Saat ini kita akan segera menghadapi hilal Syawal dimana hilal Syawal ini merupakan tantangan bagi kita, karena kondisinya ada tantangan dari berbagai aspek, dari aspek hisabnya, ijtimak terjadi pada hari ke 30, ternyata meskipun ijtimak terjadi hari ke 30 posisi hilal sebetulnya juga masih sangat-sangat sulit untuk di rukyat. Pada tanggal 30 Ramadhan nanti, bagi saya sendiri kondisi hilal nanti sulit untuk kita lihat secara kasat mata, salah satu sebabnya adalah kondisi alam di Indenesia sendiri. Hal ini disampaikan oleh Dr. Ahmad Junaidi, M.H.I (Direktur Watoe Dhakon Observatory) sebagai narasumber yang membawakan tema “Image Processing dan Olah Citra Hilal”.
DOA-15 kali ini dilaksanakan pada Sabtu, 26 Ramadhan 1442 H/ 08 Mei 2021 yang berlangsung selama hampir 2 jam. Di dalam pemaparan materinya beliau juga menjelaskan mengapa Image processing diperlukan, serta beliau menjelaskan penyebab lemahnya kontras yaitu disebabkan oleh:
- Cahaya hilal melewati atmosfer bumi.
- Atmosfer bukan sesuatu yang kosong.
- Elongasi yang sangat kecil.
- Posisi hilal yang sangat rendah.
- Kondisi cuaca yang kurang baik.
Beliau juga menghitung untuk markaz medan bahwa ketinggian hilal hanya 05 ⁰: 46’ : 56”. Sedangkan elongasinya yaitu 06 ⁰: 37’ : 17”. Pada angka ini sebenarnya kita di Indonesia belum ada dokumentasi satupun terkait dengan dokumentasi melihat hilal. Terkait dokumentasi citra hilal posisi yang seperti ini di Indonesia sependek yang saya tahu belum ada yang mengabadikan atau mendapat posisi hilal dalam kondisi seperti ini. Sehingga ini sangat menantang sekali dikarenakan ijtimaknya sudah di hari yang ke 30, tutur Dr. Ahmad Junaidi, M.H.I.
Alhamdulillah diskusi berjalan dengan baik, dan DOA-15 ini ada DOA penutup edisi spesial Ramadhan. Nah, buat rekan-rekan yang tadi ketinggalan mengikuti diskusi DOA-15 ini, rekan-rekan bisa melihatnya di chanel Youtube OIF UMSU dengan klik link berikut ini : https://www.youtube.com/watch?v=x_ikSW_NTdc. Berikut dokumentasi saat DOA-15 berlangsung.