Tepat 11 November 2019 yang lalu telah terjadi satu fenomena astronomi langka bernama “Transit Merkurius”. Transit Merkurius adalah fenomena mirip gerhana Matahari yang terjadi saat Bumi-Merkurius-Matahari berada dalam satu garis lurus, dimana Merkurius berada di tengah-tengahnya (Bumi dan Matahari). Merkurius akan nampak melintas di depan piringan Matahari jika diamati dari Bumi kita. Fenomena ini mirip Gerhana Matahari, namun karena ukuran-tampak Merkurius jauh lebih kecil dibanding piringan Matahari maka ia lebih disebut sebagai Transit Merkurius.
Fenomena Transit Merkurius 2019 ini akan dapat teramatai di kawasan-kawasan berikut: Amerika, Eropa, Asia Tengah, dan sebagian Afrika. Di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, fenomena ini tidak dapat teramatai oleh karena saat terjadi Matahari telah terbenam di bawah ufuk. Momen Transit Merkurius terjadi mulai pukul 19:35 WIB sampai pukul 01:05 WIB.
Transit Merkurius terkini yang pernah teramati dan terdokumentasikan di Indonesia terjadi pada 3 ½ tahun silam, tepatnya 9 Mei 2016 menjelang gurub yang dilakukan oleh tim Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumartera Utara (OIF UMSU). Saat itu sebagian kecil Indonesia (tepatnya Sumatera Utara dan Aceh) kebagian momen Transit Merkurius meski cukup singkat karena Matahari segera terbenam beberapa menit setelah transit dimulai.
Poto ini menjadi satu-satunya dokumentasi peristiwa Transit Merkurius di Indonesia. Sebelumnya, Indonesia menikmati Transit Merkurius pada 2006. Transit Merkurius berikutnya di Indonesia baru akan terjadi tahun 2032.
Selain langka, Transit Merkurius mengandung nilai ilmiah sangat tinggi. Di masa silam, fenomena Transit Merkurius digunakan untuk mengukur jarak Bumi-Matahari dengan ketelitian cukup presisi. Dengan mengamati kapan transit dimulai dan kapan berakhir dari dua lokasi berbeda, maka jarak Bumi-Matahari dapat ditentukan. Di era modern, fenomena Transit Merkurius berguna untuk mengetahui secara detail variasi dalam periode rotasi Bumi. Transit Merkurius di era modern juga memungkinkan menguak misteri atmosfer sangat tipis dari planet terkecil se-tata surya.