Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU
Di abad ke-2 M, Ptolemeus pernah menyusun sebuah katalog bintang berisi 48 konstelasi yang di dalamnya terdapat informasi 1022 bintang. Sementara itu karya Al-Shufi (‘Abd ar-Rahman ash-Shufi) yang berjudul “Shuwar al-Kawakib ats-Tsamaniyah wa al-Arba’in” dianggap sebagai koreksi sekaligus kritik atas katalog Ptolemeus ini, yang mana dalam karya Al-Shufi berisi data dan informasi tentang bintang-bintang, yang belakangan dikenal dengan bintang-bintang yang datang berasal dari turats Arab.
Al-Shufi adalah seorang astronom dan astrolog yang berasal dari Iran, ia memiliki hubungan erat dengan keluarga kerajaan Al-Buwaihi, raja yang berkuasa di Persia dan Bagdad, teristimewa lagi ia dekat dengan sejumlah raja yaitu ‘Adhud ad-Daulah (w. 372/983), Ibn al-‘Amid (w. 360/770), dan Rukn ad-Daulah (w. 366/976).
Al-Shufi tercatat pernah menghadiahkan karyanya (Shuwar al-Kawakib) kepada Khalifah ‘Adhud ad-Daulah, Al-Shufi juga telah mengonstruksi sebuah alat astronomi berupa lingkaran zawal yang dipersembahkan untuk sang khalifah, alat itu dinamakan “al-Halqah al-‘Adhudiyah” yang digunakan terutama untuk mengobservasi matahari ketika melewati garis zawal saat tengah hari, demikian lagi digunakan mengobservasi “al-mail al-a’zham” (obliquity of ecliptic) yang merupakan sudut peredaran matahari dari katulistiwa. Peredaran matahari atau “falak al-buruj” itu sendiri pada dasarnya menggambarkan perjalanan gerak zahir matahari (berdasarkan konsepsi Ptolemeus) atau gerak-perjalanan bumi (berdasarkan konsepsi astronomi modern). Dalam konteks ini Al-Shufi sesungguhnya telah menelaah secara astronomis dan observasional serta melahirkan katalog bintang dan zij astronomi yang spektakuler. Demikian lagi Al-Shufi telah menulis karya tentang penggunaan instrumen astrolabe, menulis tentang dasar-dasar astrologi, dan menulis sebuah kasidah-syair tentang bintang, yang mana semua aktivitas ilmiahnya ini di bawah supervisi raja ‘Adhud ad-Daulah.
Menurut Julio Samso, orang-orang Yunani silam telah memiliki dan melahirkan aneka katalog bintang. Bagian ke-7 dan ke-8 dari “Almagest” karya Ptolemeus berisi katalog bintang dimaksud. Katalog (Arab: fihris) dimaksud disini adalah daftar nama bintang, koordinatnya, dan konstelasi-konstelasi yang mengitarinya. Katalog bintang Ptolemeus ini memberikan definisi dan informasi bintang-bintang berdasarkan angkanya di sebuah konstelasi (kaukabah) yang menggambarkan posisi dan bentuknya, misalnya bintang pertama di konstelasi Ursa Minor (ad-dabb al-asghar), bintang ini merupakan bintang yang berada di ‘ujung ekor’.

Bintang Ursa Minor (ad-dabb al-ashghar) dengan tabel astronomisnya. Dalam katalog ini juga terdapat keterangan lintang dan bujur serta ukuran relatif tiap-tiap bintang. Perhitungan Ptolemeus ini di abad pertengahan nyaris tidak ada bantahan kecuali satu koreksi yaitu tambahan garis bujur bintang sebagai akibat gerak garis ekuinoks atau presesi ekuinoks.

Naskah dan versi cetak “Shuwar al-Kawakib” karya Al-Shufi
Dalam tradisi zij dan katalog bintang silam juga dikenal sebuah terminologi ‘bintang diam’ atau “an-nujum ats-tsabitah”. Tatkala dinamakan sebuah bintang dengan ‘bintang diam’ adalah karena posisinya yang tampak tidak berubah-bergerak, berbeda halnya dengan matahari dan bulan atau planet-planet. Namun kenyataannya, ‘bintang diam’ itu sejatinya dan senyatanya bergerak sangat lambat, mendorong garis bujur langit sekitar lima puluh detik per tahun. Perubahan ini tidak dapat diamati dalam jangka waktu singkat tetapi baru terlihat setelah beberapa lama. Pergerakan yang disebut presesi ekuinoks ini telah dikenal sejak zaman dahulu. Newton (w. 1727 M) adalah diantara ilmuwan modern yang menjelaskannya secara fisika. Sementara Al-Shufi sebelumnya merevisi dan mengoreksi besaran bintang dan posisi relatifnya dalam konstelasi dan mengklasifikasikannya dengan nama yang kemudian diadopsi dalam astronomi Eropa. Bentuk-bentuk dan konstruksi yang dikembangkan Al-Shufi untuk setiap konstelasi menjadi dasar gambaran konstelasi yang kemudian tersebar luas di dunia Islam dan Barat.

