Suatu bintang sering terjadi dengan tiba-tiba memancarkan ledakan cahaya, luminositasnya meningkat sampai terlihat dengan mata telanjang seakan muncul suatu bintang baru. Kejadian seperti ini dinamakan Nova. Cahaya nova ini bisa tetap terang sampai beberapa hari atau beberapa minggu lalu kemudian secara perlahan memudar. Oleh karena itu orang China dahulu yang selalu mencatat jenis bintang seperti ini menamakannya bintang tamu atau guest star. [1]
Menurut teori terbaru, nova terjadi dalam sistem bintang yang berdekatan dimana tingkat evolusi akhirnya dipengaruhi oleh pasangannya. Bila kedua pasangan bintang ganda itu memiliki massa yang berbeda, yang lebih besar akan berevolusi lebih cepat dan lebih dahulu mencapai tingkat katai putih.
Suatu keadaan bisa terjadi pada bagian pusat bintang yang runtuh dengan dahsyat sehingga sehingga terjadi hamburan materi dan energi yang luar biasa besarnya. Pelepasan yang besar dan merobek bagian luar bintang dan menghamburkan bagian terbesar materi bintang antariksa. Pelepasan materi dan energi yang besar dan dahsyat ini menyebabkan bintang menjadi menyala lebih terang ratusan juta kali dari aslinya. Bintang yang meledak seperti ini dinamakan supernova.
Nova
Nova dalam bahasa latin artinya bintang baru. Ini merupakan sebuah ledakan bintang yang terjadi akibat adanya interaksi dua sistem bintang ganda. Kedua bintang ini tidak bertubrukan dan tidak juga saling menjauh. Nova merupakan ledakan bintang yang terjadi di katai putih dengan terang maksimum -1,1 magnitudo dan minimum hanya 10.5 magnitudo. peristiwa nova terjadi sebagai akibat dari bintang yang kembali menyala setelah bertahun-tahun mati.
Supernova
Supernova adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi yang teramat besar. Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu bintang. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat cermerlang dan bahkan kecermerlangannya bisa mencapai ratusan kali cahaya bintang tersebut semula. Pancaran energi yang dipancarkan saat supernova terjadi dalam beberapa detik saja dapat menyamai pancaran energi sebuah bintang dalam kurun waktu jutaan hingga milyaran tahun. Pancaran energi supernova dapat dihitung berdasarkan sifat-sifat pancaran radiasinya.
Proses Terjadinya Supernova
Di awali dengan pembengkakan, bintang membengkak karena mengirimkan inti helium di dalamnya ke permukaan. Sehingga bintang tersebut menjadi bintang raksasa yang amat besar dan berwarna merah. Di bagian dalamnya, inti bintang akan menyusut. Karena penyusutan ini bintang semakin panas dan padat. Saat semua inti bintang telah hilang dan yang tertinggal di dalam hanyalah unsur besi, maka kurang dari satu detik kemudian suatu bintang memasuki tahap akhir dari kehancurannya. Setelah itu suhu pada inti bintang bertambah hingga mencapai 100 milyar derajat celcius. Kemudian meledak dan menyebarkan gelombang kejut.
Dampak dari Supernova
Supernova memiliki dampak bagi kehidupan di luar bintang tersebut diantaranya menghasilkan logam. Pada reaksi ini dilahirkan unsur-unsur yang lebih berat dari Hidrogen dan Helium. Diasumsikan unsur atau materi tersebut kemudian bergabung membentuk suatu bintang baru atau bahkan planet di alam semesta. Jutaan bintang mati dengan cara meledak dalam jarak yang cukup dekat ke Bumi akan membawa perubahan pada atmosfer Bumi. Salah satu perubahan yang terjadi adalah penipisan lapisan ozon.
Supernova yang sudah diamati
Supernova yang paling terkenal adalah yang diamati oleh orang China tahun 1054 di rasi Taurus. Supernova 1054 ini mungkin juga telah diamati oleh orang-orang India di Amerika Baratdaya. Supernova 1054 ini tampak dengan mata telanjang disiang hari sampai beberapa minggu dari 5 juli 1054, bahkan waktu malam tampak di langit sampai April 1056.[2]. Kemudian ledakan supernova 1994D seperti sebuah titik terang yang terjadi dibagian luar galaksi NGC 4526. Sinar yang dipancarkannya selama beberapa minggu setelah ledakan tersebut menunjukkan bahwa supernova tersebut merupakan supernova tipe Ia.
[1] Suwitra Nyoman, Astronomi Dasar, (Oktober: Singraja, 2001), hlm 186
[2] Suwitra Nyoman, Astronomi Dasar, (Oktober: Singraja, 2001), hlm 187