Abu Yazid Raisal, M.Pd
Tim Peneliti Observatorium Ilmu Falak UMSU
Bintang adalah salah satu benda langit yang bisa memancarkan cahayanya sendiri. Matahari merupakan salah satu bintang yang ada, yang menjadi pusat tata surya. Bintang merupakan penghias langit malam yang terbaik. Sekilas semua bintang terlihat sama, namun sebenarnya bintang-bintang tersebut berbeda.
Tiap unsur kimia yang dipanaskan dengan suhu yang sangat tinggi akan memancarkan cahaya yang khas. Berdasarkan hal tersebut, dapat diduga kandungan yang terdapat pada sebuah bintang. Berdasarkan warna spektrum cahaya itu pula, bintang-bintang dibagi menjadi beberapa kelas. Kelas spektrum terbagi dalam urutan O, B, A, F, G, K, M (R, N, S). Masing-masing kelas dibagi lagi menjadi sub-kelas mulai dari 0 hingga 9. Misalnya B0 hingga B9.
Bintang kelas O
Bintang kelas O memancarkan spektrum cahaya cemerlang dan masih berwana biru. Suhu permukaanya sekitar 25.000 – 50.000 derajat Celsius. Energi yang terpancar dari bintang kelas O berupa sinar ultraviolet yang tak kasat mata disebabkan suhunya yang sangat panas. Bintang tipe ini mengandung ion helium, oksigen, nitrogen, silikon, dan lain-lain.
Bintang kelas B
Bintang kelas B garis-garis spektrumnya menunjukkan adanya helium netral dan ionisasi oksigen. Suhunya berkisar 10.000 – 25.000 derajat Celsius. Bintang kelas B berwarna biru. Yang membedakan bintang kelas B dengan kelas O adalah adanya garis hidrogen yang lebih tajam.
Bintang kelas A
Bintang kelas A suhunya berkisar antara 7.500 – 10.000 derajat Celsius, berwarna biru dengan garis hidrogen yang paling tajam. Garis-garis dari ionisasi logam tampak lemah. Beberapa atom mengalami ionisasi, seperti magnesium (Mg), silikon (Si), besi (Fe), dan kalsium (Ca). Garis-garis logam netral tidak tampak di beberapa bintang kelas A.
Bintang kelas F
Bintang kelas F garis hidrogennya masih tampak meski lebih lemah dari tipe A. Berkas garis ion kalsium (Ca), besi (Fe), dan kromium (Cr) masih tampak. Garis logam netral terlihat jelas. Suhunya berkisar antara 6.000 – 7.500 derajat Celsius. Bintang kelas F berwarna biru keputihan.
Bintang kelas G
Bintang kelas G memiliki suhu antara 5.000 – 6.000 derajat Celsius. Garis hidrogen lebih lemah daripada kelas F. Garis-garis ion logam dan logam netral tampak terlihat. Bintang kelas G memiliki warna putih kekuningan. Matahari sebagai pusat tata surya tergolong ke dalam bintang kelas G, tepatnya pada sub-kelas G2.
Bintang kelas K
Bintang kelas K garis logam netralnya tampak jelas, dengan garis hidrogen lemah sekali. Memiliki suhu antara 3.500 – 5.000 derajat Celsius. Pada bintang kelas ini, titanium oksida (TiO) memperlihatkan warna spektrumnya, namun tampak lemah. Bintang kelas K berwarna jingga kemerahan. Bintang-bintang tua biasanya tergolong dalam kelas K.
Bintang kelas M
Bintang kelas M anggotanya adalah bintang-bintang tua di alam semesta. Memiliki suhu dibawah 3.500 derajat Celsius. Berwarna merah dengan pita molekul titanim oksida (TiO) terlihat jelas dalam pita spektroskop. Bintang-bintang ini biasanya hampir mendekati ajal.
Bintang kelas R, N, S
Pengelompokan bintang ke dalam kelas R, N, dan S ini lebih berdasarkan pada sifat fisik atau kelimpahan unsur karbon suatu bintang. Bintang kelas R merupakan turunan dari bintang kelas K, sedang bintang kelas N dan S merupakan turunan dari bintang kelas M. Bintang kelas R memiliki ciri-ciri seperti bintang kelas K, namun kandungan molekul lain, yaitu (C2), (CH), dan sianogen (CN), bukan molekul oksida seperti pada bintang kelas K normal. Demikian juga bintang kelas N yang memiliki ciri-ciri bintang kelas M. Bukan pita molekul oksida yang terbentuk, melainkan molekul (C2), (CH), dan sianogen (CN).
Bintang kelas R dan N disebut juga bintang kelas C (karbon), karena kelimpahan unsur karbonnya yang besar. Sedangkan bintang kelas S menyerupai bintang kelas M, tetapi tidak mengandung oksida titanium, skandium, atau vanadium. Unsur-unsur digantikan logam lain yang lebih berat, seperti zirkonium (Zr) dan barium (Ba).