Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU
Al-Azhar adalah lembaga keilmuan Islam tertua di dunia yang telah banyak melahirkan ulama dan banyak pula meninggalkan khazanah bersejarah. Terkini, di Al-Azhar telah hadir sebuah lembaga baru yang secara khusus bergerak dalam bidang ilmu falak bernama “Markaz al-Azhar al-‘Alamy li al-Falak asy-Syar’iy wa ‘Ulum al-Fadha’” (Pusat Al-Azhar Internasional Astronomi Syar’i dan Ilmu-Ilmu Angkasa), dalam tulisan ini disingkat dengan “Pusat Ilmu Falak Al-Azhar”, yang beralamat di El-Tayaran Street, Hayy Sadis, Nasr City Cairo. Lokasi “Pusat Astronimi Syar’i Al-Azhar” ini berdampingan dengan “Markaz al-Azhar li al-Mu’tamarat” (Azhar Conference Centre) dan juga berdampingan dengan kampus Universitas Al-Azhar putri.

“Markaz al-Azhar al-‘Alamy li al-Falak asy-Syar’iy wa ‘Ulum al-Fadha’” (Al-Azhar International Center for Islamic Astronomy and Space Sciences) atau Pusat Al-Azhar Internasional Astronomi Syar’i dan Ilmu-Ilmu Angkasa
Secara administratif “Pusat Ilmu Falak Al-Azhar” ini berada di bawah “Majma’ al-Buhuts al-Islamiyyah” (Akademi Pengkajian Islam) Al-Azhar yang artinya berada di bawah kendali Grand Syaikh Al-Azhar (saat ini dipimpin oleh Syaikh Prof. Dr. Ahmad Tayyib). Dalam tugas dan fungsi pokoknya “Pusat Ilmu Falak Al-Azhar” ini secara khusus bergerak dalam bidang pengkajian ilmu falak syar’i (astronomi Islam) seperti mengkaji masalah waktu salat, arah kiblat, awal bulan, gerhana, pengkajian peninggalan naskah-naskah ilmu falak, alat-alat astronomi, dan lain-lain. Selain itu yang paling utama lembaga ini hanya bergerak dan mengkaji khazanah ilmu falak warisan yang dimiliki Al-Azhar terutama naskah-naskah manuskrip ilmu falak yang saat ini tersimpan di Perpustakaan Al-Azhar dan juga peninggalan-peninggalan ilmu falak yang ada.
Terkini, proyek lembaga ini adalah merekonstruksi salah satu instrumen ilmu falak peninggalan Al-Azhar yaitu mizwala atau jam matahari yang ada di salah satu sudut Masjid Al-Azhar (Mizwalah Jami’ Al-Azhar). Proyek ini langsung dipimpin oleh Prof Dr Muhammad ad-Duwaini (Wakil Al-Azhar) dan Dr. Ahmad Abdul Barr, direktur “Pusat Ilmu Falak Al-Azhar” (Markaz al-Azhar al-‘Alamy li al-Falak asy-Syar’iy”) yang sekaligus bertanggungjawab secara teknis dan pelaksanaan proyek di lapangan.
Adapun latar belakang proyek ini dilakukan tidak lain adalah guna melestarikan warisan unik dan antik yang dimiliki Al-Azhar yaitu jam matahari (Mizwala). Hal yang menarik dalam proyek ini juga turut terlibat Prof. Dr. Yahya Waziri, seorang peneliti bangunan-bangunan kuno dan juga guru besar arsitektur Islam dan juga penulis buku berjudul “al-‘Imarah wa al-Falak Ta’tsir azh-Zhawahir al-Falakiyyah ‘ala Mabany al-Hadharat al-Qadimah” (Bangunan Kuno dan Astronomi; Pengaruh Fenomena Astronomi pada Bangunan-Bangunan Peardaban Kuno). Beliau merupakan tokoh yang amat konsen dalam pengkajian peninggalan-peninggalan bangunan kuno di seluruh dunia yang memiliki kaitan dengan telaah ilmu falak (astronomi). Karena itu keterlibatan tokoh ini dalam proyek Mizwala Masjid Al-Azhar merupakan langkah yang sangat tepat. Selain itu, sosok lain yang terlibat dalam proyek ini juga adalah Osama Fathi, seorang pengkaji naskah ilmu falak lulusan “Institute of Arab Research and Studies” Cairo yang konsen dalam instrumen ilmu falak klasik dan karya-karya (naskah-naskah) tentangnya. Selain itu juga beliau saat ini adalah salah satu tim peneliti di “Pusat Ilmu Falak Al-Azhar”.
