Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU
1. Perpustakaan Al-Azhar
Literatur-literatur (naskah-naskah) ilmu falak di Perpustakaan Al-Azhar sangat melimpah dan nyaris belum banyak dilakukan penelitian atasnya. Secara umum naskah-naskah falak di Perpustakaan Al-Azhar ditulis dalam bahasa Arab, kecuali beberapa dalam bahasa Turki dan Persia. Sebagian besar naskah-naskah ini belum banyak terjamah oleh peneliti dan sejarawan sains baik dalam bentuk tahkik, penelitian (dirasah) maupun kajian tokoh. Secara umum naskah-naskah ilmu falak di Perpustakaan Al-Azhar meliputi empat kategori naskah yaitu (1) kategori naskah instrument astronomi, (2) kategori naskah kalender, (3) kategori naskah kajian bulan, matahari, zodiak dan planet-planet, dan (4) kategori kajian naskah arah dan sudut.
Kategori alat-alat astronomi (al-ajhizah al-falakiyyah) yaitu naskah-naskah yang secara khusus membicarakan satu atau beberapa alat-alat astronomi klasik seperti astrolabe, dā’irah al-mu’addal, al-mizwalah, rub’ al-mujayyab, dan lain-lain. Beberapa naskah diantaranya dapat disebutkan: “Tuhfah ath-Tullāb fi al-‘amal bi al-Usthurlāb” karya Abū al-Qasim bin ash-Shaffar (w. ± abad 5/11), “Jāmi’ al-Mabādi’ wa al-Gāyāt fi al-‘Amal bi ash-Safīhah az-Zarqāliyyah” karya: Al-Hasan bin Ali al-Marrakusyi (w. ± 680/1281), dan “Risālah fī Dā’irah al-Mu’addal” karya Abdul Aziz al-Wafa’i (w. 879/1474).
Kategori kalender dan waktu (at-taqwīm wa al-auqāt) yaitu naskah-naskah yang membicarakan peran dan fungsi kalender (waktu) dalam Islam seperti penentuan awal bulan, penentuan waktu-waktu salat, penentuan arah kiblat, dan lain-lain. Selain itu juga membicarakan hal-hal terkait seperti penentuan (penanggalan) gerak dan perubahan posisi benda-benda langit di cakrawala, atau hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas manusia sehari-hari. Beberapa naskah diantaranya: “Syifā’ al-Asqām fī Wadh’ as-Sā’āt ‘alā al-Haithan wa ar-Rakhām” karya Jamaluddin ash-Shūfi (w. 719/1319), “al-Lum’ah fī Hall as-Sab’ah” karya Ahmad al-Kaum ar-Risyi (w. 836/1432), dan “al-Manhal al-‘Adzb az-Zulāl fī Hall at-Taqwīm wa Ru’yah al-Hilāl” karya Ahmad bin Rajab al-Majdi (w. 850/1447).
Kategori kajian bulan, matahari, zodiak dan planet-planet yaitu terkait pergerakan dan perubahan posisi benda-benda langit. Terdapat sejumlah literatur yang mengkaji fenomena-fenomena ini, antara lain: “at-Tafhīm li Awā’il Sinā’ah at-Tanjīm” karya Al-Biruni (w. 440/1048) dimana buku ini selain mengkaji fenomena perbintangan juga mengkaji teori dan terminologi instrumen astronomi astrolabe, “Suwar al-Kawākib ats-Sābitah” karya Abdurrahman ash-Sūfi (w. 376/986), dan “al-Madkhal Ilā ‘Ilm Ahkām an-Nujūm” karya Abu Nashr al-Qūmi (w. ± abad 4/10).
Kategori kajian penentuan arah dan sudut (al-a’māl al-jaibiyyah).Beberapa literatur (naskah) yang dapat disebutkan antara lain: “Idhāh al-Mugīb fī al-‘Amal bi ar-Rub’ al-Mujayyab” karya Ibn Syāthir (w. 777/1375), “al-Fathiyyah fī al-A’mal al-Jaibiyyah” karya Jamaluddin al-Mardini (w. 809/1406), dan “Jadwal Falakiyyah” karya Ibn Yunus (w. 399/1008).
