Oleh: Muhammad Hidayat
(Penulis Wakil Kepala OIF UMSU)
Salah satu kegunaan utama Rubu’ Al-Mujayyab adalah menghitung waktu yang tepat salah satunya waktu Ashar. Pada Agama Islam waktu yang ditentukan untuk shalat 5 waktu didasarkan pada posisi matahari di langit, yang menarik bagi kita hari ini adalah waktu shalat Ashar, periode untuk waktu Ashar dimulai ketika bayangan kutub vertikal sama dengan panjang siang hari ditambah panjang tiang dan berakhir ketika bayangan sama dengan panjang siang ditambah dua kali lipat panjang tiang.
Gambar 1: Ashar dan Bayangan
Karena waktu Ashar didasarkan pada bayangan Matahari, waktu akan bervariasi tergantung pada lokasi dan tanggal, jadi menentukan waktu sholat yang tepat harus dilakukan untuk setiap hari. Rubu’ Al-Mujayab memungkinkan pengguna untuk menentukan waktu ini secara akurat dan cepat dengan menggunakan garis-garis khusus pada bagian Rubu’ Al-Mujayab.
Jika Anda melihat contoh Rubu’ Al-Mujayyab Gambar 2. Anda akan melihat sepasang kurva diagonal, ditandai dengan warna merah. Kurva berjalan dari tanda nol derajat hingga kira-kira tengah dari skala horizontal. Baris bawah digunakan untuk menghitung awal Ashar dan bagian atas untuk menghitung akhir Ashar.
Gambar 2: Rubu’ Al-Mujayyab
Dengan definisi di atas, kedua waktu didasarkan pada posisi Matahari pada Siang hari. Oleh karena itu kita harus menemukan ketinggian siang hari Matahari. Begitu sudut Matahari di Siang hari setempat ditemukan, kemudian kita dapat menandai di mana garis yang melintasi dua kurva Ashar, untuk menentukan sudut Matahari di awal dan akhir Ashar.