Abu Yazid Raisal
Tim Peneliti OIF UMSU
Seperti kita ketahui Bumi sebagai salah satu planet mengelilingi Matahari dalam orbit yang berbentuk elips atau yang dikenal dengan revolusi Bumi. Selain mengelilingi Matahari, Bumi juga berputar pada porosnya yang dikenal dengan rotasi Bumi. Bumi melakukan rotasi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan miring dengan besar sudut 23,5o yang menyebabkan adanya perubahan musim di permukaan Bumi. Selain itu juga menyebabkan terjadinya perbedaan panjang siang dan malam dan menyebabkan adanya gerak semu tahunan Matahari. Gerak semu tahunan matahari adalah pergerakan semu matahari yang seolah-olah bergerak dari selatan ke utara dan kembali ke selatan setiap tahunnya. Fenomena ini mengakibatkan matahari tidak terbit dan terbenam di tempat yang sama sepanjang tahun. Matahari terlihat bergeser dari utara ke selatan atau sebaliknya dari hari ke hari.
Saat bagian utara Bumi condong ke matahari, bagian tersebut mendapat sinar lebih banyak dan siang lebih panjang sehingga terjadi musim panas pada negara-negara di belahan Bumi utara. Sebaliknya, pada saat yang sama, terjadi musim dingin di bagian selatan Bumi. Saat bagian selatan Bumi condong ke matahari, bagian tersebut mendapat sinar lebih banyak dan siang lebih panjang sehingga terjadi musim panas pada negara-negara di belahan Bumi selatan. Sebaliknya, pada saat yang sama, terjadi musim dingin di bagian utara Bumi. Matahari mencapai titik paling utara dalam gerak semu tahunan terjadi sekitar tanggal 20-22 Juni yang dikenal dengan titik balik utara atau soltis musim panas. Matahari mencapai titik paling selatan dalam gerak semu tahunan terjadi sekitar tanggal 20-23 Desember yang dikenal dengan titik balik selatan atau soltis musim dingin. Titik tengah di antara keduanya disebut ekuinoks.
Ada saatnya ketika poros Bumi tidak condong maupun menjauhi Matahari. Pada saat itu bidang ekuator Bumi sama dengan bidang ekuator Matahari. Dengan kata lain, Matahari akan bergerak semu harian di atas ekuator. Peristiwa ini dikenal dengan ekuinoks. Ekuinoks berasal dari bahasa Latin “Aequus” yang artinya sama dan “Nox” yang artinya malam. Pada saat ekuinoks, panjang siang dan malam akan sama di kedua belahan Bumi. Semua tempat di permukaan Bumi akan mengalami waktu siang dan malam yang sama yaitu masing-masing 12 jam. Pada saat ekuinoks, Matahari akan terbit tepat di ufuk timur dan akan terbenam tepat di ufuk barat.
Ekuinoks terjadi dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Maret dan bulan September. Pada bulan Maret ekuinoks terjadi sekitar tanggal 20-21 dan dikenal dengan ekuinoks musim semi. Pada bulan September ekuinoks terjadi sekitar tanggal 22-23 dan dikenal dengan ekuinoks musim gugur. Pada saat ekuinoks, orang-orang yang tinggal di daerah ekuator akan mengalami hari tanpa bayangan. Hal ini disebabkan Matahari akan tepat melintas di atas kepala atau tepat di zenit pada tengah hari. Pada tahun 2020, ekuinoks terjadi pada tanggal 20 Maret dan 22 September. Ekuinoks merupakan fenomena yang terjadi setiap tahun dan tidak menyebabkan suhu Bumi menjadi tinggi. Selain Bumi, planet lain di tata surya juga mengalami peristiwa ekuinoks.