Oleh: Hasrian Rudi Setiawan
Tim Peneliti OIF UMSU
Nasir ad-Din Tusi merupakan seorang pemikir Islam terbesar. Ia merupakan ilmuwan muslim yang mempunyai kemampuan hebat, yang karya ensiklopediknya meliputi hampir semua cabang pengetahuan, termasuk astronomi, matematika, sains, optik, geografi, obat-obatan, filsafat, logika, musik, mineralogi, teologi dan etika.
Nasir ad-Din Tusi memiliki nama lengkap Abu Jakfar Muhammad Ibnu Muhammad al-Hasan Nasir ad-Din al-Tusi al-Muhaqqiq. Beliau lahir pada tanggal 18 Februari 1201 M di Tus, sebuah kota di Korasan. Di kota tersebutlah Nasir ad-Din Tusi menerima pendidikan yang pertama kali. Kamal al-Din ibnu Yunus merupakan guru pertamanya.
Nasir ad-Din Tusi adalah seorang ensiklopedis terkemuka dengan otak yang tajam. Dia adalah seorang penulis yang banyak berkarya, tak kurang dari 56 karyanya terdaftar pada Bockelman. Nasir ad-Din Tusi telah banyak menterjemahkan maupun menyunting sejumlah karya Yunani ke dalam bahasa Persia. Kumpulan terjemahan ini dinamakan kitab al-Mutawassitat Bain al-Handasa wal Hai’a (buku-buku pengetahuan antara geometri dan astronomi).
Nasir ad-Din Tusi sering berdiskusi terkail soal-soal ilmiah dengan seorang penyair Sufi terkenal yaitu Jalaluddin Rumi. Kemasyhurannya sebagai salah seorang intelektual besar dalam dunia islam terletak pada penyelidikannya di bidang astronomi, astrologi, matematika, fisika, obat-obatan dan ilmu ilmu eksakta.
Khusus di bidang astronomi Nasir ad-Din Tusi memperoleh pemasukan besar dan telah memberikan sumbangan yang kekal. Dia menulis sejumlah risalah astronomi, yang terpenting diantaranya adalah kitab al-Tazkira fil Ilm al-Hai’a (memorial astronomi). Buku ini berisi tentang sejumlah penyelidikan (penelitian) dalam bidang astronomi yang begitu lengkap pada masanya. Buku ini menjadi rujukan oleh sarjana astronomi dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa Timur maupun Barat.
Nasir ad-Din Tusi, kemasyhurannya di bidang astronomi terutama terletak pada penelitian-penelitian astronominya yang dilakukan di observatorium Maragha. Observatorium Maragha merupakan pusat terbesar ke-3 penelitian sastra dan astronomi di Timur. Observatorium Maragha selesai didirikan pada tahun 1259M dan peninggalannya sampai sekarang masih ada. Observatorium ini dilengkapi dengan instrumen-instrumen terbaik yang bisa didapat, termasuk kartu peta bola langit terdiri dari cincin-cincin, kuadran dinding, dan cincin-cincin matahari yang mungkin dibawa dari Baghdad dan Almut. Pada Observatorium Maragha juga disediakan sebuah perpustakaan yang menurut Ibnu Syatir memiliki lebih dari 400.000 buku.
Nasir ad-Din Tusi, dianggap penemu dari Torquetum, yang merupakan sebuah instrumen terdiri dari dua lingkaran, yang memakai tanda ukuran, dalam 2 bidang tegak lurus, instrumen ini menjadi sangat populer di Barat selama abad ke-15 dan ke-16. Karya pentingnya yang lain di bidang astronomi dan berhubungan dengan penanggalan adalah: 1). Mukhtasar fil Ilm al-Tanjim wa Marifat al-Taqwim (ikhtisar astrologi dan penanggalan) yang masih tersimpan dalam bahasa Persia; 2) Kitab al-Barifi Ulum al-Taqwim wa Harakat al-Aflak wa-Ahkam al-Nujum (buku unggul tentang Almanak, gerak bintang-bintang dan astrologi kehakiman).