2. Perpusakaan Nasional Mesir (Dar al-Kutub al-Mishriyyah)
Dar al-Kutub al-Mishriyyah atau dikenal juga dengan Perpustakaan Nasional Mesir adalah perpustakaan terbesar di Mesir. Koleksi buku-buku di perpustakaan ini sangat banyak dan beragam. Diantara koleksi istimewa perpustakaan ini adalah naskah-naskah manuskrip dalam berbagai bidang keilmuan (agama dan sains). Bahkan menurut Prof. Dr. Aiman Fuad Sayyid (pakar manuskrip Arab), koleksi naskah di Mesir, khususnya di perpustakaan ini, merupakan yang terbesar kedua di dunia setelah Turki.
Tanpa terkecuali diantara koleksi naskah-naskah manuskrip di perpustakaan ini adalah naskah di bidang astronomi (ilmu falak). Sejarah sosial-intelektual Mesir yang panjang sejatinya menghasilkan banyak tokoh yang menggeluti ilmu falak yang pada akhirnya melahirkan karya-karya spektakuler yang kini tersebar di Mesir maupun di luar Mesir.
Perpustakaan Nasional Mesir (Dar al-Kutub al-Mishriyyah) [Dokumentasi Pribadi]
Patut dicatat, naskah-naskah asli, terutama naskah astronomi, koleksi Dar al-Kutub al-Mishriyyah saat ini berada dan tersimpan di gedung Dar al-Kutub al-Mishriyyah, tepat di pinggir sungai Nil. Namun koleksi mikrofilmya tersimpan di Museum Islam di kawasan Bab al-Khalq. Seperti diketahui, kebijakan perpustakaan ini manakala seorang peneliti hendak menelaah sebuah naskah manuskrip hanya diperkenankan melalui naskah mikrofilm dengan menggunakan instrumen pembaca naskah (reader) yang dudah disiapkan pihak perpustakaan.
Adapun koleksi naskah-naskah falak perpustakaan ini dapat diakses melalui perangkat komputer yang ada di perpustakaan. Selain itu, informasi awal naskah-naskah astronomi di perpustakaan ini dapat ditelaah dalam katalog naskah yang disusun oleh David A King yang berjudul “Fihris al-Makhthuthat al-‘Ilmiyyah al-Mahfuzhah bi Dar al-Kutub al-Mishriyyah” (A catalogue of the scientific manuscripts in the Egyptian National Library) [Cairo: al-Hai’ah al-Mishriyyah al-‘Ammah li al-Kitab, 1981 M-1986 M], yang terdiri dari dua jilid besar. Katalog ini sangat komprehensif dan sangat membantu peneliti mencari dan mendapatkan gambaran naskah astronomi yang ada di Dar al-Kutub al-Mishriyyah. Selain informasi naskah astronomi, dalam katalog ini juga terdapat gambaran mengenai konstruksi, tipologi, dan kategori naskah-naskah astronomi yang ada di Dar al-Kutub al-Mishriyyah.
Patut di catat, David A King adalah peneliti asal Amerika Serikat yang menghabiskan waktu cukup lama (bertahun-tahun) meneliti dan menelaah astronomi di Mesir. Dalam kajian astronomi era Mesir, khususnya era Mamluki, sumbangan King tidak diragukan lagi. Karya-karyanya, baik yang ditulis dalam bahasa Arab maupun Inggris, menjadi rujukan bagi para peneliti yang datang sesudahnya.
