Oleh: Marataon Ritonga, S.Pd.I
Sekretaris OIF UMSU
Kiblat merupakan tempat dan arah yang dituju kaum muslimin ketika melaksanakan ibadah shalat. Menghadap kiblat merupakan syarat sah dan berkualitasnya shalat yang dilakukan. Pada jaman sekarang ini menghadap arah kiblat secara presisi sudah menjadi keharusan karena yang dituju itu adalah bangunan Kakbah yang tidak berpindah-pindah dan yang tidak bergerak, dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat sangat mudah menentukan arah kiblat secara presisi dari berbagai belahan dunia. Adapun instrumen-instrumen yang biasa dipakai dalam menentukan arah kiblat yaitu, mulai dari instrumen yang sederhana sampai kepada instrumen modern, antara lain:
- Mizwala Qibla Finder
Mizwala Qibla Finder adalah instrumen hasil modifikasi dari instrumen sundial dan tongkat istiwa yang berfungsi untuk mengetahui arah kiblat. Mizwala Qibla Finder ini memiliki bidang dial yang digunakan untuk menampung cahaya Matahari hasil daripada gnomon atau tongkat yang ada pada alat tersebut. Alat ini hasil modifikasi yang ditemukan oleh Hendro Setyanto pada tahun 2010.
Mizwala Qibla Finder dalam menentukan arah kiblat dengan memanfaatkan keberadaan Matahari untuk dapat mengetahui arah utara sejati, dengan mengetahui utara sejati maka akan dapat menentukan arah kiblat. Posisi Matahari akan dibaca pada alat ini dengan hasil gambaran bayangan dari gnomon yang ada pada alat ini atau sering disebut dengan mizwah. Melalui mizwah ini kita akan dapat mengetahui as-Simtu (azimut Matahari) yang kemudian dipergunakan untuk mengetahui arah utara sejati dan arah kiblat (azimuth kiblat) yang telah terhitung dengan program mizwah. Pengukuran arah kiblat menggunakan alat ini sangat akurat dengan ketentuan harus ada sinar Matahari.
Mizwala Qibla Finder di OIF UMSU
-
Kompas Magnetik
Kompas merupakan alat yang paling banyak dipakai di masyarakat untuk mengetahui arah kiblat baik di Masjid, Musholla maupun dirumah masing-masing. Pada saat ini kita sangat mudah menjumpai berbagai jenis kompas yang dapat dipergunakan untuk memandu arah mata angin bagi yang sedang berada dihutan atau tempat lainnya. Kompas berasal dari bahasa Inggris “compas” yang artinya pedoman. Hal ini karena kompas dipergunakan sebagai pedoman untuk menunjukkan arah mata angin. Kompas magnetik ini bila kita perhatikan akan selalu menunjukkan arah utara dan arah selatan yang disebabkan berdasarkan kemuatan magnet Bumi. Untuk mendapatkan arah utara sejati harus dilakukan perhitungan dengan koreksi magnetik, di Indonesi, variasi magnet berkisar antara -1 derajat sampai dengan 4.5 derajat (bisa didapatkan melalui BMKG). Diantara kompas magnetik itu adalah; kompas jenis Suunto dan Brunton. Kompas magnetik ini masih dipengaruhi oleh medan magnetik, sehingga mengurangi keakuratannya dalam menentukan arah kiblat. Untuk pengukuran arah kiblat Masjid, Gedung dan lain-lain tidak disarankan menggunakan kompas ini, kompas ini lebih disarankan untuk dirumah ataupun saat berada dihutan dan ditempat yang tidak diketahui arah kiblatnya.
