Transit Matahari merupakan peristiwa ketika Matahari melintasi titik zenith atau ketika Matahari tepat berada diatas kepala di suatu tempat/lokasi. Fenomena Transit Matahari juga bisa disebut dengan fenomena Hari Tanpa Bayangan. Dikarenakan pada saat fenomena tersebut terjadi, cahaya dari Matahari yang mengenai suatu benda/objek dan menghasilkan bayangan akan tepat berada di bawahnya. Salah satu fungsi fenomena ini adalah verifikasi awal waktu zuhur yaitu ketika Matahari bergeser ke arah barat yang disebut dengan waktu zawal (Matahari condong ke arah Barat)
Di setiap lokasi, waktu dari fenomena tersebut akan berbeda-beda. Di Kota Medan, Transit Matahari terjadi pada tanggal 29-30 Maret dan 13-14 September. Ketika pada saat itu Matahari akan tepat berada di atasnya, yaitu pada saat tengah hari ketika Deklinasi Matahari mencapai 03⁰ 34’ yaitu senilai Lintang kota Medan ( 03⁰ 34’ LU).
Berikut ini merupakan keterlihatan terjadinya Fenomena Transit Matahari atau Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Kota Medan pada tanggal 13 September 2024, tepatnya di jam 12.30 WIB.
Tim OIF bersama Mahasiswa OJT IAIN Lhokseumawe mengamati Fenomena Transit Matahari dengan menggunakan beberapa alat seperti :
Sundial : Alat ini terdiri dari cakram datar dengan penunjuk di tengahnya, dan bayangan penunjuk ini menunjukkan waktu lokal. Pada saat Transit Matahari, sundial membantu menentukan waktu terjadinya transit berdasarkan posisi bayangan pada skala waktu.
Jam Istiwa : Jam ini digunakan untuk menentukan waktu tengah hari setempat ketika Matahari mencapai titik tertinggi di langit (kulminasi). Ini adalah metode tradisional yang sering digunakan untuk menetapkan waktu shalat dan mengamati pergerakan Matahari. Saat Transit Matahari, jam istiwa dapat membantu memastikan kapan posisi Matahari berada tepat di zenit.
Optikal kit : Alat ini terdiri dari lensa dan perangkat optik yang dapat digunakan untuk memproyeksikan citra Matahari sehingga pengamat dapat melihat transit tanpa risiko merusak mata. Alat ini sangat bermanfaat dalam memperjelas citra transit
Lubang Transit Matahari : Metode ini bekerja dengan memanfaatkan prinsip kamera lubang jarum, di mana cahaya Matahari dilewatkan melalui lubang kecil untuk memproyeksikan bayangannya di permukaan datar. Ini adalah cara aman dan sederhana untuk mengamati Matahari secara tidak langsung.
Bagi Mahasiswa OJT IAIN Lhokseumawe, keterlibatan dalam pengamatan ini tidak hanya memberikan pengalaman langsung dalam mengamati fenomena astronomi, tetapi juga memperdalam pemahaman mahasiswa tentang penerapan teori falak dalam kehidupan sehari-hari.