Abu Yazid Raisal
Tim Peneliti OIF UMSU
Pada bulan Februari 2016, astronot Rumania Dumitru Prunariu dan Asosiasi Penjelajah Luar Angkasa mengajukan proposal ke Subkomite Ilmiah dan Teknis Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diterima oleh sub-komite dan pada Juni 2016 United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space (UNCOPUOUS) menyertakan rekomendasi dalam laporannya. Laporan Komite disajikan untuk disetujui pada sesi ke-71 Majelis Umum PBB dan disetujui pada 6 Desember 2016. Dalam resolusinya, PBB menyatakan “30 Juni Hari Asteroid Internasional untuk merayakan setiap tahun di tingkat internasional peringatan Hari Tunguska atas Siberia, Federasi Rusia, pada 30 Juni 1908 dan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya dampak asteroid”.
Hari Asteroid (https://www.spaceoneers.io)
Sebelum diakui oleh PBB, gerakan Hari Asteroid sudah berdiri pada tahun 2014. Hari Asteroid didirikan pada 2014, oleh Dr. Brian May, astrofisikawan dan gitaris utama dari grup band Queen, bersama dengan Danica Remy, President dari Yayasan B612, Rusty Schweickart, astronot Apollo 9, dan pembuat film Grig Richters. Gerakan Hari Asteroid membuat sebuah deklarasi yang dikenal dengan “Deklarasi 100X”, yang menarik bagi semua ilmuwan dan teknolog yang mendukung gagasan menyelamatkan bumi dari asteroid, tetapi tidak hanya spesialis yang diminta untuk menandatangani, semua orang dapat menandatangani deklarasi ini. Lebih dari 1 juta asteroid memiliki potensi untuk mempengaruhi Bumi dan melalui semua teleskop yang tersedia di seluruh dunia, kita hanya menemukan sekitar satu persen. Deklarasi 100X menyerukan untuk meningkatkan tingkat penemuan asteroid menjadi 100.000 (atau 100x) per tahun dalam 10 tahun ke depan.
Tiga tujuan utama dalam gerakan ini adalah:
- Penggunaan teknologi yang tersedia untuk mendeteksi dan melacak Asteroid Dekat-Bumi yang mengancam populasi manusia melalui pemerintah dan swasta dan organisasi filantropis.
- Percepatan cepat seratus kali lipat terhadap penemuan dan pelacakan Asteroid Dekat Bumi hingga 100.000 per tahun dalam sepuluh tahun ke depan.
- Peringatan Hari Asteroid secara global, guna meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan bahaya asteroid dan upaya kita untuk mencegah dampak buruk terjadi.
Asteroid merupakan benda yang berukuran lebih kecil dari planet namun berukuran lebih besar dari meteroid. Asteroid termasuk ke dalam benda dekat Bumi (Near-Earth Objects). Benda dekat Bumi adalah asteroid atau komet yang melintas dekat dengan orbit Bumi. Komposisi asteroid terdiri dari mineral dan bebatuan, sementara komet terdiri dari debu dan es. Ada jutaan asteroid yang konon berasal dari sisa-sisa planetesimal yang hancur dan umumnya mengorbit di antara Mars dan Jupiter.
Pada 30 Juni 1908, sebuah ledakan mencabik udara di atas hutan terpencil di Siberia, dekat sungai Podkamennaya Tunguska. Bola api yang melambung itu diyakini memiliki lebar sekitar 50-100 meter, melalap habis 2.000 km persegi hutan taiga di daerah itu, menumbangkan sekitar 80 juta pohon. Bumi bergetar hebat menyebabkan jendela bangunan di kota terdekat lebih dari 60 km jauhnya pecah tak tersisa. Penduduk di sana bahkan dapat merasakan panas dari ledakan itu, dan banyak yang terlontar. Ledakan itu disusul oleh bunyi-bunyi keras seperti batu yang berjatuhan dari langit. Tidak ada laporan resmi tentang korban manusia disebabkan lokasi ledakan besar ini terjadi tak banyak dihuni orang, meskipun seorang gembala rusa dilaporkan meninggal setelah dia terhempas ke pohon akibat ledakan.
Dampak ledakan Tunguska (https://www.dailymail.co.uk)
Ledakan tersebut disebabkan ledakan asteroid yang ukurannya lebih besar daripada paus biru di atas permukaan Bumipada ketinggian 10 km. Ledakan ini bahkan 1000 kali lebih kuat dari bom atom yang menghancurkan kota Hiroshima. Gelombang kejut yang dihasilkan hingga sebesar 5 skala Richter yang dapat menghancurkan satu kota metropolitan seluas kota Tokyo.
Ketika ledakan terjadi, tidak ada yang datang ke sana untuk menyelidiki. Ini disebabkan pihak berwenang Rusia juga sedang memiliki masalah yang lebih mendesak dibanding keingin-tahuan ilmiah. Setelah beberapa dekade, sebuah tim Rusia yang dipimpin oleh Leonid Kulik akhirnya mengunjungi daerah itu pada tahun 1927. Dia sebelumnya menemukan cerita tentang peristiwa itu enam tahun sebelumnya dan bisa meyakinkan pihak berwenang Rusia bahwa perjalanannya akan bermanfaat. Ketika dia sampai di sana, kerusakan masih terlihat begitu jelas, hampir 20 tahun setelah ledakan.