Oleh: Hasrian Rudi Setiawan
Tim OIF UMSU
Al-Farabi merupakan ilmuwan yang mula-mula berusaha mengklasifikasikan sains. Usaha tersebut dilanjutkan dengan beberapa modifikasi dan perincian selama abad berikutnya. Diantaranya oleh Ibnu Sina dalam buku penyembuhan (kitab Al-Syifa’) dan karyanya dalam sebuah makalah tentang klasifikasi sains intelektual, selain itu juga, modifikasi juga yang dilakukan oleh Ikhwan al-Shafa dalam Risalah mereka yang terkenal. Akan tetapi studi lengkap dan terperinci tentang sains dan klasifikasinya baru muncul dalam karya pengarang-pengarang abad ke-8 H/ 14 M hingga abad ke-10 H/ 16 M, Misalnya karya Ibnu Khaldun yang berjudul pengantar sejarah (Muqaddimah), yang di dalamnya memuat salah satu penjelasan dan klasifikasi terbaik tentang sains muslim.
Analisa sains Ibnu Khaldun mencerminkan hasil pemikiran dan pengamatan cermat suatu babak sejarah oleh seorang sarjana muslim dan ahli sejarah yang teliti, yang boleh dikatakan berada diluar peristiwa sejarah tersebut. Dalam pengantar sejarahnya, Ibnu Khaldun juga meneliti seni dan sains di dunia Islam dan mendefinisikan tujuan serta jangkauan setiap disiplin ilmu. Meskipun pengantar ini tidak dipelajari secara universal pada periode-periode sesudahnya, klasifikasi yang dibuatnya memuat secara ringkas rencana yang mengatur pengkajian seni dan sains pada kebanyakan sekolah agama Islam sepanjang abad abad yang lampau. Walaupun banyak sekolah ini, khusus di kalangan Sunni, tidak mempelajari semua subjek yang diperinci Ibnu Khaldun, namun mereka biasanya menerima dasar klasifikasinya, yang mereka anggap sebagai versi final pembagian Islam atas sains.
Menurut Ibnu Khaldun, sains yang dikaji di dunia Islam, dapat dikhlasifikasikan secara umum menjadi dua bagian:
- Filosofis dan intelektual (yang dapat dipelajari secara alamiah oleh manusia dengan menggunakan penalaran dan intelegensi yang dimiliki sejak lahir). Adapun sains filosofis dan intelektual diantaranya adalah: 1) logika; 2) sains alam atau fisika, misalnya ilmu pertanian, ilmu medis dan lainnya; 3) Sains tentang benda di luar alam atau metafisika; 4) sains yang berhubungan dengan kuantitas, diantaranya geometri (optika bidang datar dan cekung cembung), aritmatika ( sifat-sifat bilangan, cara menghitung, aljabar, transaksi dagang, Perhitungan warisan), musik, astronomi ( pembuatan tabel astronomi, gerak benda-benda langit, astrologi).
- Sains yang disampaikan ( yang hanya dapat dipelajari dengan cara penyampaiannya, yang kalau ditelusuri akhirnya akan sampai pada penemu sains tersebut dan dalam hal sains agama, Kembali ke sumber Wahyu). Adapun sains yang disampaikan di antaranya adalah: 1) Quran, dan pembacaannya; 2) Hadits, ucapan Rasul dan rantai sambungan penyampaiannya ( Isnad); 3) Jurisprudensi, fiqih; 4) teologi; 5) sufisme (tasawuf); 6) Ilmu Bahasa.