Selain itu, sejak lama di Dar al-Kutub al-Mishriyyah telah ada tim yang terdiri dari para pakar, yang secara khusus meneliti dan menerbitkan naskah-naskah sains, diantaranya naskah-naskah astronomi. Sumbangan yang diberikan tim ini sejatinya sangat penting dan berharga. Sebab naskah-naskah astronomi itu, betapapun unik dan istimewanya, manakala tidak atau belum dilakukan penelitian atasnya tetap saja ia belum berguna. Karena itu keberadaan peneliti naskah yang menguasai aspek substansi dan metodologi merupakan satu keniscayaa.
3. Perpustakaan Institut Manuskrip Arab
Institut Manuskrip Arab (Institute of Arabic Manuscript) adalah lembaga pendidikan yang secara khusus mengkaji dan menyelenggarakan pendidikan dengan fokus kajian naskah-naskah manuskrip baik secara substansi, filologi, maupun kodikologi. Strata pendidikan di lembaga ini pada tingkat master dan doktoral. Lembaga pendidikan ini memiliki perpustakaan yang secara khusus mengoleksi naskah-naskah manuskrip dalam berbagai bidang keilmuan. Hanya saja koleksi naskah-naskah yang ada seluruhnya dalam bentuk mikrofilm, bukan naskah asli. Karena itu pula dalam koleksinya lembaga ini memiliki koleksi naskah yang berasal dari berbagai negara di dunia, terutama dunia Arab.
Karena itu lagi, selain menyelenggarakan pendidikan S2 dan S3, lembaga ini juga memiliki tim khusus yang melakukan penelitian dan pengkajian naskah sesuai target dan program yang telah disusun. Tim peneliti yang bekerja tidak lain adalah orang-orang yang menguasai dunia naskah (manuskrip) dan memiliki kepakaran dalam bidang tertentu. Dalam faktanya sumbangan yang diberikan para peneliti di lembaga ini dalam beberapa dekade belakangan ini sangat signifikan, ini diantaranya bisa dilihat dari koleksi hasil penelitian yang dihasilkan baik dalam bentuk artikel jurnal, majalah, maupun buku.
Institute of Arabic Manuscripts (Ma’had al-Makhthuthat al-‘Arabiyyah) Cairo (Dokumentasi Pribadi)
Selain itu, program utama lembaga ini adalah katalogisasi naskah yang sudah berjalan sejak lama. Tercatat ada puluhan katalog naskah dalam berbagai bidang yang telah dihasilkan dari lembag ini, tanpa terkecuali katalog naskah-naskah ilmu falak atau astronomi. Proyek ini hingga kini terus berlanjut, bahkan kini sistem katalogisasi sudah beralih ke sistem online dan komputer. Para peneliti yang datang kini tidak perlu menelaah katalog secara manual, namun dapat menelaah secara langsung melalui perangkat komputer yang suda tersedia.
Khusus naskah-naskah astronomi (ilmu falak) sejatinya ada sangat banyak di lembaga ini dimana sebagian besar belum terkatalogisasi. Diantara pionir katalog naskah di lembaga ini adalah almarhum Profesor ‘Isham Mohamad el-Syanthy, yang mana ia pernah menyusun dan menerbitkan katalog naskah ilmu falak berjudul “Fihris al-Makhthuthat al-Mushawwarah” (al-Falak – at-Tanjim – al-Miqat) [Cairo: Ma’had al-Makhthuthat al-‘Arabiyyah, cet. I, 1999 M]. Selain Profesor ‘Isham Mohamad el-Syanthy, jauh sebelum itu Paul Kunitz juga pernah menerbitkan katalog naskah ilmu falak dengan judul yang sama. Karena itu praktis setidaknya sampai hari ini dua katalog ini menjadi rujukan utama para peneliti naskah ilmu falak dalam mencari naskah-naskah karya ulama terdahulu. Seperti diketahui, tumpukan mikrofilm naskah falak yang melimpah di lembaga ini sejatinya tidak dapat diakses oleh kalangan umum (peneliti, mahasiswa, atau lembaga tertentu) melainkan setelah ditelaah dan dibuatkan katalognya oleh peneliti dan staf yang ada di lembaga ini. Wallahu a’lam[]