Oleh : Nova Anggraini. S.Pd
*Tim Planetarium OIF UMSU
Fenomena Micromoon maupun Supermoon terjadi pada saat bulan berada di dalam fase bulan purnama atau pada saat fase bulan baru. Bulan purnama lebih mudah diamati untuk melihat perbandingan antara kedua fenomena tersebut. Bulan mengorbit Bumi dalam lintasan elips yang mengakibatkan satu sisinya memiliki jarak paling dekat dan sisi lainnya memiliki jarak paling jauh dari planet Bumi. Saat fenomena bulan berada di Apogee keadaan ini disebut dengan Micromoon, Minimoon atau Apogee Moon.
Sumber : Hasil Observasi Tim OIF UMSU
Perbandingan Supermoon dan Micromoon (sumber : NASA / Wikimedia Commons)
Dikarenakan Micromon berada pada jarak yang paling jauh hal ini mengakibatkan tampilan bulan di langit akan terlihat lebih kecil sekitar 14% dari ukuran saat bulan berada dalam keadaan Supermoon. Selain itu daerah yang ter iluminasi terlihat sekitar 30% lebih kecil sehingga bulan akan terlihat sedikit kurang terang hal ini dikarenakan kebalikan dari hukum cahaya kuadrat yang mengubah jumlah cahaya yang diterima oleh bumi dibalikkan.
Ketika tidak dapat melihat supermoon pada fase bulan baru kita dapat melihat pengaruhnya disepanjang garis pantai laut lepas pengaruh gelombang pasang tinggi dikarenakan letak bulan baru yang ekstra dekat dengan matahari sehingga keadaan pasang dan surut akan sangat terlihat selama bulan itu begitu pula pasang tinggi akan terjadi pada saat purnama
Micromon sendiri bukanlah istilah ilmiah maupun istilah astronomi istilah ini disampaikan oleh Richard nolle pada tahun 1979 yang juga memberikan istilah pada Supermoon. Supermoon sendiri merupakan sebuah keadaan saat bulan baru dan bulan purnama terjadi pada posisi bulan dengan jarak terpendek dalam orbitnya atau Perigee.
Ringkasnya bumi, bulan dan matahari berada dalam bentuk segaris dengan posisi bulan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi setelah istilah Supermoon terpopuler kan masyarakat dengan cepat mengadopsi istilah Micromon untuk mendeskripsikan keadaan bulan purnama yang lebih kecil dibandingkan purnama biasanya pada jarak normal yaitu saat bulan berada pada jarak terjauhnya dari bumi.
Periode siklus purnama yang berada pada posisi perigee dengan bumi adalah sekitar 411,8 hari. Dengan perhitungan sederhana kita dapat memperkirakan dan menghitung kemungkinan Micromoon akan terjadi setiap purnama ke-14 setiap tahunnya tidak ada peraturan universal yang mengikat definisi berapa jauh posisi bulan untuk dapat dikualifikasikan sebagai Micromoon. Namun keadaan umumnya adalah saat bulan berada pada jarak yang lebih dari 400.000 km dalam periode yang apogee dapat digolongkan dalam keadaan Micromon.
Sumber : Majalah Observatoria Edisi 07