Transit Matahari adalah peristiwa ketika Matahari melintasi titik zenit atau ketika Matahari tepat diatas kepala di suatu tempat. Peristiwa ini juga biasa disebut hari tanpa bayangan. Pada saat fenomena terjadi sebuah benda yang tegak lurus tidak memiliki bayangan. Salah satu fungsi fenomena ini adalah verifikasi awal waktu Zuhur yaitu ketika Matahari bergeser ke arah Barat yang disebut dengan waktu zawal (Matahari condong ke arah Barat) Khusus di kota Medan fenomena ini terjadi 2 tahun sekali yaitu pada tanggal 29 Maret dan 13 September pada saat tengah hari, yaitu ketika Deklinasi Matahari mencapai 03 ̊ 34’ LU yaitu senilai dengan Lintang Kota Medan (03 ̊ 34’ LU).
Tepat pada hari ini pukul 12.30 WIB Tim OIF UMSU melakukan pengamatan fenomena tersebut dengan menggunakan instrumen produksi OIF yaitu Tiang Keliling Bumi dan juga menggunakan Lubang Transit Matahari. Tiang Keliling Bumi adalah alat yang digunakan untuk mengukur keliling Bumi dengan memanfaatkan sinar Matahari. Instrumen ini terdiri dari sebuah tiang yang berdiri tegak ketitik zenit serta bidang derajat, karena instrumen ini memiliki tongkat jadi sangat memudahkan Tim untuk melakukan pengamatan hari tanpa bayangan. Sedangkan Lubang Transit Matahari adalah lubang yang digunakan untuk melihat bayangan Matahari, ketika saat fenomena transit Matahari lubang tersebut akan sangat membantu Tim untuk melihat Matahari apakah sudah sejajar diatas kepala kita.
Saat melakukan pengamatan turut serta wartawan yang ikut melakukan pengamatan bersama Tim OIF mulai dari persiapan alat hingga proses terjadinya fenomena hari tanpa bayangan. Terakhir para wartawan melakukan wawancara terhadao Tim Peneliti terkait fenomena yang terjadi. Berikut adalah dokumentasi proses pengamatan Tim OIF UMSU.