Di rilis dalam situs https://www.thetimesinternational.com dan akun media sosial (facebook) “Markaz al-Azhar al-‘Alamy li al-Falak asy-Syar’iy” https://www.facebook.com/Elfalakelsharay/?locale=ar_AR, diinformasikan telah dilakukan pertemuan membahas upaya meningkatkan peran sejarah dan keilmuan Al-Azhar dalam mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan umat. Sementara itu secara teknis telah dibahas pula teknik memasang, mendesain, dan mensimulasikan Mizwala Masjid Al-Azhar. Hal ini bertujuan agar Mizwala yang akan dpasang dan direkonstruksi benar-benar akurat dan dapat berfungsi dengan baik. Dalam tekniknya, pengukuran dan perhitungan astronomi instrumen Mizwala ini diantaranya dilakukan dengan memanfaatkan pergerakan matahari sebelum titik balik matahari musim dingin tanggal 21 Desember dan juga melalui pergerakan matahari setelahnya. Demikian lagi dipaparkan tentang sudut astronomi jam matahari (mizwala) vertikal yang saat ini terletak dan terpasang di pintu masuk bagian belakang Masjid Al-Azhar.
Selain itu ditekankan pula pentingnya memadukan ilmu-ilmu agama (syariah) dengan ilmu-ilmu eksperimental, yang mana ini menegaskan bahwa Al-Azhar tidak jauh dan tidak anti terhadap ilmu astronomi. Dalam praktik silam diketahui Mizwala Masjid Al-Azhar digunakan untuk mengetahui waktu salat Zuhur dan Asar, dan juga digunakan untuk menentukan waktu-waktu pelajaran dan ceramah di Masjid Al-Azhar. Ini sekaligus membuktikan bahwa para pelajar dan ulama Al-Azhar silam paham dengan ilmu-ilmu syariat dan ilmu falak serta ilmu-ilmu yang terkait dengannya yang ditunjukkan dengan keberadaan instrumen Mizwala tersebut.
Masjid Al-Azhar sendiri diketahui memiliki dua unit Mizwala, salah satunya berada di bagian barat halaman Masjid (bagian pintu belakang) yang saat ini masih dapat disaksikan. Sementara satu lagi pernah terpasang di atap masjid namun kini telah dipindahkan ke gudang Kementerian Purbakala Mesir untuk diamankan. Sejumlah sumber menginformasikan bahwa Mizwala ini dulu merupakan hadiah dari Menteri Ottoman bernama Ahmed Pasha Kor yaitu pada tahun 1163 H. Tujuan menghadiahkan Mizwala ini tidak lain guna keperluan menentukan waktu salat Zuhur dan Asar, serta menentukan waktu-waktu dan atau tanggal-tanggal kajian (talaqqi) para ulama Al-Azhar dan pelajar.

Peninjauan secara langsung Mizwala Al-Azhar oleh tim “Pusat Ilmu Falak Al-Azhar” (Sumber: https://www.facebook.com/Elfalakelsharay/?locale=ar_AR)

Pemaparan konstruksi Mizwala oleh Osama Fathi, peneliti di “Pusat Ilmu Falak Al-Azhar” (Sumber: https://www.facebook.com/Elfalakelsharay/?locale=ar_AR)

Replika Mizwala Al-Azhar yang dikonstruksi oleh tim “Pusat Ilmu Falak Al-Azhar” (Sumber: https://www.facebook.com/Elfalakelsharay/?locale=ar_AR)

