Tepat 17 Juli 2019 M/ 14 Zulkaidah 1440 H di langit kota Medan terjadi peristiwa langka yaitu gerhana bulan sebagian. Fenomena ini juga terjadi di seluruh Indonesia. Fenomena gerhana bulan sebagian ini menjadi perburuan langka bagi peserta yang dating. Fenomena gerhana ini terjadi cukup lama yaitu mulai pukul 01:43 WIB sampai 07:17 WIB. Bukan tanggung-tanggung, sejak pukul 23:00 WIB sebagian warga sudah mulai berdatangan hanya saja tim OIF baru membuka kunjungan baru pada pukul 02:30 WIB.
Gerhana bulan normalnya terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampung bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.Fenomena bulan parsial ini terjadi karena titik orbit kesejajaran antara matahari, Bumi, dan bulan agak miring, sehingga menampakkan bulan sebagian dengan bayangan umbra. Pada 2019, ada 12 bulan purnama, tapi hanya ada fenomena dua gerhana bulan.
Bagi sebagian peserta yang hadir, hal ini merupakan refresing yaitu dengan menyaksikan bulandengan menggunakan teleskop. Peserta yang hadir dalam hal ini didominasi oleh kalangan pelajar, mahasiswa dan pemuda. Tim OIF sendiri selaku penyelenggara menyiapkan setidaknya 5 teleskop di pelataran markas OIF UMSU di lantai 7 gedung Pascasarjana UMSU di jalan Denai. Selain itu, tiap-tiap teleskop dipersiapkan tim yang membantu dan mendampingi pengunjung untuk membidik gerhana. Selain 5 teleskop untuk public, tim OIF juga menyiapkan 2 unit teleskop dan satu uni SQM yang khusus digunakan untuk penelitian yang terdapat di Kubah Ahmad Dahlan I dan II.
Dalam kegiatan pengamatannya, langit kota Medan pada awalnya cukup berawan sehingga tampakan bulan praktis tidak terlihat. Namun pasca salat Subuh, bulan mulai menampakkan wajahnya dan warga sangat antusias menyaksikan fenomena tersebut khususnya dengan menggunakan teleskop-teleskop yang telah disiapka. Peserta pun secara bergantian menyaksikan gerhana tersebut dan tak lupa mereka mendokumentasikannya sebagai kenangan dan tentu untuk di upload ke media social masing-masing.
Rangkaian kegiatan utama pengamatan gerhana ini juga adalah pelaksanaan salat sunat gerhana bagai peserta yang hadir. Bertindak sebagai imam dan khatib Salat gerhana adalah bapak Hasrian Rudi Setiawan, MPd (salah seorang dosen UMSU).
Bagai OIF UMSU, Tujuan diadakannya kegiatan pengamatan publik ini adalah selain bagian dari kegiatan tahunan, juga adalah dalam rangka memberi informasi, wawasan, dan edukasi kepada masyarakat tentang fenomena alam. Dalam hal ini fenomena gerhana bulan sebagian, selain merupaka fenomena alam namun dibalik itu ada hal sakral dan spiritual yaitu terkait kesunnahan salat sunat gerhana yang keutamaannya sangat besar.