Ajraini Nazli
Tim OIF UMSU
Ketika melihat benda-benda di sekitar, kita tahu bahwa benda-benda tersebut tersusun dari atom-atom yang ukurannya sangat kecil. Begitu juga ketika melihat objek yang lebih besar seperti galaksi dan bintang-bintang. Jumlah dari materi yang kita ketahui tersebut faktanya hanya mengisi 15% dari total materi di alam semesta yang begitu luas. Materi di alam semesta didominasi oleh materi tak tampak yang disebut sebagai dark matter (materi gelap). Dark matter tidak memancarkan dan menyerap cahaya sehingga wujudnya tidak dapat dilihat oleh mata dan instrumen saat ini. Lalu bagaimana para astronom yakin akan keberadaannya?
Gambar Kecepatan bintang-bintang di suatu galaksi menunjukkan bukti keberadaan dark matter
Sumber : https://cdms.phy.queensu.ca/
Pada 1970, astronom melakukan pengukuran gerak bintang-bintang di galaksi. Awalnya, astronom menyangka bahwa kecepatan bintang di dekat pusat galaksi lebih besar dibandingkan bintang di pinggir galaksi. Namun hasil pengamatan mengejutkan para astronom pasalnya bintang di kedua lokasi tersebut bergerak sama cepatnya. Bintang-bintang di pinggir galaksi bergerak dengan kecepatan yang sangat besar hingga seharusnya membuat bintang terlempar. Hal ini karena tarikan dari gravitasi materi-materi yang ada di galaksi tersebut tidak akan mampu mempertahankan bintang di posisinya. Perumpamaan yang sama ketika kita berputar bersama teman kita, Ketika kecepatan putarannya meningkat kita bisa terhempas jika tidak berpegangan kuat. Gravitasi ibarat kekuatan kita dalam berpegangan tangan. Namun benarkah bintang di pinggir galaksi tersebut terhempas? Keadaannya tidak seperti itu. Ternyata bintang-bintang tetap bergerak stabil.
Melihat fenomena ini, astronom dibawa pada kesimpulan adanya gravitasi ‘tambahan’ yang berasal dari materi tak terlihat sehingga mampu membuat bintang tetap dapat bergerak stabil. Materi tersebut dinamakan dark matter. Meski tidak dapat dideteksi hingga kini, efek gravitasi yang ditimbulkan oleh dark matter menjadi bukti kuat keberadaannya.
Hingga kini, para ilmuwan memiliki beberapa ide tentang apa itu sebenarnya dark matter. Salah satunya menyatakan bahwa dark matter terdiri dari partikel yang tidak dapat berinteraksi dengan materi normal (seperti cahaya), tapi masih memiliki efek gravitasi. Contoh lainnya bagaimana tim di Large Hadron Collider CERN berusaha menghasilkan partikel dark matter untuk bisa dipelajari di laboratorium.