Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) melakukan Diskusi Observatorium dan Astronomi (DOA) ke-29. Sabtu, (30/12/2023). Via Zoom.
Kegiatan ini turut dihadiri Kepala OIF UMSU yaitu Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, MA, Tim OIF UMSU, mahasiswa dan masyarakat umum. DOA ke-29 ini mengusung tema “Khazanah Ilmu Falak Banjar” dengan narasumber Nur Hidayatullah, S.HI, MH., selaku wakil ketua LPNU Kalimantan Selatan dan sekarang sedang menjadi mahasiswa Strata-3 di UIN walisongo Semarang.
Dalam kegiatan DOA ini, Nur Hidayatullah menuturkan terkait tokoh-tokoh falak, karya, dan manuskrip-manuskrip ilmu falak Banjar. Dalam materinya, ia menuturkan bahwa “tokoh falak itu disebut juga dengan ulama falak, sedangkan menurut KH Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Adabul ‘Alim wal Muta’allim bahwa ulama itu mempunyai dua syarat, yang pertama berilmu dan mempunyai rasa khasyah (takut) kepada Allah” tuturnya.
Diantara tokoh-tokoh nya ialah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, dengan karyanya yaitu:
- Kar ad-Dunya wa Khattul Istiwa’, yaitu tentang peta dunia, khatulistiwa dan arah kiblat.
- Risalah Ilmu Falak, tentang gerhana matahari dan bulan.
- Mas’alatul Qiblah Fil Batawi, tentang konflik arah kiblat masjid di Batavia.
Lalu ada juga KH. Muhammad Hanafi Gobet Qodhi Besar Kalimantan Indonesia yang terus menerus mendapatkan nilai 10 hingga lulus memperoleh predikat Jayyid Mumtaz dan menduduki rangking pertama di Madrasah Shoulatiyah Makkah (1360 H). Dengan karyanya :
- Beliau adalah pendiri al-Ma’had al-Islami, Guru pada Sekolah Qadhi (Kaikyo Gakko Ing), Guru pada sekolah Hakim dan Jaksa (SHD), Guru pada Kweekschool Nieuw Stijl
- Salah seorang pendiri Fakultas Islamologi Universitas Lambung Mangkurat, Dosen IAIN Antasari Banjarmasin (1963-1974)
- Pendiri Pesantren lslam Hunafa Banjarmasin
- Anggota MPR RI (1977-1982)
- Anggota Dewan Banjar Masa pendudukan NICA
- Qadhi Besar di Kalimantan (1942-1950)
- Pelopor Berdirinya Kementerian Agama di Kalimantan
- Kepala Kantor Kementerian Agama Pertama di Kalsel
Selanjutnya ia menyampaikan pengaruh dan peranan Ilmu Falak, yaitu pelurusan arah kiblat Masjid Jembatan Lima Jakarta, Pelurusan arah kiblat Masjid Yogyakarta, dan lainnya. Selain itu ia juga menyampaikan bahwa Ilmu falak yang sampai ke kita saat ini merupakan perjalanan Panjang dari satu tokoh ke tokoh yang lain, dari satu daerah ke daerah yang lain melintasi banyak ruang dan waktu. Mulai dari Hermes di Babilonia, sampai ke para Kyai di Indonesia.
Terakhir ia menyampaikan bahwa “sampai sekarang di Kalimantan masih ada ulama yang pintar di bidang ilmu falak, tapi mungkin tidak mengajarkan di lembaga pendidikan formal, melainkan di dalam pelajaran tambahan, seperti di pondok-pondok pesantren”, ujarnya.
Berikut lampiran link materi DOA-29, silahkan di download https://drive.google.com/drive/folders/1hd4k-Je613bD3DOUlHnPXRxQk268l066?usp=sharing