadi katai putih.

 Katai putih memiliki struktur yang sangat padat. Diameter pada katai putih sangatlah kecil hanya sekitar 0,01 kali matahari. Walaupun diameternya kecil tapi massanya setara dengan matahari, setelah puluhan bahkan ratusan miliar tahun katai putih akan kembali berevolusi menjadi katai hitam yang lebih dingin dan tak akan bisa dilihat lagi

Bintang besar di tahap akhir masa hidupnya akan meledak dalam sebuah Supernova saat kehabisan bahan bakarnya, ketika Supernova meledak bintang akan melemparkan isi materialnya ke ruang angkasa dengan kecepatan 9000 sampai 25000 mil/detik. Setelah ledakan Supernova sisa dari bintang yang tertinggal bisa membentuk sebuah black hole ataupun bintang neutron.

Supenova, sumber gambar : wikipedia,org

Bintang neutron hampir sama seperti katai putih namun massanya jauh lebih besar juga memiliki struktur yang sangat padat, bintang neutron juga memiliki gaya gravitasi yang sangat besar, gravitasinya bisa meruntuhkan benda apapun di sekitarnya sampai atom terkecil sekalipun.

Ledakan Supernova juga bisa membentuk sebuah lubang hitam yang memiliki diameter kecil, walaupun diameternya kecil tetap saja hal tersebut akan memiliki massa yang sangat besar seperti gravitasi yang kuat dan bisa menarik benda apapun masuk ke dalamnya termasuk cahaya sekalipun

Jadi itulah fase kehidupan sebuah bintang dari kelahirannya sampai kematian. Dalam miliaran tahun kedepan matahari juga akan sampai pada fase terakhir masa hidupnya dimana matahari akan berubah menjadi raksasa merah dan membunuh segala bentuk kehidupan di planet bumi hingga akhirnya nanti matahari akan berevolusi menjadi katai putih.

Advertisement Banner
OIF UMSU

OIF UMSU

Related Posts

Komet 3I/ATLAS menjadi lebih aktif dan memanjang saat mendekati Matahari
Info Astronomi

Komet 3I/ATLAS menjadi lebih aktif dan memanjang saat mendekati Matahari

September 11, 2025
Komet Hijau C/2025 F2 (SWAN): Tamu Spektakuler yang Sedang Melintas!
Info Astronomi

Komet Hijau C/2025 F2 (SWAN): Tamu Spektakuler yang Sedang Melintas!

April 21, 2025
Fenomena Langit: Tiga Planet Bersinar di Atas Senyuman Bulan Sabit pada 29 Maret 2025
Info Astronomi

Fenomena Langit: Tiga Planet Bersinar di Atas Senyuman Bulan Sabit pada 29 Maret 2025

March 18, 2025
Pengamatan Hilal Awal Ramadan 2025: Pemandangan Langit Senja yang Spektakuler
Info Astronomi

Pengamatan Hilal Awal Ramadan 2025: Pemandangan Langit Senja yang Spektakuler

February 26, 2025
Jadwal Waktu Shalat Sumatera Utara Tahun 2025 M
Info Astronomi

Jadwal Waktu Shalat Sumatera Utara Tahun 2025 M

February 6, 2025
Transit Teleskop Hubble 23 Februari 2025
Info Astronomi

Transit Teleskop Hubble 23 Februari 2025

February 5, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

tik-tok

No Result
View All Result
  • Profil
    • Sejarah Singkat
    • Visi Misi
    • Motto
    • Instrumen
      • Instrumen Modern
      • Instrumen Klasik
    • Tim OIF UMSU
  • Kegiatan
    • Pengukuran Arah Kiblat
    • Observasi Benda Langit
    • Pelatihan dan Praktikum
    • Kerjasama
    • Pengabdian dan Penelitian
  • Galeri Kunjungan
    • Kunjungan Pelajar
    • Kunjungan Mahasiswa
    • Kunjungan Umum
    • Kunjungan Tokoh
    • Kunjungan Istimewa
    • Kunjungan Internasional
  • Hasil Observasi
    • Data Hilal
    • Upload Hilal
  • Karya
    • Terbitan
    • Produk
    • Majalah Observatoria
  • Publikasi
    • Kolom
    • Berita
    • Info Astronomi
    • Artikel

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In