Penulis di Masjid Al-Azhar (dokumentasi pribadi)
Warisan ilmu falak Al-Azhar lainnya yang tak kalah penting adalah literatur-literatur manuskrip ilmu falak yang tersimpan di Perpustakaan Al-Azhar. Diketahui di perpustakaan ini terdapat cukup banyak (ratusan) naskah-naskah ilmu falak dalam berbagai bidang kajian. Tahun 2006 M, Perpustakaan Iskandariah bekerjasama dengan Cultnat, Bibliotheca Alexandria, UNESCO, Al-Azhar telah menerbitkan buku berjudul “Ishāmāt al-Hadhārah al-‘Arabiyyah wa al- Islāmiyyah fī ‘Ulūm al-Falak” (Kontribusi Peradaban Arab dan Islam terhadap Astronomi dari Naskah Ilmiah di Perpustakaan Al-Azhar). Tebal 125 halaman.
Buku ini berisi informasi manuskrip ilmu falak di Perpustakaan Al-Azhar yang jumlahnya mencapai sekitar 434 naskah (manuskrip) yang mayoritas berbahasa Arab, dua manuskrip berbahasa Turki, dan satu manuskrip berbahasa Persia. Adapun jumlah penulis (mu’allif) secara keseluruhan berjumlah 136 pengarang.
Buku ini merupakan karya dan hasil penelitian yang secara khusus mengulas literatur-literatur astronomi (ilmu falak) yang masih berbentuk manuskrip yang terdapat di Perpustakaan Al-Azhar Mesir. Buku ini terbit dalam tiga versi bahasa: Arab, Inggris dan Prancis. Buku ini merupakan hasil kerja dan proyek bersama para peneliti yang tergabung dalam empat lembaga penelitian: Cultnat, Bibliotheca Alexandria, UNESCO dan Al-Azhar.
Dari buku ini diketahui manuskrip-manuskrip ilmu falak yang terdapat di Perpustakaan Al-Azhar ini meliputi empat kategori, yaitu: (1) Kategori alat-alat astronomi (al-Ajhizah al-Falakiyyah) [hal 14-27], (2) Kategori berkaitan kalender dan waktu (at-Taqwīm wa al-Auqāt) [hal 28-37], (3) Kategori tentang fenomena bulan, matahari, zodiak dan planet-planet [hal 38-61], (4) Kategori tentang penentuan arah dan sudut (al-A’māl al-Jaibiyyah) [hal 62-66]. Sementara itu pada bagian akhir buku ini berisi daftar seluruh literatur yang berjumlah 434 naskah (manuskrip) [hal 106-117]. Daftar tersebut berupa judul, pengarang, tahun wafat, tahun ditulis naskah, dan nomor kode naskah.

Buku “Ishāmāt al-Hadhārah al-‘Arabiyyah wa al-Islāmiyyah fī ‘Ulūm al-Falak” karya tim Cultnat, Bibliotheca Alexandria, UNESCO, Al-Azhar (Mesir: Maktabah al-Iskandariyyah, 2006 M.
Selain itu, terkini juga telah terbit katalog naskah Perpustakaan Al-Azhar dengan judul “Fihris Makhthuthat Maktabah al-Azhar asy-Syarif” terdiri dari 28 jilid, terbit tahun 1437 H/2016 M), yang mana naskah-naskah ilmu falak berada pada jilid ke-19. Selain naskah-naskah ilmu falak, pada jilid ke-19 ini juga terdiri dari naskah-naskah yang berhubungan erat dengan ilmu falak yaitu aritmatika (al-hisab), geometri (al-handasah), matematika (al-jabr wa al-muqabalah), pengetahuan umum (al-ma’arif al-‘ammah), ilmu falak dan mikat (al-falak wa al-miqat), dan astronomi (al-hai’ah). Tak ayal katalog naskah ini menjadi jalan untuk menggali dan menyelami khazanah falak Al-Azhar nan kaya dan berkhazanah, Al-Azhar memang terbaik. Wallahu a’lam[]

Katalok Naskah Perpustakaan Al-Azhar asy-Syarif (Fihris Makhthuthat Maktabah al-Azhar asy-Syarif), dapat diakses di:https://azhar.gov.eg/Materials/magazine/azhar-index.htm