oleh: Hariyadi Putraga
Tim OIF UMSU
Bulan September merupakan salah satu Bulan Transisi di Indonesia dan saat dimana Matahari berada di sekitaran Khatulistiwa menuju ke belahan Bumi Selatan. Sepanjang Bulan September, di indonesia akan terjadi fenomena transit Matahari, yang artinya Matahari akan berada tepat diatas kepala (Zenith) di beberapa kota pada hari-hari tertentu sesuai lintang kota tersebut. Selain Matahari, tentu fenomena langit lainnya juga akan ada dan kami menyediakan beberapa daftar fenomena astronomi yang dapat diamati sepanjang September 2022.
1 September: Puncak Hujan Meteor α-Aurigid
Auriga merupakan salah satu rasi bintang dengan bintang-bintang besar yang terang mudah dikenali di langit. Dan awal september menjadi puncak Hujan Meteor tersebut. Hujan meteor Aurigid merupakan hujan kecil dengan jumlah maksimumnya (ZHR) hanya sekitar enam meteor per jam saja. Jika Dengan Bulan pada fase 31% dan seharusnya tidak terlalu menimbulkan gangguan apa pun untuk bintang jatuh di malam menjelang pagi.
7 September: Asteroid (3) Juno berada pada Oposisi
Pada malam 7 September, asteroid Juno akan mencapai posisi oposisi; yaitu, saat sebuah benda langit akan berada di sisi berlawanan Bumi dari Matahari, dan dengan demikian benda angkasa itu akan berada pada tingkat kecerahan tertinggi dan lebih mudah dikenali daripada waktu lain dalam setahun. Astroid (3) Juno adalah asteroid ketiga yang ditemukan, pada tahun 1804, oleh astronom Jerman Karl Harding. Ia adalah salah satu dari 20 asteroid terbesar secara keseluruhan dan dua asteroid tipe batu terbesar di sabuk asteroid utama.
Meskipun 3 Juno lebih besar dari banyak asteroid, ia masih cukup kecil, dan Anda memerlukan teleskop untuk melihatnya!
8 September: Konjungsi Bulan dan Saturnus
Saturnus dan Bulan akan tampak berdekatan di langit pagi pada tanggal 8 September – Fenomena ini disebut konjungsi. Dengan jarak paling dekat, mereka akan terpisah 3°56′ di langit.
Mengingat peristiwa ini terjadi pada pagi hari setelah kesempatan terbaik Anda untuk melihat asteroid 3 Juno, Anda mungkin melihatnya di sesi yang sama. Namun, Bulan mendekati fase penuhnya dan akan bersinar terang (96%) sehingga dapat mempersulit untuk melihat berbagai peristiwa astronomi ini tergantung pada kondisi atmosfer tempat Anda melihatnya.
11 September: Konjungsi Bulan dan Jupiter
Selanjutnya adalah kesempatan melihat Jupiter bulan ini; pada malam 11 September, Bulan dan Jupiter akan konjungsi dan tampak berdekatan di langit. Pada jarak terdekat, mereka hanya akan berjarak 1°48′ – sekitar dua kali lebar kelingking Anda saat dipegang dengan lengan. Bulan akan terang pada 96% dan bersanding dengan Jupiter selalu menarik perhatian.
13-14 September: Transit Matahari di Kota Medan
Pada tanggal ini, Matahari berada pada deklinasi sebesar 3° 55’ hingga 3°33’ yang nilainya sama dengan lintang posisi kota Medan dan mengakibatkan terjadinya fenomena Transit Matahari. Transit Matahari memberikan fenomena Matahari tepat berada di atas kepala atau titik atas sebuah tempat saat tengah hari dan mengakibatkan bayangan benda tegak akan jatuh tepat berada di bawah benda tersebut dan sering dikenal dengan fenomena hari tanpa bayangan.
Fenomena ini juga digunakan sebagai metode verifikasi waktu zuhur saat bayangan benda berada pada posisi paling kecil dan melintas garis meridian atau pembatas utara dan selatan. Dan apabila terdapat benda silinder atau tabung yang tegak tanpa tutup, sinar matahari akan jatuh tepat di dalam tabung silinder tersebut. Begitu pula terhadap lubang yang berada di atap, akan menghasilkan cahaya yang jatuh ke lantai selama masa transit Matahari itu.
16 September: Konjungsi Bulan & Mars
Saat Bulan mulai bergeser menuju ke fase akhirmya, masih ada peristiwa astronomi yang layak dilihat di langit malam bulan September. Ketika bulan dalam fase sekitar 56% pada malam tanggal 16 September, Bulan dan Mars akan berada di konjungsi dan muncul dekat satu sama lain di langit. Mereka akan berjarak 3°36′ pada jarak terdekatnya, sehingga mudah dikenali bersama.
17 September: Transit ISS dan Matahari
pada tanggal ini, terkhususnya di Kota Medan dan sekitarnya akan terjadi Melintasnya Stasiun Luar Angkasa ISS di depan Matahari yang dapat di dokumentasikan. Melintasnya stasiun luar angkasa ini juga sebagai pembuktian keberadaan benda angkasa besar yang mengitari Bumi untuk di dokumentasikan. Karena latarnya adalah Matahari, maka untuk pengamatan diharuskan menggunakan teleskop dengan filter Matahari agar pengamatan dapat dilaksanakan secara aman dan mendapat hasil terbaik.
22 September: Ekuinoks September
Pada tanggal 22 September tahun ini, musim secara resmi berubah. Ekuinoks September – disebut “ekuinoks musim gugur” di belahan bumi utara dan “ekuinoks musim semi” di belahan bumi selatan. Pada saat ekuinox, Matahari akan melintas sepanjang garis Khatulistiwa atau ekuator yang mengakibatkan bumi mengalami panjang siang dan malam yang kira-kira sama. Di Indonesia juga akan menjadi puncak musim Panas yang mengakibatkan suhu permukaan di Indonesia akan meningkat lebih tinggi daripada hari biasanya.
26 September: Oposisi Jupiter
Pada malam hari tanggal 26 September, Jupiter akan mencapai oposisi dan diterangi oleh Matahari di seberangnya di langit. Momen ini adalah saat yang tepat untuk mendokumentasikan pergerakan di permukaan Jupiter seperti Badai besarnya, gerhana oleh satelitnya dan seluruh permukaan jupiter yang terang dan bulat secara penuh.