Oleh: Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
Kepala OIF UMSU
Seperti diketahui, di Indonesia hari ini tengah marak pembangunan observatorium yang difungsikan dalam pendidikan dan penelitian langit. Bila diklasifikasi, setidaknya ada tiga kategori observatorium di Indonesia, yaitu: (1) observatorium penelitian, (2) observatorium pendidikan, dan (3) observatorium pribadi. Tidak dipungkiri tiga kategori observatorium ini telah memainkan peranan penting dan berperan dalam memberi pencerahan tentang astronomi dan wawasan langit kepada masyarakat, terutama kalangan pelajar dan mahasiswa.
Kategori pertama (observatorium penelitian) adalah observatorium yang dalam aktivitas dan operasionalnya murni melakukan penelitian, pengamatan (observasi) secara rutin, berkelanjutan, dan sistematis. Selain itu, orang-orang yang terlibat dalam observatorium kategori ini adalah orang-orang yang memiliki kecakapan akademik astronomi mumpuni dan profesional atau spesialis di bidang astronomi (ilmu falak). Selain itu, observatorium penelitian juga memiliki target-target penelitian langit tertentu yang menjadi ciri dan keunggulannya. Di Indonesia, masuk dalam kategori ini tampaknya adalah Observatorium Bosscha di Bandung (Jawa Barat), yang merupakan observatorium tertua, ternama, dan pertama di Indonesia. Namun demikian, observatorium ini juga tidak sepenuhnya dikatakan sebagai observatorium penelitian. Sebab dalam operasionalnya ia dikelola dan berada dibawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB). Artinya, keberadaan observatorium ini secara operasional diantaranya difungsikan sebagai laboratorium penelitian mahasiswa jurusan astronomi, bahkan juga observatorium ini membuka akses kepada masyarakat untuk berkunjung dengan jadwal yang telah ditentukan. Dengan demikian observatorium ini juga sejatinya bergenre pendidikan. Namun tidak dipungkiri kualitas dan bobot hasil penelitian langit observatorium ini tidak diragukan lagi, jauh lebih berkualitas jika dibandingkan dengan observatorium-observatorium lainnya yang ada di Indonesia. Hal ini tidak lain karena ia didukung sumber daya manusia yang profesional dan mumpuni.
Sementara itu kategori kedua, yaitu observatorium pendidikan, adalah observatorium yang dalam operasional dan aktivitasnya memadukan antara peneltian langit dan pendidikan (edukasi) astronomi kepada pelajar, mahasiswa, dan masyarakat. Pada umumnya lagi, observatorium-observatorium kategori ini berada dibawah naungan sebuah lembaga pendidikan tertentu yaitu Universitas. Dengan demikian koordinasi dan operasional pembiayaannya berada di tangan pimpinan universitas (rektor). Bahkan dalam batas-batas tertentu observatorium kategori ini menjadi branding sebuah perguruan tinggi dan kerap diunggulkan, diantaranya selalu menjadi bagian yang ditampilkan tatkala akan dilakukan akreditasi baik tingkat Program Studi, Fakultas, dan terutama Universitas.
Observatorium dengan kategori pendidikan ini di Indonesia adalah yang paling banyak dan terus berkembang. Beberapa diantaranya adalah: Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) di Medan (Sumatera Utara), Observatorium Ahmad Dahlan (OAD) di Yogyakarta, Observatorium Lhokseumawe di Lhokseumawe (Aceh), Observatorium Chiek Kuta Karang di Banda Aceh, Watoe Dhakon Observatory (WDO) di Ponorogo, Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) di Jakarta, dan lain-lain.
Namun dalam praktiknya, sifat edukasi astronomi tampaknya lebih dominan dalam observatorium kategori ini. Selain itu, observatorium pendidikan juga senantiasa ‘terikat’ dengan momen-momen astronomi publik seperti gerhana Bulan dan Matahari, Astronomy Day, InOMN, Rashdul Kiblat, dan lain-lain. Artinya, tanggung jawab edukasi publik terkait momen-momen tersebut lebih banyak berada pada observatorium kategori ini. Namun tidak dapat dipungkiri, apresiasi dan akses yang diberikan untuk publik ini adakalanya mengurangi bobot ilmiah observatorium ini. Selain itu, dalam observatorium pendidikan juga umumnya diisi oleh personil-personil yang adakalanya tidak sepenuhnya menguasai astronomi, baik secara teori, praktik, maupun filosofi. Adakalanya hanya diisi oleh orang-orang yang hobi dan atau memiliki kecintaan terhadap langit, atau orang-orang yang sengaja ditunjuk oleh pimpinan lembaga. Selanjutnya adakalanya lagi posisi atau jabatan di observatorium kategori ini hanya rutinitas dan atau memenuhi regulasi sebuah lembaga, dengan tanpa target, tanpa perencanaan program, dan tanpa tujuan yang jelas, sebagaimana layaknya sebuah observatorium profesional (baca: observatorium penelitian).
Selain di bawah naungan Universitas, observatorium kategori pendidikan juga adakalanya berada dan dikelola oleh lembaga pendidikan sekolah dan pesantren. Diantaranya adalah Observatorium Assalaam di Sukoharjo (Solo) Jawa Tengah, yang secara formal berada dibawah naungan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam (PPMI) yang merupakan amal usaha bidang pendidikan milik Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta. Selain itu juga ada Observatorium Winaya SMA BPI 1 di Bandung (Jawa Barat).
Adapun observatorium kategori ketiga, yaitu observatorium pribadi, adalah observatorium yang dalam aktivitas dan operasionalnya dikelola secara pribadi dan mandiri, terutama dalam hal operasional pembiayaannya. Dalam praktiknya, aktivitas observatorium kategori ini juga sama dengan observatorium penelitian dan pendidikan, yaitu memadukan penelitian dan pendidikan di bidang astronomi dan atau ilmu falak. Hanya saja observatorium ini dirancang dan diorganisir secara mandiri (pribadi) oleh pemiliknya. Diantara observatorium kategori ini adalah “Imah Noong” di Bandung (Jawa Barat) yang dikelola oleh bapak Hendro Setyanto. Lalu “Griya Antariksa” milik bapak Mutoha Arkanuddin di Yogyakarta, yang di dalamnya terdapat dua observatorium (salah satunya Observatorium Rukyatul Hilal Indonesia) Sifat spesifik observatorium kategori ini adalah bahwa dalam kegiatan penelitian dan pendidikannya tidak selalu terikat dengan agenda dan atau kebijakan dari pihak lain, dengan pengertian pengelola observatorium kategori ini merdeka dalam menjalankan aktivitas observasi, edukasi, dan penelitian langitnya.