Konstelasi Persia Besar (al-fars al-a’zham) dalam teks “Shuwar al-Kawakib” karya Al-Shufi dan konstelasi yang sama dalam salinan terjemah Latin abad ke-13 M.
Menurut Julio Samso lagi, Al-Sufi mempelajari banyak rasi bintang yang diidentifikasi oleh Ptolemeus dan membagi karyanya menjadi tiga bagian. Bagian pertama memuat komentar terhadap katalog Ptolemeus dengan berbagai koreksi ukuran bintang, bagian kedua membahas materi yang berasal dari warisan astronomi Arab dan mengidentifikasi nama-nama bintang dalam bahasa Arab. Sementara itu bagian ketiga mencakup indeks bintang, yang tetap menggunakan garis lintang yang ditentukan oleh Ptolemeus, sedangkan garis bujur meningkat sebesar 12 derajat dan 42 menit karena adanya perubahan ekuinoks. Al-Shufi juga menggambarkan setiap konstelasi dalam dua ilustrasi (mewakili dua gambaran terbalik) sebagaimana yang terlihat di langit dan apa yang terlihat di sebuah instrumen bola. Bagian pertama dan kedua karya Al-Shufi ini juga memuat catatan tentang koreksi yang ia lakukan terhadap garis bujur dan lintang yang ditentukan oleh Ptolemeus untuk bintang-bintang tertentu dan referensi bintang-bintang baru yang tidak disebutkan dalam “Almagest”.

Rasi bintang Auriga (mumsik al-a’innah) seperti terlihat di langit dan di bola
Secara substansi dan konstruksinya, karya Al-Shufi merupakan contoh terbaik mengenai adopsi, adaptasi, dan kritik ilmiah terhadap karya-karya Yunani kuno. Katalog bintang yang disusun Al-Shufi pada dasarnya mengikuti jejak “Almagest”, namun ia mengoreksi setidaknya 378 bintang versi Ptolemeus. Al-Shufi juga sejatinya menggunakan sejumlah kategori bintang yang didefinisikan oleh Ptolemeus, namun ia mengadopsi tiga tingkatan dalam setiap kategori yaitu terkecil, besar, dan terbesar. Al-Shufi juga menambahkan 84 bintang baru dan memasukkan data untuk dua bintang merah baru yaitu “ra’s al-ghaul” (β Persei) dan “al-lfard” (α Hydrae). Meskipun Ptolemeus mengklasifikasikan bintang Sirius (α Canis Maioris) sebagai bintang merah, Al-Shufi tidak memasukkannya ke dalam daftar bintang merahnya. Menariknya, Ptolemeus bukanlah satu-satunya sumber kuno yang menggambarkan Sirius sebagai bintang merah, yang mana ini menjadi bahan diskusi hingga abad ke-20 M. Mengenai Nebula (atau yang oleh Al-Shufi disebut sebagai awan, noda awan, atau benturan awan), maka karya Al-Shufi ini memuat referensi pertama tentang apa yang kini dikenal dengan Galaksi Andromeda setelah ditemukan kembali di Eropa pada abad ke-17 M.

Konstelasi Perseus seperti yang terlihat di langit dan di bola langit. Kepala Medusa yang berdarah telah digantikan oleh janggut yang tergerai.

Konstelasi Perseus yang berasal dari salinan terjemah Latin dari teks “Shuwar al-Kawakib” karya Al-Shufi.
Selanjutnya sejumlah gambar rasi bintang dalam karya Al-Shufi memang mengutip dari “Almagest” namun dengan perubahan yang signifikan, misalnya Al-Shufi mengganti kepala Medusa yang berdarah di rasi Perseus dengan kepala Ogre berjanggut panjang (binatang gurun). Ilustrasi-ilustrasi yang digambarkan Al-Shufi ini berikutnya muncul di Eropa, setidaknya dari abad ke-12 M dan abad ke-13 M dalam buku-buku astronomi pada masa pemerintahan Raja Kastilia Alfonso X.
Astronom Muslim Nashiruddin al-Thusi (w. 672 H/1274 M) tercatat menerjemahkan teks “Shuwar al-Kawakib” karya Al-Shufi ini ke dalam bahasa Persia, yang berikutnya merupakan terjemahan yang digunakan oleh Astronom abad ke-9 H/15 M Ulugh Beg (w. 853 H/1449 M) dalam katalog bintang yang dia siapkan, yang berikutnya diedit dan dikomentari oleh Thomas Hyde yang sebelumnya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Dengan demikian kritik Al-Shufi atas Ptolemeus serta nama-nama bintang yang ia gunakan menjadi tersedia bagi para astronom Eropa di era modern. Dari sini pula tampak peran Al-Shufi terhadap tradisi pengoleksian bintang-bintang. Wallahu a’lam[]