Wika Maisari
Tim Planetarium OIF UMSU
Awal sejarah astronomi di India sama seperti dalam budaya lainnya berkaitan dengan agama. Dan sumber India memilki pengaruh besar bagi perkembangan astronomi Islam. Ada beberapa teks astronomi India yang memainkan peranan penting dalam khazanah peradaban astronomi Islam yaitu yang pertama, teks Aryabhatiya yang ditulis oleh Aryabhata tahun 499 M. Al-Arjabhar adalah sebutan para penulis Arab pada teks ini. Kedua, teks Khandakhadyaka ditulis oleh Brahmagupta (w.stl 665 M), dalam literatus Arab disebut Zij al-Arkand. Kemudian adalah teks al-Muhasidhanta, yang ditulis pada akhir abad 8 M, yang telah diterjemahkan kedalam Bahasa Arab dengan sebutan Zij as-Sindhind (Tabel Sindhind). Dikarenakan 2 tesk pertama terhitung telah hilang, maka tersisa teks Shindhind. Tesk Shindhind inilah yang banyak digunakan dan di telaah oleh imuwan Arab dan melalui karya inilah para astronom muslim melahirkan karya karya baru.
Menurut al-Qifthy, teks-teks astronomi India sampai di peradaban Islam pada tahun 156 H/773 M yaitu ketika utusan dari India datang ke Bagdad dan menghadap sang khalifah dengan membawa teks astronomi berbahasa Sansekerta Siddhānta (Arab: Sindhind).
Kunjungan utusan India ini merupakan perkenalan Arab terhadap khazanah India sekaligus menandai titik balik dalam sejarah intelektual Arab. Menurut keterangan al-Qifthy lagi, teks Sindhind secara umum berisi perhitungan gerak bintang-bintang, perhitungan gerhana, perhitungan posisi rasi-rasi bintang (mathali’ al-buruj) dan perhitungan lainnya yang seluruhnya termuat dalam beberapa bab. Dalam bahasa Sansekerta, Siddhanta atau Sindhind bermakna pengetahuan, ilmu, dan mazhab. Sedangkan secara terminologis bermakna buku mengenai astronomi dan perhitungan gerak segenap planet-planet dan atau bintang-bintang.
Brahmasphutasiddanta adalah judul asli Sindhind dalam bahasa Sansekerta, yaitu buku astronomi versi revisi yang di nisbahkan kepada Brahma. Para penulis Arab menghilangkan beberapa kata dari judul ini dan menyisakan Siddhanta, kemudian dilakukan sedikit modifikasi dengan menambahkan kata hind (India) pada bagian akhir sehingga menjadi as-Sindhind. Beberapa kalangan kontemporer menyebut buku ini dengan “as-Sindhind al-Kabir” untuk membedakannya dengan as-Sindhind karya al-Khawarizmi.
Pengamatan yang tumbuh pada sistem astronomi India pada dasarnya mengarah kepada perhitungan benda-benda langit, sejatinya tidak memberi model teoritis. Tetapi system ini tetap dalam kerangka utilitarian praktis yang mengarah pada astrologi guna menghasilkan lebih banyak metode dan kerangka teori untuk mengurangi fenomena astronomi. Dari sini dapat disimpulakan bahwa kecenderungan astronomi India dengan corak aritmatika benda langit telah berkembang dalam peradaban Islam sejak permulaan kehadirannya yang tidak memberi kerangka teoritis, namun yang pasti memiliki peran besar dalam memformulasi model eksperimen teoritis astronomi Arab.