Oleh: Nova Anggraini*
(Penulis Tim Planetarium OIF UMSU)
Pemandangan yang paling indah dan berwarna-warni di langit adalah pendaran dan cahaya yang tidak terlalu sering tampak. Banyak diantaranya seperti aurora, dihasilkan oleh atmosfer Bumi dan terkait dengan objek astronomi, seperti Matahari. Pemandangan, lain seperti cahaya zodiak, terjadi jauh di angkasa. Semua penampakan tersebut dapat kita nikmati sebagaimana adanya, tetapi juga sangat berguna bila kita dapat mengenalinya lebih jauh lagi untuk menghindari kebingungan antara hal-hal yang terjadi di atmosfer kita dengan kejadian astronomi yang sebenarnya di angkasa.
Aurora sering kali tampak sebagai cahaya seperti pancaran cahaya yang menerangi horizon utara dibelahan langit utara (atau horizon selatan di belahan langit selatan). Aurora paling sering muncul di zenith, dengan cahaya berwarna-warni seperti mengalir dari jauh diangkasa. Ini dikenal sebagai korona. Kapan waktu terbaik untuk mengamati Aurora? Pada dasarnya untuk mengamati suasana langit tidak luput dari kecerahan langit, nah untuk melihat fenomena tersebut dibutuhkan langit yang bersih dan cerah. Akan tetapi Di Indonesia kita tidak akan pernah bisa melihat fenomena ini karena kita berada di khatulistiwa. Aurora akan dapat dilihat hanya di kutub utara dan kutub selatan saja, dimana magnet Bumi berada.
Pendaran berwarna, yang dikenal sebagai aurora, merupakan hal yang umum terjadi disekitar wilayah kutub Bumi. Hal tersebut terjadi karena aliran partikel dari Matahari yang tertarik oleh sumbu magnetik Bumi ketika partikel tersebut mengenai atmosfer atas Bumi, bisa menyebabkan atom-atom gas berpendar. Aurora tampak seperti tirai besar yang bergantung di langit, berubah bentuk secara perlahan. Dan fenomena ini sering terlihat di wilayah yang luas, terutama ketika aktivitas bintik Matahari sedang tinggi. Aurora itu terjadi disebabkan oleh: 1. Medan magnet yang tidak stabil sehingga menyebabkan terbentuknya sun spot atau lebih dikenal dengan bintik Matahari. 2. Meledaknya sun spot yang menyebabkan badai pada Matahari, oleh karena kondisi medan magnet yang tidak stabil menyebabkan disekitaran sun spot yang bersuhu dingin menjadi meningkat. Dengan tidak stabilnya pada daerah permukaan sun spot menyebabkan sun spot jebol yang mengakibatkan terbentuknya flare atau lidah api sehingga terjadi badai Matahari dan akan melontar ke Bumi. 3. Bertubrukannya partikel angin Matahari yang terionisasi dengan oksigen dan nitrogen, mengakibatkan terjadinya Aurora oleh atom-atom yang bertumbukan dengan partikel yang bermuatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari Matahari.