Oleh: Nova Anggraini
Tim Planetarium OIF UMSU
Setiap malam hari yang cerah kita pasti melihat banyak gemerlap cahaya bintang di langit. Bintang mempunyai berbagai karakteristik yang berbeda-beda, mulai dari bentuknya yang besar, kecil hingga warna pada bintang tersebut. Bintang juga memiliki fase kehidupan layaknya manusia.
Kredit Foto & Hak Cipta: Ignacio Diaz Bobillo
Awal terbentuknya bintang dimulai saat daerah padat diawan gas dan debu diantar bintang atau Nebula mulai menyusut dan menghangat. Pembentukan bintang ini biasanya terjadi karena keruntuhan gravitasi pada Nebula. Peristiwa itu disebabkan oleh tabrakan antar galaksi dan ledakan supernova. Perlu diketahui bahwa setiap Nebula di alam semesta ini dapat melahirkan ratusan bahkaan ribuan bintang sekaligus saat mengalami keruntuhan gravitasi.
Sebagai contoh pembentukan atau lahirnya bintang seperti Matahari pusat dari sistem tata surya yang berdiameter sekitar 1,3927 juta km dibutuhkan sekumpulan awan gas dan debu yang 100 kali lebih besar dari ukuran tata surya ini. Tapi itu hanya baru permulaan saja karena setelah gas dan debu sudah mulai berkerumun maka akan membentuk apa yang disebut dengan “Proto” bintang.
Bagi bintang yang memiliki massa seperti matahari, fase Proto bintang akan berakhir setelah sekitar 100.000 tahun dari sejak pertama mulai terbentuk. Setelah itu proto bintang akan mulai berhenti tumbuh dan cakra material di sekitarnya akan hancur oleh radiasi. Fase selanjutnya jika proto bintang tidak berhasil memperoleh massa yang cukup maka ia akan menjadi bintang gagal dan akan terbentuk menjadi katai coklat. Katai coklat adalah bintang yang tidak mampu mempertahankan reaksi nitrogen pada inti bintang tersebut karena massa yang tidak mencukup. Tapi kalau pada fase proto bintang tadi mendapatkan massa yang cukup besar maka ia akan mampu menyatukan atom hidrogen dan helium dan selanjutnya akan masuk pada fase utama sebuah bintang.
Proto Bintang, Sumber Gambar : langitselatan.com
Bintang yang masuk pada fase utama akan menjalani sebagian besar masa hidupnya pada fase ini dan pada titik ini pula fusi nuklir pada inti bintang akan mengubah hidrogen menjadi helium bintang pada fase utama ini cenderung stabil karena tekanan cahaya energinya dapat menyeimbangkan dari keruntuhan gravitasi. Perlu diketahui juga bahwa bintang pada fase ini bisa memiliki massa mulai dari 10 sampai 200 kali lipat lebih besar dari matahari. Dan juga berapa lama masa hidup sebuah bintang pada fase utama ini akan bergantung pada ukurannya.
Sebuah bintang dengan massa lebih tinggi biasanya memiliki lebih banyak material untuk kehidupannya sehingga akan memiliki masa hidup yang lebih singkat atau lebih cepat karena suhu inti yang lebih tinggi disebabkan oleh gaya gravitasi yang lebih besar. Dalam fase utama bintang seperti matahari kita ini akan menghabiskan sekitar 10 miliar tahun. Tapi bintang yang ukurannya 10 kali lebih besar dari matahari hanya akan mampu bertahan sekitar 20 juta tahun saja.
Setelah fase utama pada sebuah bintang berakhir maka bintang akan memasuki fase terakhir dalam masa hidupnya sebuah bintang akan masuk dalam fase dimana ia menjadi bintang raksasa merah atau sekarat seperti yang terjadi pada Betelgeus dan Antares saat ini. Bintang menjadi raksasa merah karena fusi nuklir mulai berhenti mengubah hidrogen menjadi helium sehingga gravitasi mulai mengambil alih. Semua akan runtuh pada fase ini dan bintang akan terus membengkak ukurannya hingga mencapai diameter yang luar biasa besar yaitu sekitar 100 juta sampai satu miliar km. Semua energi dari bintang yang sekarat ini akan menyebar ke arah yang lebih luas, bintang juga akan memiliki suhu yang lebih rendah dari sebelumnya karena perubahan suhu itu menyebabkan bintang akan bersinar ke arah spektrum merah. Itulah kenapa bintang pada fase ini disebut dengan raksasa merah dan bagaimana sebuah bintang mati juga tergantung pada ukurannya.
Kematian Bintang
Pada fase terakhir kehidupan sebuah bintang berukuran kecil seperti matahari, bintang tidak akan meledak melainkan akan berevolusi menjadi katai putih.
Katai putih memiliki struktur yang sangat padat. Diameter pada katai putih sangatlah kecil hanya sekitar 0,01 kali matahari. Walaupun diameternya kecil tapi massanya setara dengan matahari, setelah puluhan bahkan ratusan miliar tahun katai putih akan kembali berevolusi menjadi katai hitam yang lebih dingin dan tak akan bisa dilihat lagi
Bintang besar di tahap akhir masa hidupnya akan meledak dalam sebuah Supernova saat kehabisan bahan bakarnya, ketika Supernova meledak bintang akan melemparkan isi materialnya ke ruang angkasa dengan kecepatan 9000 sampai 25000 mil/detik. Setelah ledakan Supernova sisa dari bintang yang tertinggal bisa membentuk sebuah black hole ataupun bintang neutron.
Supenova, sumber gambar : wikipedia,org
Bintang neutron hampir sama seperti katai putih namun massanya jauh lebih besar juga memiliki struktur yang sangat padat, bintang neutron juga memiliki gaya gravitasi yang sangat besar, gravitasinya bisa meruntuhkan benda apapun di sekitarnya sampai atom terkecil sekalipun.
Ledakan Supernova juga bisa membentuk sebuah lubang hitam yang memiliki diameter kecil, walaupun diameternya kecil tetap saja hal tersebut akan memiliki massa yang sangat besar seperti gravitasi yang kuat dan bisa menarik benda apapun masuk ke dalamnya termasuk cahaya sekalipun
Jadi itulah fase kehidupan sebuah bintang dari kelahirannya sampai kematian. Dalam miliaran tahun kedepan matahari juga akan sampai pada fase terakhir masa hidupnya dimana matahari akan berubah menjadi raksasa merah dan membunuh segala bentuk kehidupan di planet bumi hingga akhirnya nanti matahari akan berevolusi menjadi katai putih.