Oleh : Rizkiyan hadi
Mungkin kita sering melihat di televisi atau internet tentang fenomena aurora yang berwarna-warni di malam hari, dan menjadi salah satu fenomena alam yang sangat indah. Namun tahukah, anda bagaimana aurora itu bisa terjadi dan kenapa aurora hanya terlihat di daerah kutub Bumi. Nah, untuk itu artikel ini akan membahas bagaimana fenomena aurora dan kenapa aurora hanya terlihat di kutub bumi.
Apa itu Aurora ?
Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer yang terjadi di daerah yang dekat dengan kutub magnet dari sebuah planet Secara umum, aurora dapat muncul sebagai busur cahaya yang panjang dan sempit, seringkali memanjang dari timur ke barat dari cakrawala ke cakrawala lainnnya. Di lain waktu aurora membentang di langit malam bisa berbentuk pita yang melengkung, melipat, dan berputar, atau bahkan seperti tirai.
Dimana kita dapat melihat Aurora ?
Aurora bisa terlihat di sekitar kutub Bumi, yaitu di daerah berbentuk cincin dengan diameter sekitar 4.000 km (2.500 mil) sekitar kutub magnet Bumi. Cincin-cincin ini dikenal sebagai oval aurora. Untuk di belahan Bumi utara aurora biasanya melintasi Alaska tengah dan Kanada, Greenland, dan utara Skandinavia dan Rusia. Sedangkan di belahan Bumi selatan, aurora sebagian besar berada di lautan mengelilingi Antartika, tetapi kadang-kadang bisa mencapai ujung Selandia Baru, Chili, dan Australia. Ada kesalahpahaman umum bahwa aurora hanya dapat dilihat dekat kutub Bumi, tetapi aurora sebenarnya cukup langka di geografis dan kutub geomagnetik. Bahkan, jika Anda melakukan ekspedisi ke pantai utara Alaska, Anda biasanya harus melihat ke selatan untuk melihat aurora. Oval auroral mengembang dan berkontraksi dengan tingkat aktivitas auroral, kadang-kadang meluas ke garis lintang yang lebih rendah untuk menutupi sebagian besar Amerika Utara atau Eropa saat ruang sekitar Bumi paling terganggu. Ketinggian dimana aurora terjadi terutama dari 80 sampai 150 km di bagian atas atmosfer bumi, meskipun dapat juga terjadi pada ketinggian yang lebih tinggi. Pada lintang-lintang tinggi, dalam bulan-bulan musim panas, aurora tampak dalam bagian atmosfer atas yang diterangi matahari setelah matahari terbenam, atau terbit.
Bagaimana aurora bisa terjadi ?
Secara umum, aurora terjadi akibat atas pembelokan partikel angin matahari oleh magnetosfer ke arah kutub, serta adanya reaksi dengan molekul-molekul atmosfer. Dimana ketika terjadi sebuah ledakan didaerah sunspot yang melontarkan energi berupa arus proton dan elektron atau disebut juga Angin Matahari. Kemudian lontaran Angin Matahari tersebut menghantam planet- planet yang berada di Tata Surya. Ketika melewati Merkurius dan Venus, angin matahari akan langsung begitu saja menerpa atmosfernya, sehingga planet tersebut mengalami peningkatan suhu yang luar biasa akibat dari terpaan aliran proton dan elektron yang dibawanya. Namun tidak demikian ketika Angin Matahari itu menghantam Bumi. Karena Bumi ini bagaikan magnet yang berukuran sangat besar dengan kutub-kutub magnetnya hampir berdekatan dengan kutub geografis Bumi. Sehingga Bumi dilapisi oleh medan magnet (magnetosfer) yang berbentuk sebuah perisai yang mirip dengan buah apel. Ketika angin matahari menerpa magnetosfer, partikel-partikel angin matahari dibelokkan dan tertarik menuju kutub medan magnet bumi. Semakin tinggi partikel, maka semakin dalam lapisan magnetosfer yang berhasil ditembus olehnya. Aliran partikel yang tertarik ke kutub medan magnet bumi akan bertumbukan dengan atom-atom yang ada di atmosfer. Energi yang dilepaskan akibat reaksi dari proton dan elektron yang bersinggungan dengan atom-atom di atmosfer, dapat dilihat secara visual melalui pendar cahaya yang berwarna-warni di langit, atau yang kita kenal sebagai Aurora. Reaksi antara partikel angin matahari dengan atmosfer bumi, menghasilkan berbagai macam warna pada aurora. Perbedaan warna ini dipengaruhi oleh jenis atom yang berinteraksi dengan proton dan elektron, mengingat pada ketinggian-ketinggian tertentu, jenis atom penyusun atmosfer tidaklah sama.