Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
Kepala OIF UMSU
Pengkajian astronomi terus berkembang sepanjang sejarah manusia dengan konteks sosio-filosofisnya masing-masing. Pengkajian terus menerus ini menyebabkan lahirnya beragam definisi, hierarki, dan klasifikasi astronomi itu sendiri. Hierarki dan klasifikasi sendiri bermakna bahwa satu disiplin ilmu berada pada posisi prioritas, sejajar, atau dibawah dibanding disiplin ilmu lainnya. Sekali lagi posisi prioritas, sejajar, atau di bawah ini bergantung urgensi dan posisi sosio-filosofisnya.
Dalam perkembangannya, sejumlah ilmuwan dan sejarawan di peradaban Islam telah memetakan hierarki dan klasifikasi astronomi. Beberapa tokoh yang telah berjasa menyusun hierarki dan klasifikasi astronomi itu antara lain: al-Farabi (w. 339 H/950 M), al-Khawarizmy al-Katib (w. 387 H/997 M), al-Akfani (w. 749 H/1348 M), Ikhwan ash-Shafa (abad ke-4 H/10 M), dan Ibn Khaldun (w. 808 H/1405 M).
Al-Farabi, nama lengkapnya Abu Nashir bin Al-Farakh al-Faraby (berasal dari Kazakhstan). Kepakarannya adalah bidang filsafat dan politik. Karyanya yang membahas hierarki dan klasifikasi astronomi berjudul “Ihsha’ al-’Ulum” (Klasifikasi Ilmu). Al-Farabi sendiri mengistilahkkan astronomi dengan “‘Ilm an-Nujum at-Ta’limy”, sedangkan astrologi dengan istilah “‘Ilm Ahkam an-Nujum”. Astronomi (‘Ilm an-Nujum at-Ta’limy) menurutnya berada di bawah ilmu ta’limy, dimana kajian-kajian di dalamnya yaitu: mengkaji bentuk, ukran, jarak, dan hubungan antar benda-benda langit. Lalu mengkaji kuantitas gerak benda-benda langit, lalu mengkaji tentang bumi, iklim, cuaca (geografi).
Hierarki dan klasifikasi astronomi menurut al-Farabi dalam “Ihsha’ al-‘Ulum”
Al-Khawarizmi al-Katib (w. 387 H/997 M), nama lengkapnya Muhammad bin Ahmad bin Yusuf al-Khawarizmy (al-Katib). Al-Khawarizmi ini adalah tokoh berbeda dengan Al-Khawarizmi sang ahli aljabar (matematika). Kepakaran al-Khawarizmi al-Katib ini adalah bidang bibliografi ilmu pengetahuan, karya monumentalnya berjudul “Mafātīh al-‘Ulūm’” (Kunci-Kunci Ilmu Pengetahuan). Dalam karyanya ini al-Khawarizmi mengistilahkan astronomi dengan hai’ah dan membedakannya dengan astrologi (tanjim). Skup kajian astronomi (hai’ah) menurutnya ada dua yaitu : (1) orbit-orbit benda langit, dan (2) zij (tabel-tabel astronomi).
Hierarki dan klasifikasi astronomi menurut al-Khawarizmi dalam “Mafatih al-‘Ulum”
Al-Akfani (w. 749 H/1348 M), nama lengkapnya Muhammad bin Ibrahim bin Sa’id al-Akfany. Kepakarannya adalah bidang kedokteran dan filsafat. Karyanya berjudul “Irsyād al-Qāshid Ilā Asnā al-Maqāshid” (Petunjuk Ringkas Kepada Kemilau Tujuan). Dalam karyanya ini al-Akfani membagi astronomi (hai’ah) dalam 5 cabang, yaitu : (1) zij/penanggalan, (2) mawaqīt, (3) kaifiyyah al-arshad, (4) tasthīh al-kurrah), (5) instrumen bayang benda. Disini tampak al-Akfani memposisikan astrologi sebagai bagian dari astronomi.
Hierarki dan klasifikasi astronomi menurut al-Akfani dalam “Irsyād al-Qāshid Ilā Asnā al-Maqāshid”
Ikhwan ash-Shafa (abad ke-4 H/10 M). Ikhwan ash-Shafa merupakan komunitas filsafat dan sains yang muncul di Irak pada abad ke-4 H/10 M. Komunitas ini menulis karya ensiklopedi sains berjudul “Rasa’il Ikhwan ash-Shafa wa Khullan al-Wafa”. Dalam ensiklopedi ini Ikhwan ash-Shafa menempatkan astronomi (hai’ah) berada dibawah rumpun matematika, sedangkan matematika dibawah filsafat. Astronomi sendiri satu hierarki dan klasifikasi dengan aritmetika, geometri, nujum (astrologi), dan musik. Adapun skup astrologi meliputi orbit-orbit, zij, dan eskatologi (astronomi yudisial).
Hierarki dan klasifikasi astronomi menurut Ikhwan ash-Shafa dalam “Rasa’il Ikhwan ash-Shafa wa Khullan al-Wafa”
Hierarki dan klasifikasi astrologi menurut Ikhwan ash-Shafa dalam “Rasa’il Ikhwan ash-Shafa wa Khullan al-Wafa”
Ibn Khaldun (w. 808 H/1405 M), nama lengkapnya ‘Abd ar-Rahman bin Muhammad bin Khaldun. Kepakarannya adalah bidang sejarah dan sosiologi. Karya monumentalnya berjudul “al-Muqaddimah” (Pengantar), dimana di dalamnya ia memberi definisi dan klasifikasi astronomi. Astronomi (hai’ah) menurutnya berada dibawah matematika, sedangkan matematika dibawah rumpun ilmu yang dikenal dengan “ilmu-ilmu ‘aqli”. Astronomi sendiri satu hierarki dan klasifikasi dengan musik, aritmetika, dan geometri. Disini Ibn Khaldun telah memisahkan astrologi dari astronomi, dimana astrologi satu hierarki dan klasifikasi dengan kedokteran dan pertanian.
Hierarki dan klasifikasi astronomi menurut Ibn Khaldun dalam “al-Muqaddimah”
Dari hierarki dan klasifikasi astronomi sebagaimana dikemukakan sejumlah tokoh diatas tampak bahwa hierarki dan klasifikasi astronomi berbeda menurut satu tokoh dengan tokoh lainnya. Hierarki dan klasifikasi ini bergantung definisi, posisi, dan fungsi astronomi itu di tengah masyarakat sepanjang sejarah. Melalui penelusuran literatur di atas tampak bahwa hierarki dan klasifikasi astronomi di peradaban Islam cenderung masuk dalam ranah sains (thabi’i, matematika, filsafat). Wallahu a’lam[]