Tim OIF UMSU terus melakukan penelitian waktu subuh diberbagai tempat, salah satunya lokasi di Barus, Tapanuli Tengah (14/01/2021). Sesuai dengan rekomendasi Munas Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah beberapa waktu Belakangan, bahasan ini cukup hangat diperbincangkan lantaran adanya perbedaan pendapat tentang ketinggian matahari waktu subuhBerdasarkan temuan ketiga lembaga penelitian astronomi dan ilmu falak Muhammadiyah ini menyimpulkan bahwa ketinggian matahari pada waktu subuh di angka -20 derajat perlu dikoreksi.
Adapun Tim yang turun kelapangan untuk melakukan Observasi diantaranya ialah : Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, MA (Kepala Observatorium Ilmu Falak UMSU), Muhammad Hidayat, M.Pd dan Abu Yazid Raisal, M.Pd (TIM Peneliti OIF UMSU)
Pengamatan ini dilakukan mulai pukul 04:00 WIB dini hari hingga Matahari terbit, Adapun nilai maksimal MPSAS (kecerahan langit) yang didapatkan oleh alat SQM yaitu 21.85, berbeda jauh dengan standar nilai MPSAS kota Medan yang hanya kisaran 16-17 MPSAS.
Sky Quality Meter (SQM) adalah piranti yang berbasis semikonduktor yang mampu mengubah proton atau partikel cahaya menjadi sinyal listrik. Jumlah proton yang tertangkap dari langit menentukan nilai tingkat kecerlangan langit. Terang dan gelapnya langit dapat dinyatakan dengan nilai tingkat kecerlangan yang dapat diukur dengan menggunakan alat ini. Selain itu, dapat menentukan awal waktu shalat, khususnya shalat isya dan shalat subuh
Selain pengamatan waktu subuh Tim OIF UMSU juga mengabadikan rasi bintang, sesaat sebelum tertutup awan dan Timelaps fajar pada pagi hari ini.
Adapun alat yang digunakan oleh tim OIF UMSU antara lain SQM 2 unit, Teleskop Msksutov + Mounting, Kamera Sony + Star tracker dan lain-lain.
Berikut beberapa dokumentasi ketika melakukan observasi Waktu Subuh di Barus :