Nova Anggraini
Tim Planetarium OIF UMSU
Fenomena alam tidak hanya tentang Gerhana, Hujan Meteor, Konjungsi Planet, dan sebagainya. Adapula fenomena alam yang orang awam jarang ketahui dan tidak disemua tempat (lokasi) bisa terjadi. Fenomena alam ini bentuk dan warnanya unik serta indah menjadi daya tarik manusia untuk bisa menyaksikannya. Hal ini dikarenakan fenomena ini berupa pancaran cahaya berwarna warni yang terjadi pada bagian ionosfer suatu planet.
Fenomena ini biasa disebut dengan Aurora. Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin surya). Angin surya adalah aliran elektron dan proton yang terlepas dari Matahari akibat tingginya energi kinetik yang dimiliki kedua partikel serta suhu Matahari. Secara umum, aurora dapat diartikan pancaran cahaya pada langit daerah lintang tinggi, sebagai akibat atas pembelokan partikel angin Matahari oleh magnetosfer ke arah kutub, serta adanya reaksi dengan molekul-molekul atmosfer.
Aurora tampak seperti tirai besar yang bergantung di langit, berubah bentuk secara perlahan. Seringkali terlihat di wilayah yang luas, terutama ketika aktivitas bintik Matahari sedang tinggi. Kebanyakan aurora diamati dalam sabuk sekitar kutub geomagnetic antara lintang 15’ dan 30’ , dengan frekuensi maksimum pada lintang sekitar 22,5’. Ketinggian dimana aurora terjadi terutama dari 80 sampai 150 km, meskipun dapat juga terjadipada ketinggian yang lebih tinggi.
Aurora terdiri dari dua jenis yaitu Aurora Borealis paling sering disaksikan di Fairbanks, Alaska, dan beberapa lokasi di Kanada Timur, Islandia dan Skandinavia Utara. Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis yang dinamai dari Dewi Fajar Roma yaitu Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara yaitu Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah Matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April.
Dan yang kedua Aurora Australis paling jarang terlihat karena aurora ini biasanya justru terlihat terang di daerah yang jarang penduduknya. Aurora Australis adalah nama untuk aurora yang terjadi di sebelah selatan. Sifat yang dimiliki oleh aurora Australis hampir sama dengan aurora Borealis. Nama Australis diberikan karena aurora ini terjadi di sebelah selatan bumi. Maka diberi nama mirip dengan negara yang berada dekat dengan kutub selatan, yakni Australia. Aurora Australis terkadang muncul di puncak pegunungan pada daerah yang beriklim tropis.
Fenomena ini terjadi karena angin Matahari (solar wind) yang berupa kumpulan partikel-partikel bermuatan listrik, seperti elektron (muatan listrik negatif) dan proton (muatan listrik positif), yang berasal dari lapisan atmosfer Matahari berinteraksi dengan medan magnet Bumi (geomagnetik). Partikel bermuatan listrik dipengaruhi oleh medan magnet, yang dalam fisika disebut dengan gaya Lorentz.
Walaupun aurora tampak menakjubkan, namun kehadiran aurora juga memberikan dampak di kutub Bumi. Adapun dampak yang terjadi akibat terjadinya Aurora di kutub bumi ialah :
- Mengganggu Jaringan Telekomunikasi
- Mengganggu Arus Listrik
- Mengganggu/Merusak Satelit
- Dapat Mengganggu GPS
Aurora australis biasanya sering terlihat di Australia pada siklus 11 tahun aktivitas titik Matahari. Warna-warna yang kita lihat pada aurora bergantung pada gas di atmosfer yang bertumbukan dengan partikel bermuatan yang dibawa oleh angin Matahari. Terdapat dua gas utama yang ada di atmosfer yang paling berpengaruh pada pembentukan cahaya aurora yaitu oksigen dan nitrogen.