Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
Kepala OIF UMSU
Aceh adalah kawasan di Nusantara silam yang memiliki posisi penting dalam tradisi keilmuan Islam. Gelar ‘Serambi Mekah’ yang disematkan kepada provinsi ini menjadi bukti dan sekaligus pengakuan tentang arti penting Aceh di Nusantara. Sejarah mencatat, ada banyak ulama yang lahir dan muncul dari wilayah ini, khususnya di bidang fikih, tasawuf, dan akidah.
Namun yang menarik, diluar tiga disiplin ilmu tersebut, Aceh juga memiliki khazanah di bidang ilmu falak (astronomi), yaitu sebuah disiplin ilmu sains-eksakta yang kental berdimensi syariat (agama). Sejauh penelusuran penulis, ada banyak tokoh ulama falak asal Aceh yang memiliki karya dan kontribusi di bidang ini, antara lain: “Kitab Bad’ Khalq as-Samawat wa al-Ardh” karya Syekh Nuruddin ar-Raniry (wafat sekitar tahun 1069 H/1658 M), “Siraj azh-Zhalam fi Ma’rifah as-Sa’d wa an-Nahs fi asy-Syuhur wa al-Ayyam” karya Abbas al-Asyi atau dikenal juga dengan Teungku Chik Kuta Karang, “Adh-Dhahwah al-Kubra” karya Teungku Muhammad Ali Irsyad Teupin Raya Sigli, lalu “Risalah fi at-Taqwim” karya Syekh ‘Abd ar-Rauf Singkil (w. 1105 H/1693 M).
“Kitab Bad’ Khalq as-Samawat wa al-Ardh” karya Syekh Nuruddin ar-Raniry, ada yang mengatakan bahwa buku ini merupakan bagian pertama dari karya Syaikh Nuruddin ar-Raniry yang berjudul “Bustan as-Salathin”. Namun menurut Wan Mohd Shaghir Abdullah, buku ini adalah buku mandiri, bukan bagian dari “Bustan as-Salathin”. Latar belakang penulisan buku ini adalah atas perintah Sultan Iskandar II. Buku ini banyak beredar di Makkah dan Mesir, juga diterbitkan di Asia Tenggara. Buku ini memiliki banyak judul, antara lain: “Amn Khalq as-Samawat wa al-Ardh”, “al-Hikayah Khalq as-Samawat wa al-Ardh”, “Bad’ Khalq as-Samawat wa al-Ardh”, dan “Khalq Bad’ as-Samawat wa al-Ardh”.
Kitab “Siraj azh-Zhalam”, judul lengkapnya “Siraj azh-Zhalam fi Ma’rifah as-Sa’d wa an-Nahs fi asy-Syuhur wa al-Ayyam” ditulis oleh Abbas al-Asyi atau dikenal juga dengan Teungku Chik Kuta Karang. Buku ini selesai ditulis pada tanggal 9 Rajab 1266 H/1849 M, disalin oleh Syaikh Ismail bin Abdul Muthalib al-Asyi pada hari Sabtu 28 Rabiul Awal 1306 H/1888 M di kota Makkah. Buku ini merupakan bagian pertama dari “Taj al-Muluk”.
“Adh-Dhahwah al-Kubra”, ditulis oleh Teungku Muhammad Ali Irsyad Teupin Raya Sigli. Diterbitkan oleh Dar as-Sa’adah, terdiri dari 101 halaman. Buku ini ditulis di Cairo pada hari Rabu, 27 Ramadhan 1385 H (bertepatan 19 Januari 1966 M). Secara umum, buku ini membahas tentang instrumen astronomi klasik bernama Rubu Mujayyab, namun di dalamnya juga dibahas sejumlah persoalan yang terkait dengan ilmu falak secara teori dan praktik seperti waktu-waktu salat dan arah kiblat.
“Risalah fi at-Taqwim” karya Syekh ‘Abd ar-Rauf Singkil (w. 1105 H/1693 M). Seperti tampak dari judulnya, naskah ini membahas tema penanggalan (takwim). Bila ditelusuri, dalam pembahasan-pembahasannya dalam naskah ini, substansi pembahasan yang dikemukakan Syaikh ‘Abd ar-Rauf Singkil sangat sederhana, yaitu dasar-dasar mengetahui hari, bulan, dan tahun dalam berbagai varian kalender (takwim).
Selain tokoh-tokoh dan segenap karyanya di atas, sejatinya masih ada banyak lagi tokoh-tokoh falak lain di Aceh silam yang memiliki karya dan pemikiran, diperlukan waktu dan kejuhudan untuk menggali dan menelusurinya. Keberadaan dayah-dayah yang tersebar di segenap kawasan Aceh tampaknya menjadi faktor dan indikasi pendukung penting lagi dominan kawasan ini memiliki perhatian terhadap disiplin ilmu falak. Hal ini tidak lain karena keterkaitan disiplin ilmu ini dengan ritual ibadah umat Islam seperti menentukan arah kiblat, waktu-waktu salat, gerhana, awal bulan, dan lain-lain. Wallahu a’lam[]