Oleh: Ajraini Nazli
Tim OIF UMSU
Sebelum kita mengenal fungsi dan prinsip kerja teleskop, kita perlu tahu karakter cahaya terlebih dahulu karena segala objek yang kita lihat adalah wujud dari berkas-berkas cahaya yang terpantulkan oleh objek lalu sampai ke mata kita. Sebagaimana air yang akan selalu mengalir dari tempat tinggi ke rendah, cahaya juga berperilaku secara khusus. Cahaya dalam suatu medium akan merambat atau bergerak dalam lintasan yang lurus dan sejajar. Namun Ketika akan melewati medium yang berbeda, cahaya mengalami pembiasan (refraksi) dan pemantulan (refleksi).
Mungkin mudah bagi kita membayangkan konsep pemantulan cahaya karena konsepnya sama seperti bola yang memantul ketika dilempar ke arah dinding. Untuk konsep pembiasaan kita bisa mengenal istilah yang lebih sederhananya, yaitu pembelokan. Berkas cahaya yang datang menuju medium yang berbeda (seperti dari medium udara ke air) akan mengalami pembiasan atau pembelokan yang dapat menyebabkan cahaya semakin menjauh atau mendekat dari garis normalnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Pembiasan
Sumber : selfstudypoint.in
Pembiasaan adalah peristiwa yang terjadi pada lensa, baik itu lensa cekung maupun cembung. Lensa cekung membelokkan setiap cahaya yang datang ke arah yang saling menjauh satu sama lain sehingga fungsi lensa cekung adalah menyebarkan cahaya. Sedangkan lensa cembung membelokkan cahaya yang datang menuju suatu titik yang sama sehingga lensa cembung mampu mengumpulkan cahaya. Cahaya yang terkumpul akan lebih besar dari objek yang sebenarnya. Ukuran objek yang menjadi lebih besar ini yang kemudian dimanfaatkan untuk dapat melihat objek-objek yang sangat jauh seperti bintang-bintang.
Pada tahun 1609, Galileo Galilei membuat teleskop yang menggunakan lensa yang kemudian disebutnya sebagai teleskop refraktor Galilean. Teleskop tersebut menggunakan dua lensa, yaitu lensa cembung dibagian depan tabung teleskop (lensa obyektif) dan lensa cekung yang terletak di dekat mata pengamat (lensa okuler). Teleskop Galilean dan juga teleskop-teleskop lainnya memiliki prinsip kerja dimana cahaya yang datang akan dibelokkan oleh lensa obyektif. Lensa ini berfungsi mengumpulkan cahaya di suatu titik fokus kemudian cahaya tersebut akan diperbesar oleh lensa okuler. Alhasil bintang yang kita lihat sangat kecil dengan mata kita, akan tampak lebih besar ukurannya jika dilihat menggunakan teleskop.
Saat ini ada begitu banyak teleskop refraktor yang tersedia dengan berbagai merk, salah satunya adalah William Optics GT102. Teleskop yang tersedia di Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) ini, memiliki panjang fokus 703 mm. Panjang fokus merupakan bagian penting dalam memilih suatu teleskop. Walaupun tidak berlaku untuk semua teleskop, tapi secara umum panjang tabung dapat menunjukkan panjang fokus. Tabung yang panjang menunjukkan panjang fokus yang juga bernilai besar dan sebaliknya. Panjang fokus sebenarnya adalah jarak yang dibutuhkan cahaya untuk merambat dari bagian tabung teleskop sampai ke bagian eyepiece. Ukuran panjang fokus memiliki hubungan dengan nilai perbesaran dan fokus rasio teleskop. Perbesaran teleskop diartikan sebagai berapa kali lipat besar objek yang dapat kita lihat dari ukuran yang sebenarnya. Sedangkan fokus rasio berkorelasi dengan kecerlangan dan medan pandang.
Gambar 2 : Teleskop William Optics GT102
Perbesaran dihitung dengan melihat rasio antara panjang fokus teleskop dengan panjang fokus eyepiece. Teleskop William Optics GT102 dikombinasikan dengan eyepiece 3 mm, akan memiliki perbesaran hingga 234 kali yang dengan nilai tersebut dapat melihat Saturnus dan satelitnya dengan mudah.
Sedangkan untuk mengetahui fokus rasio teleskop, kita perlu membagi panjang fokus dengan diameter teleskop. Teleskop William Optics GT102 memiliki diameter 102 mm, sehingga fokus rasionya adalah 6.9 atau dapat dituliskan f/6.9.
Panjang fokus yang bernilai besar akan memberikan nilai perbesaran yang tinggi namun medan pandangnya akan semakin kecil. Untuk itu, teleskop dengan panjang fokus yang besar akan sangat baik untuk mengamati planet-planet dan Bulan. Sedangkan jika panjang fokusnya pendek, medan pandang menjadi lebih besar sehingga cocok untuk mengamati objek-objek seperti galaksi dan nebula.
Hal lain yang jadi kelebihan pada William Optics GT102 adalah lensa obyektifnya tersusun dari 3 lensa. Lensa triplet seperti itu memiliki keunggulan koreksi warna yang lebih baik.