Oleh: Hariyadi Putraga
Tim OIF UMSU
Langit malam April 2025 sedang kedatangan tamu istimewa: Komet C/2025 F2 (SWAN). Komet ini memikat perhatian para astronom dan pemburu langit di seluruh dunia sejak pertama kali terdeteksi pada 29 Maret 2025 oleh instrumen SWAN (Solar Wind Anisotropies) yang terpasang pada wahana antariksa SOHO milik ESA dan NASA. Penemuan ini kemudian dikonfirmasi oleh dua pengamat langit berpengalaman, Michael Mattiazzo di Australia dan Vladimir Bezugly di Ukraina. Penamaan “SWAN” sendiri diambil dari alat yang pertama kali menangkap keberadaan komet ini, sementara “2025 F2” menunjukkan urutan dan waktu penemuannya, yaitu komet kedua yang terdeteksi pada paruh kedua bulan Maret 2025.
Hari ini, Komet SWAN menjadi sorotan di antara objek-objek langit lainnya karena keindahannya yang memikat. Komet ini dapat diamati menjelang fajar di langit timur, namun dalam beberapa hari ke depan — tepatnya mulai 24 April — komet akan berpindah ke langit malam dan bisa disaksikan di arah barat laut setelah matahari terbenam. Dengan syarat cuaca cerah dan lokasi pengamatan minim polusi cahaya, komet ini bisa menjadi target sempurna untuk dilihat dengan mata telanjang atau melalui teropong kecil.

Salah satu daya tarik utama dari komet ini adalah warnanya yang hijau terang, yang disebabkan oleh emisi gas diatomik karbon (C₂) yang memendarkan cahaya saat terkena sinar Matahari. Selain warna hijaunya yang mencolok, pengamatan juga menunjukkan bahwa Komet SWAN memiliki dua ekor ion yang memanjang indah di angkasa, bahkan salah satu ekornya membentang hingga dua derajat di langit — setara dengan empat kali lebar Bulan Purnama.
Menariknya, Komet C/2025 F2 (SWAN) termasuk dalam kategori komet dengan orbit sangat lonjong. Ia mengelilingi Matahari dalam lintasan elips ekstrem dengan periode orbit yang bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan tahun. Diperkirakan, komet ini terakhir melintas di sekitar Matahari sekitar 81.200 tahun yang lalu dan mungkin baru akan kembali dalam lebih dari dua juta tahun ke depan.
Komet SWAN diprediksi mencapai titik terdekat dengan Matahari (perihelion) pada 1 Mei 2025, dengan jarak sekitar 0,33 Satuan Astronomi (sekitar 49,8 juta kilometer). Namun para astronom mengamati bahwa sejak pertengahan April, kecerahan komet ini mulai stagnan, menimbulkan spekulasi bahwa komet bisa saja sedang mengalami proses disintegrasi, seperti yang sering terjadi pada komet-komet lain yang mendekati Matahari.
Bagi kamu yang ingin melihatnya, momen terbaik adalah beberapa hari setelah 24 April, sekitar 60–90 menit setelah matahari terbenam. Carilah area yang terbuka ke arah barat laut dan minim gangguan cahaya buatan. Teropong akan sangat membantu, apalagi jika langit tidak cukup gelap atau kometnya mulai meredup. Gunakan juga aplikasi pemetaan bintang seperti Stellarium, Star Walk, atau SkySafari untuk memudahkan pelacakan posisinya.
Bagi kamu yang tertarik untuk mengikuti perjalanan Komet C/2025 F2 (SWAN) lebih detail, ada beberapa situs web yang sangat direkomendasikan untuk memantau posisi komet ini secara real-time. Melalui layanan daring ini, kamu bisa mengetahui kapan dan di mana komet akan tampak di langit dari lokasi tempat kamu berada, lengkap dengan informasi magnitudo, arah, dan ketinggiannya di atas cakrawala.
Salah satu sumber paling populer adalah TheSkyLive.com (https://theskylive.com/c2025f2-info), yang menyediakan peta langit interaktif dan data lengkap tentang posisi komet saat ini, termasuk jarak dari Bumi dan prediksi keterlihatannya dalam beberapa hari ke depan.

Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan Heavens-Above.com (https://heavens-above.com/). Situs ini memungkinkan kamu memasukkan koordinat lokasi pengamatan untuk menampilkan jadwal kemunculan Komet SWAN di langit setempat. Fitur peta langitnya sangat membantu dalam merencanakan waktu terbaik untuk observasi. Alternatif lainnya adalah In-The-Sky.org (https://in-the-sky.org/), yang juga menyediakan kalkulasi posisi komet dan simulasi lintasannya di langit malam, sehingga kamu bisa tahu kapan komet akan berada dalam posisi ideal untuk diamati.
Dan tentu saja, bagi kamu yang lebih suka visualisasi yang realistis, Stellarium Web (https://stellarium-web.org/) sangat direkomendasikan. Dengan tampilan langit virtual yang interaktif, kamu bisa melacak Komet SWAN seolah-olah sedang berdiri di bawah langit malam, lengkap dengan bintang, planet, dan konstelasi di sekitarnya. Dengan bantuan situs-situs ini, petualanganmu berburu komet di langit akan terasa jauh lebih mudah dan menyenangkan. Jadi, pastikan untuk menandai tautan-tautan tersebut dan nikmati momen langka ini sebelum Komet SWAN kembali melanjutkan perjalanannya ke sudut tata surya yang jauh!
Komet C/2025 F2 (SWAN) adalah pengingat indah bahwa alam semesta selalu menghadirkan pertunjukan menakjubkan di atas kepala kita. Jangan lewatkan kesempatan langka ini, karena bisa jadi butuh ribuan tahun sebelum komet ini kembali menyapa Bumi!