Pelatihan Sundial, Inovasi dan Kreativitas Cendikiawan Muslim
Medan (OIFUMSU): Pada hari Kamis dan Jumat tanggal 10 sampai 11 Desember, Tim OIF UMSU mengadakan pengenalan dan pelatihan terhadap salah satu instrumen Astronomi klasik yang menjadi denyut sejarah dalam peradaban manusia. Sundial atau dikenal dengan jam matahari merupakan sebuah instrumen yang menjadi penunjuk waktu yang memudahkan kegiatan manusia di masanya saat jam analog belum ditemukan.
Tim OIF UMSU juga menyampaikan kepada peserta didik yang diundang untuk dapat mengenal lebih dalam tentang peranan Jam Matahari dalam peradaban manusia sehingga diharapkan dapat menunculkan ide kreatif dan inovatif dari peserta didik terhadap teknologi manusia. Jam Matahari dulu mungkin hanya dikenal sebagai instrumen yang menujukkan bayangan sesuai dengan ketinggian matahari, dengan adanya konsep pembagian ketinggian matahari ke dalam satuan derajat, maka dapat dibentuk jam matahari yang dapat menunjukkan waktu yang mendekati nilai jam matahari saat ini.
Kalangan Milenial saat ini sudah tidak pernah memperhatikan fenomena matahari dan bayangannya terhadap posisi matahari untuk mengetahui jam atau waktu saat ini sehingga apabila teknologi mengalami kendala, maka mereka juga akan kehilangan arah. Dengan pelatihan praktik jam matahari ini menjelaskan cara membaca waktu, mengetahui arah mata angin dan cara menentukan arah kiblat menggunakan instrumen sederhana.
Antusias pelajar untuk mengenal instrumen ini cukup baik dikarenakan banyak bentuk yang memiliki cara guna berbeda yang menyulitkan peserta didik untuk memahami lebih banyak dalam waktu yang singkat, sehingga fokus pelatihan diarahkan ke dalam 2 jenis sundial yang memudahkan peserta didik untuk memahami konsep jam dan waktu matahari sehingga mereka dapat mengetahui jam dan waktu salat apabila tidak menggunakan dan tidak menemukan peralatan gadget di sebuah tempat.
Sebuah masukan yang disampaikan oleh peserta didik seperti membuat jam matahari yang menujukkan jam hingga satuan menit disampaikan dan diceritakan oleh peserta didik. Kesulitan pembuatan alat tersebut terkendala karena kurangnya pemahaman teknis dan presisi peralatan yang memungkinkan untuk terciptanya alat tersebut.