Oleh: Hariyadi Putraga
Sekretaris OIF UMSU
Setelah sempat menghilang, para peneliti mengamati peta sinar-X di langit malam dan menemukan kembali lebih dari dua lusin “kepompong” lubang hitam. Semua singularitas ini telah salah diklasifikasikan sebagai sebuah galaksi yang berada sangat jauh atau ke dalam jenis lubang hitam lainnya.
Gambar: langit bagian selatan yang diamati Chandra Deep Field-South (CDF-S) di mana kepompong lubang hitam baru terdeteksi.
Semua 28 objek tersebut adalah lubang hitam supermasif, yang memiliki massa miliaran kali dari matahari kita. Dan semua kepompong ini sedang melalui tahap pengembangan di mana mereka menyelimuti diri mereka sendiri dalam gelembung debu dan material lainnya.
Kepompong-kepompong ini mengaburkan pembacaan sinar-X cerah yang dipancarkan oleh material panas yang berputar di event horizon – sebuah lokasi dimana material yang masuk tidak bisa kembali – yang membuat mereka tampak lebih redup daripada sebenarnya.
Model pembentukan lubang hitam ini menginformasikan bahwa ada lebih banyak lubang hitam seperti ini di langit, tetapi sampai sekarang, para ilmuwan belum melihat sebanyak yang diharapkan.
Penelitian baru ini, berdasarkan pengamatan pada satu bidang langit belahan selatan yang menunjukkan banyak dari mereka yang bersembunyi di depan mata.
Untuk mengamati lubang hitam ini, para peneliti membandingkan gambar sinar-X dari Chandra Deep Field-South (CDF-S), gambar sinar-X yang sangat detail dari sebidang langit selatan, dengan pengamatan inframerah dan optik dari sebidang langit yang sama.
Enam puluh tujuh supermassif terselubung seperti itu sudah ditemukan dalam gambar. Tetapi para peneliti menemukan 28 objek yang tampak redup dalam gambar sinar-X tetapi cerah dalam inframerah dan panjang gelombang optik . Mereka ternyata adalah lubang hitam di pusat-pusat galaksi aktif yang sangat tersembunyi oleh kepompong mereka sehingga mereka terlihat oleh teleskop sinar-X Chandra seperti objek redup, lubang hitam supermasif yang lebih tua atau galaksi yang lebih jauh.
Lebih dari 40% dari objek sampel yang telah diremehkan karena pengaburan intrinsik dan baru mereka pelajari Kembali ternyata adalah lubang hitam dengan beberapa tingkat kepompong yang belum diteliti oleh studi sebelumnya.
Gambar: Ilustrasi menunjukkan seperti apa lubang hitam terselubung itu.
(Gambar: © Kredit: X-ray: NASA / CXC / Penn State / B.Luo et al; Ilustrasi: NASA / CXC / M. Weiss)
Hal ini merupakan masalah besar karena dua alasan, yaitu:
Pertama, proses pengembangan lubang hitam supermasif itu merupakan proses yang sangat kompleks, dan astrofisikawan masih belum memahaminya dengan baik. Benda-benda yang begitu besar sehingga sulit untuk menjelaskan bagaimana mereka memperoleh semua massa mereka bahkan dengan miliaran tahun untuk melahap materi.
Data baru ini dapat meningkatkan model teoritis tentang bagaimana singularitas raksasa terbentuk, yang mengungkapkan bahwa lubang hitam menghabiskan lebih banyak waktu pengembangannya dalam tahap kepompong daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini bisa memperjelas sejarah galaksi besar seperti Bima Sakti dengan lubang hitam sebagai pusat raksasa mereka.
Gambar: Ilustrasi isi Kepompong Lubang Hitam
Alasan kedua berkaitan dengan “latar belakang X-ray.” Pengamatan sinar-X dari langit mengungkapkan banyak objek yang berbeda, tetapi ada juga cahaya yang tersebar di luar rentang energi sinar-X yang oleh teleskop Chandra – sejauh ini merupakan teleskop sinar-X paling canggih – dapat dengan mudah dideteksi. Para astronom tidak memiliki gambaran yang jelas tentang cahaya ini. Tetapi banyak peneliti menduga lubang hitam yang tak terlihat terlibat dalam memproduksinya.
Populasi lubang hitam kepompong yang lebih besar dari perkiraan dapat membantu menjelaskan beberapa bagian yang paling tidak dipahami dari latar belakang sinar-X itu.