Kompas Suunto dan Brunton di OIF UMSU
-
Theodolit
Theodolit adalah merupakan instrumen yang dipakai untuk mengukur sudut horisontal (horizontal angle = HA) dan sudut vertikal (vertikal angle = VA). Untuk itu Theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur jarak, membuat garis lurus dan bidang datar di atas permukaan tanah. Alat ini banyak digunakan pada pekerjaan pengukuran tanah, suvei lapangan, survei kehutanan, jawatan meteorologi bahkan sampai bidang teknologi perluncuran roket. Theodolit berkembang semenjak awal abad 16 dalam bentuk yang sederhana dengan pembacaan hasil pengukuran sudut secara manual menggunakan cakram skala vertikal dan horisontal. Pembidiknya pun masih berupa tabung tanpa lensa. Baru kemudian menjelang pertengahan abad ini Theodolit dilengkapi dengan penyangga (tripod) dan kompas menyusul ditambahkannya lensa teleskop sebagai pembidik. Pemasangan kompas pada theodolit ada dua macam yaitu kompas internal yang terpasang di dalam alat dan kompas eksternal yaitu kompas terpasangan di luar alat. Pada Theodolit lama kebanyakan kompas dipasang secara internal sedangkan Theodolit modern pemasangan kompas dipasang secara eksternal misalnya di atas handel theodolit dan bisa dibongkar-pasang. Berikut beberapa gambaran Theodolit dari masa ke masa:
Theodolit Abad 16 Theodolit tahun 50an Theodolit Digital sekarang [di OIF UMSU]
Dalam pengukuran arah kiblat, menggunakan theodolit yang diperlukan adalah skala sudut horisontalnya. Pada saat penggunaan theodolit untuk menentukan arah kiblat yang perlu diperhatikan adalah pointing terhadap titik utara sejati sebagai acuan terhadap perubahan sudut yang ditunjukkan oleh skala horisontalnya atau azimuth. Dan untuk menjadikan bagian skala vertikal atau altitude juga akurat maka posisi alat saat kalibrasi harus berada ditempat yang datar. Pointing terhadap utara biasanya dilakukan dengan mengarahkan Theodolit ke Matahari dan mencari azimuth Matahari pada saat itu guna mencocokkan sehingga dapat mengetahui arah utara sejati. Pointing juga dapat dilakukan dengan menggunakan kompas yang biasanya dipasang di atas handel Theodolit. Untuk jaman sekarang ini instrumen yang paling canggih dan akurat dalam menentukan arah kiblat adalah dengan Theodolit karena Theodolite bisa membaca sampai kepada skala detik busur.
- Global Positioning Sistem (GPS)
GPS adalah suatu sistem pemandu arah (navigasi) yang dapat memanfaatkan teknologi satelit. Nama lengkap dari GPS adalah NAVSTAR GSP (Navigational Satellite Timing and Ranging Global Positioning System). Fungsi daripada GPS ini adalah dapat memberikan informasi posisi lintang dan bujur suatu daerah dengan bantuan satelit, dapat menentukan ketinggian, peta dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi. GPS juga memiliki fitur kompas yang akurat. Kompas pada GPS ini tidak memiliki pengaruh terhadap medan magnetik dan dapat memandu arah dengan akurat karena mendapatkan panduan langsung dari sinyal satelit. GPS ini sangat membantu dalam melaksanakan pengukuran arah kiblat untuk mengetahui posisi lintang dan bujur tempat.
Kesimpulan
Dari berbagai instrumen-instrumen yang disebutkan di atas, instrumen yang paling akurat dan direkomendasikan dalam pengukuran arah kiblat pada jaman ini khususnya di Masjid, Musholla, Surau, Perkantoran, Perhotelan dan tempat umum lainnya adalah dengan instrumen theodolit, karena theodilit dapat membaca sampai kepada skala detik busur. Adapun instrumen-instrumen yang lainnya dapat dipergunakan untuk menentukan arah kiblat di rumah ataupun saat berada dihutan dan bahkan dapat dipergunakan untuk di Masjid ketika tidak memiliki instrumen Theodolit. Dari pada menerka-nerka dalam menentukan arah kiblat lebih baik menggunakan kompas dan instrumen sederhana lainnya.
Semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita terhadap instrumen-instrumen yang biasa digunakan dalam menentukan arah kiblat. Wallahu A’lam