Oleh: Muhammad Dimas Firdaus
Tim OIF UMSU
Bulan tampak sangat indah dengan corak mare-nya apabila kita amati dengan mata telanjang dari permukaan Bumi. Namun, ketika diamati menggunakan teleskop akan terlihat bahwa permukaan Bulan tidaklah mulus. Permukaan Bulan memiliki banyak kawah yang dihasilkan oleh tumbukan-tumbukan asteroid sejak awal pembentukannya.
Jumlah kawah yang terbentuk pada permukaan Bulan sangat banyak, karena selalu ada tumbukan baru yang terjadi pada permukaan Bulan. Ukuran kawah yang terbentukpun sangat beragam, mulai dari ukuran mikroskopis, hingga yang terbesar berukuran 290 kilometer. Pada studi di tahui ada penambahan kawah hingga 109.000 kawah dengan menggunakan teknologi machine learning.
International Astronomical Union (IAU) sebagai induk astronomi dunia sudah mengenali hingga 9.137 kawah, dengan 1.675 diantaranya telah diidentifikasi. Adalah sebuah kebiasaan manusia untuk menamai sesuatu agar lebih mudah untuk dikenali, terutama sesuatu yang besar dan memiliki dampak luar biasa pada kehidupan manusia. Tidak terlepas dengan penamaan kawah Bulan.
Kebiasaan ini diawali oleh Giovanni Battista Riccioli (astronom Italia) sejak tahun 1651. Sejak 1919 penamaan kawah Bulan diregulasi oleh IAU. Penamaan kawah Bulan pada awalnya adalah sebagai bentuk apresiasi terhadap para ilmuwan dan penjelajah terdahulu. Tidak terlepas para ilmuwan Muslim yang berkontribusi besar terhadap pengembangan astronomi dunia. Dari ribuan kawah, tertulis 25 nama ilmuwan muslim abad pertengahan yang namanya diabadikan sebagai nama kawah Bulan.
Berikut adalah daftar ilmuwan Muslim yang namanya diabadikan sebagai nama kawah Bulan.