Muhammad Dimas Firdaus
Apakah teman-teman sudah membaca bahwa ada komet yang dapat diamati di awal tahun 2023 ini? Ya betul, ada sebuah komet dengan nama C/2022 E3 (ZTF) akan melintasi Bumi pada 1 – 2 Februari dengan jarak terdekat mencapai ~42 juta km “saja” dari Bumi. Saking dekatnya, komet ini dapat diamati dengan modus kasat mata dari permukaan Bumi dengan syarat langit yang cukup baik.
Jika komet ini dapat disaksikan pada tahun 2023, mengapa pada namanya tersemat angka 2022, bukan 2023? Lalu apa makna E3 dan (ZTF) pada penamaan komet ini? Mari kita bahas penamaan pada komet.
Komet merupakan benda langit yang sudah diamati oleh manusia sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sebagai benda langit yang memiliki karakteristik tersendiri komet menjadi benda langit yang menarik untuk diamati. Untuk mengenal benda langit ini perlu penamaan yang spesifik. Dahulu, komet dinamakan menggunakan nama orang, seperti komet Caesar’s Comet pada tahun 44 SM, dinamai demikian sebagai pengingat tahun terbunuhnya Julius Caesar dan menjadi tanda pengkultusannya. Namun, selain dari pada itu penamaan komet disandarkan pada astronom yang mempelajarinya atau menemukannya. Seperti penamaan Komet Halley yang disandarkan pada Edmund Halley, seorang astronom yang mempelajari orbit komet ini dan memprediksi keterlihatannya pada tahun 1759. Ada pula Komet Faye yang disandarkan pada astronom yang berhasil mengamatinya untuk pertama kali yaitu Herve Faye pada tahun 1843. Ada juga komet yang dinamai lebih dari 1 orang karena pengamatan yang dilakukan seperti Komet Swift-Tuttle yang ditemukan oleh Lewis Swift kemudian oleh Horace Parnell Tuttle.
Selain itu adapula penamaan dengan tahun penemuannya, seperti Komet 1702, adapula untuk komet yang cerah yang dapat diamati seperti Great Comet of 1680, dan Great Comet of 1882. Jika komet yang ditemukan lebih dari satu maka diberi nama “Great January comet of 1910”.
Sejak awal abad ke-20, banyak komet yang diamati oleh tim pengamatan yang besar, sehingga komet yang ditemukan diberi nama sesuai dengan instrumen yang digunakan seperti Komet 160P/LINEAR yang ditemukan oleh tim Lincoln Near-Earth Asteroid Research (LINEAR). Komet IRAS-Araki-Alcock merupakan komet yang ditemukan oleh tim yang menggunakan Infrared Astronomy Satellite (IRAS) dan astronom amatir Genichi Araki dan George Alcock.
Penemuan komet yang bertambah secara masif beriringan dengan perkembangan instrumen mengakibatkan penamaan yang diberikan pada benda langit diperlukan dengan tingkat spesifikasi yang tinggi. Pada awal sistem ini dibentuk penamaan yang digunakan adalah dengan tahun penemuan diteruskan dengan huruf kecil yang merepresentasikan urutan penemuan komet pada tahun tersebut, seperti Komet 1969i (Bennett) yang pertama kali ditemukan pada tahun 1969 dan komet ke-9 yang ditemukan pada tahun tersebut oleh John Caister Bennett. Setelah dipelajari lebih lanjut diketahui bahwa komet ini mencapai perihelion pada tahun 1970, dan akhirnya nama komet ini diganti menjadi Komet 1970 II (karena merupakan komet kedua yang mencapai perihelion pada tahun tersebut).
Namun penemuan komet bertambah jauh lebih banyak dan membuat penamaan semacam ini kurang efektif, karena perlu menunggu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perihelionnya. Oleh karena itu pada tahun 1994 IAU menyutujui sistem penamaan yang baru. Komet dinami berdasarkan tahun penemuan diikuti huruf yang mengindikasikan setengah-bulan komet itu ditemukan lalu urutan komet ditemukan pada interval waktu tersebut. Contoh, ada komet kedua yang ditemukan pada pertengah awal bulan Mei 2010, maka nama komet tersebut adalah 2010 J2. Kemudian ada tambahan huruf depan yang mengindikasikan kondisi komet tersebut, dengan rincian:
- P/ mengindikasikan komet periodik dengan waktu kurang dari 200 tahun, yang dikonfirmasi dengan pengamatan lebih dari 1 perihelion.
- C/ mengnidikasikan komet non-periodik atau memiliki periode lebih dari 200 tahun.
- X/ mengindikasikan komet dengan orbit yang tidak dapat diperhitungkan (biasanya komet lama)
- D/ mengindikasikan komet periodik yang sudah menghilang
- I/ mengindikasikan benda langit yang berasak dari luar tatasurya (interstellar)
Sementara rincian sistem setengah bulan adalah sebagai berikut:
Huruf | Tanggal | Huruf | Tanggal | Huruf | Tanggal |
A | 1 – 15 Januari | J | 1 – 15 Mei | R | 1 – 15 September |
B | 16 – 31 Januari | K | 16 – 31 Mei | S | 16 – 30 September |
C | 1 – 15 Februari | L | 1 – 15 Juni | T | 1 – 15 Oktober |
D | 16 – 29 Februari | M | 16 – 31 Juni | U | 16 – 31 Oktober |
E | 1 – 15 Maret | N | 1 – 15 Juli | V | 1 – 15 November |
F | 16 – 31 Maret | O | 16 – 31 Juli | W | 16 – 30 November |
G | 1 – 15 April | P | 1 – 15 Agustus | X | 1 – 15 Desember |
H | 16 – 30 April | Q | 16 – 31 Agustus | Y | 16 – 31 Desember |
Jadi, untuk komet yang akan dengan “mudah” diamati pada awal tahun 2023 yaitu C/2022 E3 (ZTF) merupakan komet ketiga yang diamati untuk pertama kali pada Pertengahan Pertama Bulan Maret Tahun 2022 menggunakan instrumen Zwicky Transient Facility di Observatorium Palomar, California. Info lengkap tentang komet ini bisa dibaca di sini.