Penulis: Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
Halaman: xiv+142
Buku ini membahas astronomi di era Ottoman (‘Utsmani) dari aspek sejarah, perkembangan, dan tokoh. Tokoh astronomi yang tidak bisa diabaikan di era ini adalah Taqiyyuddin ar-Rashid (w. 993 H/1584 M) dengan “Observatorium Istanbul”nya. Dalam sejarah tokoh ini memiliki kontribusi besar dalam bidang astronomi dan observatorium, karya dan kontribusinya menjadi warisan berharga umat Islam hari ini. Observatorium Istanbul betapapun keberadaannya teramat singkat namun memberi pengaruh besar bagi perkembangan riset astronomi dunia. Dalam sejarah tercatat observatorium ini merupakan yang terakhir dalam sejarah dan peradaban Islam yang memberi pengaruh signifikan bagi perkembangan astronomi dan observatorium di era modern.
Sementara itu dalam konteks modern, Turki hari ini dikenal memiliki kontribusi terutama dalam koleksi karya-karya manuskrip astronominya yang tersebar di berbagai museum dan perpustakaan di Turki. Seperti penuturan sejumlah peneliti, Turki adalah negara yang memiliki koleksi naskah-naskah (manuskrip) terbesar di dunia, diantaranya tentu saja naskah-naskah di bidang astronomi (ilmu falak).
Dalam konteks kajian kontemporer, sosok yang mesti disebutkan adalah Fuad Seizkin, seorang peneliti sejarah sains Islam asal Turki yang amat populer, yang telah banyak menulis tentang warisan ilmu pengetahuan umat Islam dimana karya spektakulernya adalah “Tarikh at-Turats al-‘Araby”. Selain itu, Fuad Seizkin juga adalah yang menginisiasi terbentuknya “Museum Sains dan Teknologi Islam” yang menyimpan peninggalan-peninggalan para ilmuwan Muslim, diantaranya peninggalan-peninggalan instrumen astronomi para astronom Muslim di peradaban Islam.
Turki modern juga memiliki kontribusi dalam bidang perumusan Kalender Islam Global, dimana pada tahun 2016 M negara ini menghelat sebuah muktamar internasional bertemakan “Mu’tamar Tauhid at-Taqwim al-Hijry ad-Dauly” (Muktamar Penyatuan Kalender Hijriah Internasional) yang melahirkan konsep Kalender Islam Global dengan kriteria Imkan Rukyat (ketinggian hilal 5 derajat dan sudut elongasi 8 derajat).