Lanjut, Seminar dan Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal panel sesi 2 diisi oleh Muhammad Rofiq, Lc, MA, Ph.D (Dosen dan Ketua Center for Integrative Science and Islamic Civilization (CISIC) UMY) dan dilanjutkan oleh narasumber berikutnya yaitu Prof. Tono Saksono, Ph.D yang merupakan ketua Islamic Science Research Network Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (ISRN UHAMKA) Jakarta. Kegiatan digelar di Kampus Utama Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tepatnya di Jl. Kapten Muchtar Basri No. 3, Medan. Pada hari Jum’at (13/10/2023) pukul 19.45 malam hari.
Mengapa KHGT ? M. Rofiq menyimpulkan, hal ini sejalan dengan masalah yang sedang dihadapi umat Islam yaitu terkait penentuan awal bulan, seperti tidak bisa mengetahui terlebih dahulu tanggal permulaan bulan, tidak seragamnya pelaksanaan hari-hari ibadah di tingkat global bahkan lokal, dan dualisme sistem kalender umat Islam atau kalender Qamariah tidak bisa digunakan mengatur urusan sipil.
Begitupun Prof. Tono Saksono, menuangkan argumen Syar’i dan SainTek Kalender Hijri Global Tunggal, diantaranya :
- Lifelong problem yang selalu menghantui ummat Islam dalam membangun peradaban Muslim adalah, di antaranya, tiadanya Kalender Islam
- Akibat ada anggapan bahwa mengawali bulan Islam harus melihat hilal secara lokal → visibilitas hilal
- Padahal, kehadiran hilal adalah murni fenomena global
- Fase-fase Bulan (ijtimak, hilal, quarter-moons, waxing gibbous, purnama, wanning gibbous, ‘urjunil qadim) SEMUANYA fenomena global!
- Di wilayah lokal dapat terjadi kapan saja, siang atau malam, visible atau invisible
Dari beberapa permasalahan diatas, tentu sudah jelas mengapa kita harus merumuskan Kalender Hijriah Global Tunggal.
Meskipun kegiatan berlangsung hingga malam hari, acara ini mendapatkan kesan positif dari peserta, hal ini dibuktikan dengan antusias peserta yang memberikan pertanyaan dan diskusi yang berlangsung interaktif.