Oleh: Nova Angraini, S.Pd.I*
(Penulis Tim Planetarium OIF UMSU)
Di Sistem Tata Surya memiliki beberapa plnet dan Mars adalah planet keempat setelah planet tempat tinggal kita yaitu Bumi. Ia juga planet kedua terkecil dari planet Merkurius. Selain itu Planet Mars adalah sebuah planet yang ukurannya lebih kecil dari Bumi dia memiliki diameter hanya 6.787 km, kira-kira hanya setengah diameter Bumi.
Tidak hanya itu Mars saat ini adalah planet yang menjadi favorit para penelitian astronom untu mengetahui apakah Mars layak untuk dihuni makhluk hidup. Namun apakah kamu tahu mengapa planet Mars berwarna merah?
Mars diambil dari nama dewa perang Romawi. Dalam astronomi Babilonia planet ini diberi nama Nergal, Dewa Api, Perang dan Kehancuran. Penamaan ini dikaitkan dengan permukaannya yang berwarna merah. Jika dilihat menggunakan mata telanjang Mars tampak berwarna merah, oranye atau kekuningan.
Gambar Planet Mars (Sumber Dokumentasi OIF UMSU)
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan yang menghasilkan teknologi canggih, manusia telah berhasil melihat kenampakan Mars secara jelas, bahkan berhasil mendaratkan beberapa robot penjelajah disana. Berdasarkan hasil penelitian dari robot-robot itu ternyata Mars ini tampak berwarna merah dikarenakan adanya oksida besi yang terdapat dipermukannya. Selain itu permukannya juga diselimuti dengan debu besi oksida yang juga membuatnya jadi berwarna merah. Mengapa oksida besi menyebabkan warna merah ? Di Bumi, oksida besi adalah elemen yang memberi warna merah pada karat dan darah pada tubuhmu.
Selain itu permukaan Mars juga dipenuhi dengan batuan yang ukurannya berkisar dari beberapa centimeter sampai beberapa meter. Batu ini mungkin berasal dari kegiatan vulkanisme yang pernah berlangsung di Mars.
Disamping batuan, dipermukaan Mars juga terdapat debu-debu halus berukuran kurang dari 10 mikron dan akibat hembusan angin dibeberapa tempat, debu-debu itu membentuk bukit-bukit pasir seperti yang terdapat di gurun-gurun pasir Bumi.
Gambar Permukaan Mars (Sumber Gambar Blog EyesWitnessNews)
Pengamatan Mars menggunakan pesawat angkasa pertama kali dilakukan oleh pesawat Marinier 4 pada tanggal 22 Juni 1965 yang berhasil mengirimkan sejumlah gambar permukaan Mars ke Bumi. Dan berlanjut ke pesawat angkasa lainnya hingga saat ini yang baru saja mengakhiri misinya yaitu Rover Oportunity. Misi Rover penjelajah Planet Mars NASA, Opportunity telah berakhir pada Juni 2018 sekitar 15 tahun lamanya mengamati permukaan sang Planet Merah. Komunikasi Bumi dengan Rover terputus saat badai debu menutupi Mars hingga mengalami kesulitan mencari lokasi dari Rover ini. Opportunity berhasil mendarat di Mars pada tanggal 24 Januari 2004 hingga saat ini Opportunity telah mampu mengirimkan 217.000 gambar dengan 15 panorama berwarna 360°, mengamati permukaan lebih dari 52 batuan dan menemukan mineral di permukaan untuk dianalisis.
Hal lain yang menarik dari Mars ialah Mars memiliki Tudung Kutub. Tudung Kutub ini mirip dengan Kutub Bumi. Namun bahan-bahan Tudung Kutub Mars berbeda dengn yang ada di kutub-kutub Bumi. Tudung Kutub Mars adalah karbon dioksida yang membeku (es kering). Karbon dioksida ini berasal dari atmosfer Mars itu sendiri saat temperature permukannya mencapai kurang lebih -120°. Saat musim panas berlangsung Tudung Kutub Mars berkurang luasnya dan meninggalkan lapisan es yang terus ada di kutub-kutubnya (tudung abadi). Lapisan es permanen yang ada di kutub utara terdiri dari (air beku) dan berdiameter 1.000 km dengan ketebalan beberapa km.