Muhammad Dimas Firdaus
Tahun baru saja di mulai, namun fenomena langit tetap ada untuk dapat diamati oleh manusia di Bumi. Fakta yang perlu dicatat adalah tahun 2024 merupakan tahun kabisat yang berarti Februari akan berlangsung selama 29 hari dan jumlah hari pada tahun ini adalah 366 hari. Untuk pembahasan tahun kabisat dan tahun normal akan dibahas pada tulisan lain, pada tulisan ini kita akan fokus pada fenomena langit yang terjadi di Januari 2024.
3 Januari – Bumi berada pada posisi perihelion dengan jarak 0.9833 SA. Salah satu cara untuk mengamati fenomena ini adalah dengan pengamatan Matahari, Matahari akan terlihat sedikit lebih besar karena jarak yang lebih dekat. Merujuk pada Accurate Times 5.7, semidiameter pada puncak perihelion adalah 16’16”.
4 Januari – Ada dua fenomena yang dapat diamati, yaitu puncak Hujan Meteor Quadrantid yaitu sekitar pukul 02:32 – subuh, dan fase Bulan perbani akhir (last quarter) yang mencapai puncaknya pada pukul 10.30 WIB.
9 Januari – Venus dan Bulan akan terlihat berdekatan dengan puncak elongasi 5°42’. Di Medan fenomena ini akan dapat diamati sejak kedua benda langit ini terbit yaitu sekitar menjelang subuh atau sekitar pukul 4 pagi.
10 Januari – Setelah sebelumnya berkonjungsi dengan Venus, hari ini Bulan berkonjungsi dengan Merkurius dan Mars. Namun untuk mengamati ini lebih sulit dibandingkan dengan mengamati konjungsi dengan Venus. Hal ini dikarenakan posisinya yang sudah semakin dekat dengan Matahari.
12 Januari – Pengamatan Hilal awal bulan Rajab 1445 H. Pada tanggal 12 Januari di Sumatera Utara tinggi Hilal ketika Matahari terbenam adalah sekitar 12°, ketinggian yang sudah melebihi batas normal agar dapat teramati, bahkan dengan kasat mata.
14 Januari – Konjungsi Bulan – Saturnus hanya dengan jarak ~2°. Fenomena ini dapat diamati sejak Matahari terbenam. Sekitar setengah 7 malam di daerah Sumatera Utara.
18 Januari – Fase Bulan perbani awal (first quarter). Puncak fase ini adalah pukul 10:53 WIB, namun akan dengan mudah disaksikan setelah Matahari terbenam.
20 Januari – Konjungsi Bulan Pleiades dengan elongasi 45.5’. Bulan akan menyelinap diantara 7 bersaudara ini. Dengan eksposur yang tepat mengamati fenomena ini akan sangat menarik.
19 Januari – Konjungsi Bulan – Jupiter dengan elongasi ~3°, namun tidak teramati dengan optimal di Indonesia karena puncak fenomeana ini pukul 3 pagi. Serta puncak Hujan Meteor γ-Ursae Minorid, dengan 3 ZHR, hujan meteor ini akan cukup sulit untuk diamati.
26 Januari – Bulan Purnama Mikro (Micro Moon), Fase Bulan Purnama dengan tampilan Bulan yang terlihat sedikit lebih kecil dari biasanya. Bulan akan mencapai titik terjauhnya dengan Bumi (apogee) pada 29 Januari. Sehingga saat purnama tanggal 26 ini Bulan masih cenderung lebih kecil dari biasanya dengan jarak Bulan – Bumi ~403rb km dan semidiameter Bulan 14’51”.