Gunung Kerinci merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3805 mdpl (meter di atas permukaan laut). Gunung ini juga sekaligus sebagai gunung berapi tertinggi di Asia Tenggara. Gunung kerinci terletak di Provinsi Jambi dan termasuk dalam bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), sehingga Gunung Kerinci sering disebut sebagai atap Pulau Sumatera. Gunung Kerinci merupakan gunung berapi bertipe stratovulcano yang masih aktif.
Pada tanggal 16-18 Nopember 2018, tim OIF UMSU mencoba untuk mendaki Gunung Kerinci. Dikarenakan tim OIF UMSU belum pernah mendaki Gunung Kerinci, maka tim OIF mengikuti open trip yang diadakan oleh MDPL JOGJA. Pada tanggal 15 Nopember peserta yang mengikuti open trip termasuk tim OIF UMSU berkumpul di Bandara Udara Internasional Minangkabau sebelum berangkat menuju homestay yang terletak di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi. Perjalanan dari bandara menuju homestay menggunakan mobil selama 9 jam dan tiba pada pukul 22.00 WIB.
Pagi tanggal 16 Nopember, tim OIF UMSU beserta yang lain bersiap untuk melakukan pendakian. Dari homestay menuju tempat pendakian menggunakan mobil pick up dan membutuhkan waktu selama setengah jam. Setelah mendaftar di pos registrasi, perjalanan dilanjutkan menuju Pintu Rimba. Perjalanan menuju Pintu Rimba melewati perkebunan teh terluas di dunia. Pick up hanya mengantar sampai ke Pintu Rimba setelah itu dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Tim tiba di shelter 1 yang berada di ketinggian 2505 mdpl pada pukul 15.00 WIB. Tim memutuskan untuk menginap di shelter 1 sebelum melanjutkan perjalanan esok hari. Langit di atas shelter 1 terlihat cerah saat sore hari namun berawan saat malam hari sehingga tidak ada objek langit yang dapat terlihat. Selain berawan juga disertai gerimis yang membuat suhu semakin dingin. Karena tidak ada objek langit yang dapat dilihat, tim memutuskan untuk beristirahat.
Sehabis sholat subuh, tim menunggu matahari terbit namun tidak dapat terlihat karena ufuk timur tertutup oleh hutan. Setelah sarapan, tim membongkar tenda dan melakukan persiapan untuk melanjutkan pendakian menuju shelter 3 yang akan dijadikan tempat menginap selanjutnya sebelum menuju puncak.
Perjalanan hari kedua lebih berat dari hari pertama karena jalur yang dilewati berupa tanjakan sehingga harus berpegangan pada akar-akar pohon yang ada. Setelah melewati perjalanan yang cukup berat tim akhirnya sampai di shelter 3 pada pukul 14.00 WIB. Shelter 3 merupakan area terbuka yang luas sehingga dapat diisi beberapa tenda dan berada di ketinggian 3200 mdpl.
Tim OIF UMSU mencoba untuk memotret objek langit pada malam hari namun sama seperti malam sebelumnya langit dipenuhi oleh awan tebal. Padahal tanggal 17 Nopember merupakan puncak dari Leonid Meteor Shower. Dari shelter 3 terlihat lampu-lampu kota yang sangat indah dari kejauhan walaupun langit sedang berawan.
Pukul 04.00 WIB tim melanjutkan perjalanan menuju puncak. Untuk mendaki puncak, tim hanya membawa barang-barang seperti senter, air minum dan makanan ringan, sementara barang yang lain ditinggal untuk mengurangi beban saat menuju puncak. Pada saat mulai pendakian ke puncak, langit cerah sehingga bintang-bintang dapat terlihat. Namun kondisi langit seperti itu hanya sesaat.
Perjalanan menuju puncak didominasi oleh kabut dan angin kencang. Jarak pandang tidak sampai 50 meter karena terhalang oleh kabut yang tebal. Pada saat tiba dipuncak, tim disambut oleh aroma belerang yang sangat kuat sehingga membuat mata perih. Pemandangan yang terlihat di puncak hanyalah kabut. Setelah berfoto di puncak, tim memutuskan untuk turun menuju shelter 3. Setelah sampai di shelter 3, tim kemudian sarapan dan bersiap untuk turun dari Gunung Kerinci. Pukul 17.00 WIB, tim telah tiba di pintu rimba yang kemudian menaiki mobil pick up untuk kembali ke homestay. /(AYR)