Oleh : Muhammad Hidayat
Wakil Ketua OIF UMSU
Horary quadrant atau Quadran Vetus adalah instrumen astronomi abad pertengahan yang berfungsi untuk menunjukan waktu, mengukur ketinggian, jarak, dan kedalaman. Horary Quadrant atau Quadran Vetus adalah salah satu dari tiga kuadran abad pertengahan yang masih hidup dari jenisnya yang saat ini masih berada di Museo Galileo (Florence), di Museum Sejarah Ilmu Pengetahuan (Oxford) dan di British Museum (London). Ciri khas Horary Quadrant atau Quadran Vetus ini adalah teradapat kursor yang dapat bergerak yang terpasang pada skala luar yang memungkinkan untuk menentukan ketinggian, deklinasi matahari sepanjang tahunnya
Perkembangan quadrant atau rubu’ mengalami perkembangan yang cukup pesat pada masa pemerintahan Islam (Abad 5 M – 13 M). Setidaknya, berdasarkan pernyataan David A. King, ada 4 jenis rubu’, King lebih sering menyebutnya quadrant, yang sangat terkenal di dunia dan kesemuanya adalah penemuan astronom muslim. Adapun 4 jenis quadrant atau rubu’ yaitu :
Sine quadrant atau sinecal quadrant atau rubu’ al-mujayyab.
- Astrolabe quadrant, nama lainya almucantar quadrant atau quadrant novus (sebutan oleh orang Eropa)
- Horary quadrant atau quadrant vetus (sebutan oleh Orang Eropa)
- Sakkaziya quadrant atau universal quadrant
Kali ini kita akan membahas jenis quadran nomor tiga yang bernama Horary Quadrant atau Quadran Vetus (sebutan oleh Orang Eropa). Tulisan mengenai Horary Quadrant pernah muncul pada abad ke-9 Masehi di Bagdad dan dipelihara di Cairo. Horary Quadrant, seperti halnya sine quadrant, sering ditemukan dibelakang astrolabe. Misalnya di belakang astrolabe milik ibn al-Sarraj. Adapun quadrant atau rubu’ yang sekarang beredar di Indonesia adalah rubu’ al-mujayyab buatan ibn al-Shatir atau jenis nomor satu diatas.
Selain berkembang pada masa peradaban Islam, quadrant atau rubu’ juga berkembang di negara latin bagian barat termasuk Eropa. Millas Vallicrosa pernah menulis mengenai sejarah quadrant vetus. Dia juga membuktikan keberadaan quadrant tertua di negara latin bagian barat, yang mirip dengan quadrant vetus, dan dia menyebutnya quadrant vetustissimus. Pada quadrant vetus, terdapat rangkaian garis parallel (parallel dengan salah satu sisi quadrant) yang disusun pada ujung instrument, pada suatu bagian yang berbentuk seperempat lingkaran, dibawah bagian tepi, pada cursor dan pada gambaran ekliptic. Garis-garis ini, menurut Millas Vallicrosa, menunjukan penggunaan 2 fungsi trigonometri, sinus dan cosinus, untuk beberapa sudut yang berhubungan.
Ada beberapa hal yang membuat quadrant vetus menjadi alat yang penting selama abad pertengahan. Kemungkinan terbesarnya adalah bahwa tulisan mengenai quadrant vetus digunakan di berbagai universitas sebagai alat pendidikan untuk mengajar mathematika, astronomi dan astrologi. Berbagai tulisan mengenai quadrant telah ditulis oleh berbagai astronomdi Eropa. Buku pertama muncul sekitar tahun 1140 dengan judul Practica Geometri. Buku yang dikarang oleh Hugh ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan pengerjaan geometri dan pernyataan bahwa gambaran mengenai bagian paling mendasar rubu adalah susunan rubu‘ pada bagian belakang astrolabe, dan aplikasi praktisnya adalah untuk menghasilkan pengukuran altimetri, planimetry, dan stereometry.
Gambar 1. Horary quadrant atau quadrant vetus (Populer di Eropa)
Gambar 1. Merupakan Horary quadrant atau quadrant vetus yang sangat populer di Eropa dari abad ke-12, ketika teks-teks Latin pertama pada penggunaannya muncul, sampai abad ke-16, tetapi pertama kali dijelaskan dalam risalah Arab dari Baghdad abad ke-9. Oleh karena itu cukuplah untuk berkomentar bahwa tidak ada kontribusi Islam untuk berbagai kreasi yang telah ditemukan dalam Rubu’ Al-Mujayyab. Hal tersebut karena bertentangan dengan berbagai literatur modern.
Gambar 2. Horary Quadran
Gambar 2. Merupakan Horary quadrant dengan kursor bergerak, ditemukan dalam risalah instrumen untuk ketepatan waktu oleh al-Marrakushi. Hal ini sepertinya pengembangan dari tanda-tanda bagian belakang pelat zarqalliyya, tetapi al-Marrakushi merujuk pada bagian belakang kuadran zarqalliyya.
Sumber :
David A. King, Islamic Mathematical Astronomy. London: Variorum Reprints, 2005.
David A King, An Analog Computer for Solving Problems of Spherical Astronomy: The Shakkaziya Quadrant of Jamal al-Din al- Maridini. London: Variorum Reprints, 1987.
Hendro Setyanto, Petunjuk Percobaan Guru Rubu’ Al-Mujayyab. Bandung: Pudak Scientific, 2002.
https://en.wikipedia.org/wiki/Quadrans_Vetus diakses 05 Mei 2020
Yadi, Setiadi. Akurasi Perhitungan Terjadinya Gerhana Dengan Rubu’ Al-Mujayyab. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. 2012.