(OIFUMSU:Medan) Pada hari Ahad (24/11/2024), Tim OIF UMSU yang terdiri dari Dr Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar MA (selaku Kepala OIF) dan Hariadi Putraga, S.Pd. (Tim OIF) kembali melakukan pengkuran dan pengakurasian arah kiblat sebuah masjid di Pujud, Meuang District, Pattani Thailand, tepatnya di Masjid Dar al-Huda.
Dalam kegiatan pengukuran arah kiblat yang berlangsung di Masjid Dar al-Huda, turut hadir sejumlah tokoh akademik dan perwakilan institusi. Di antaranya adalah Assoc. Prof. Dr. Surayya Chapakiya dan Assoc. Prof. Dr. Abdul Aziz, dua pensyarah (dosen) dari Fatoni University yang juga turut aktif dalam kegiatan di dalam Masjid tersebut. Selain itu, Ketua BPM FAI UMSU, Ahmad Afandi, MA, juga hadir mendampingi bersama pihak Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Dar al-Huda.
Hasil pengukuran ulang menunjukkan adanya selisih arah kiblat sebesar 4 derajat dari arah yang seharusnya. Meskipun terdapat selisih, pengukuran arah kiblat yang dilakukan pada saat awal pembangunan masjid diperkirakan sudah cukup baik, mengingat usia masjid yang telah berdiri sangat lama. Selisih tersebut diyakini bukan karena kesalahan yang mendasar, melainkan lebih kepada faktor teknis seperti kekeliruan pada tahap akhir pembangunan atau pengaruh lainnya yang tidak dapat dihindari.
Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kembali keakuratan arah kiblat guna meningkatkan kualitas ibadah para jamaah, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya evaluasi dan kalibrasi ulang, terutama untuk bangunan ibadah yang telah berusia puluhan tahun.
Masjid Dar al-Huda Romong yang terletak di kawasan Pujud merupakan salah satu pusat kegiatan keagamaan yang cukup ramai dikunjungi oleh jamaah setempat. Sebagai tempat ibadah yang menjadi sentra aktivitas keagamaan masyarakat, keberadaan masjid ini memiliki peran penting dalam menjaga semangat kebersamaan dan religiusitas warga sekitar. Dengan telah dilakukannya kalibrasi dan verifikasi ulang terhadap arah kiblat, diharapkan jamaah dapat melaksanakan ibadah dengan lebih khusyuk dan penuh keyakinan akan keakuratan arah yang menghadap ke Ka’bah.
Meskipun populasi Muslim di Thailand hanya sekitar 7% dari total penduduk dan tergolong sebagai kelompok minoritas, semangat beribadah tetap terjaga dengan baik. Hal ini terutama terlihat di wilayah selatan Thailand, seperti Pattani, Songkla, dan Naratiwa, di mana nuansa islami masih terasa sangat kental. Di daerah-daerah ini, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat komunitas yang mempererat persaudaraan di antara umat Muslim. Antusiasme masyarakat Muslim di wilayah ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai Islam tetap tumbuh subur, meskipun mereka hidup dalam lingkungan yang mayoritas non-Muslim.