Oleh : Hariyadi Putraga
Sekretais OIF UMSU
Pada malam 14 Juli 2020 planet Bumi berjalan melintasi orbitnya tepat di antara matahari dan planet terbesar di tata surya yaitu planet Jupiter. Perjalanan Bumi yang lebih cepat akan menempatkan planet gas raksasa ini berada berseberangan dengan matahari, yang terjadi setidaknya setiap satu tahun sekali. Para astronom menamakan fenomena ini dengan istilah oposisi Jupiter. Fenomena oposisi Jupiter dapat dilihat pada 13 Juli 2020 mulai dari pukul 15.03 WIB, 16.03 WIT, dan 17.03 WITA di Indonesia.
Fenomena oposisi sebuah planet merupakan sebuah waktu terbaik untuk melihat sebuah planet dengan keadaan yang paling penuh terlihat. Pada oposisi Jupiter di tahun 2020 ini, planet tersebut berada di samping planet Saturnus di depan rasi bintang Sagitarius. Ini akan terlihat hampir sepanjang malam, mencapai titik tertinggi di langit sekitar tengah malam waktu setempat.
Dari Medan, Jupiter terlihat antara pukul 19:10 hingga pukul 05:53. Planet ini dapat diamati sekitar 19:10 pada ketinggian 7 ° di atas ufuk timur Anda. Planet Jupiter mencapai titik tertinggi di langit pada 00:33, 64 ° di atas langit belahan selatan dan menjadi posisi yang paling berlawanan dengan matahari dan tidak dapat terlihat lagi sekitar pukul 05:53.
Posisi optimal ini terjadi ketika Jupiter hampir berhadapan langsung dengan Matahari di langit. Karena Matahari mencapai jarak terendah di bawah ufuk pada tengah malam, titik yang berlawanan dengannya adalah yang tertinggi di langit pada saat yang sama, yaitu pada posisi Jupiter Saat Oposisi.
Gambar: Formasi Planet Jupiter dan Bumi Saat Opoisis Jupiter
Pada waktu yang bersaman saat Jupiter mengalami oposisi, Jupiter juga berada pada jarak terdekatnya ke Bumi – disebut perigee – membuatnya tampak paling terang dan paling besar. Hal ini terjadi karena ketika Jupiter terletak di seberang Matahari di langit, bumi berada sebaris dengan Yupiter dan Matahari yang membentuk garis lurus dengan Bumi berada di tengah formasi ini dengan sisi lainnya adalah Matahari dan Yupiter.
Secara praktiknya, Jupiter mengorbit jauh lebih jauh di tata surya daripada Bumi – pada 5,20 kali jarak rata-rata dari Matahari dan Bumi, sehingga ukuran sudutnya tidak berbeda jauh seperti siklus antara oposisi dan konjungsi matahari. Pada saat itu, Jupiter akan terletak pada jarak 4,14 AU , dan piringan diameter sebesar 46,6 arcsec, bersinar pada magnitude -2,7.
Oposisi Planet merupakan salah satu fenomena astronomi tahunan yang telah dijadwalkan oleh tim peneliti dan hasil pengamatan yang didapatkan berada di menjelang pagi dikarenakan keadaan langit yang mendung, namun mendapatkan hasil yang memuaskan.