MENELAAH JADWAL ABADI: SYEIKH HASAN MA’SHUM, H. M. BUSTAMI IBRAHIM, SYEIKH ABDULLAH AFIFUDDIN DI SUMATERA UTARA.
Oleh: Muhammad Hidayat, S.Pd
Sumatera Utara yang dahulu disebut Sumatera Timur yang terdiri dari pada beberapa kerajaan, seperti Deli, Serdang, Asahan, Binjai,Langkat dan lain-lain, telah banyak melahirkan ulama besar yang keilmuan dan kemasyhuran namanya menjangkau ke seluruh dunia Melayu. Tidak hanya itu pada sekitar tahun 1900 an banyak Ulama yang berasal dari berbagai daerah yang mengembangkan ajaran islam di Sumatera Utara.
Salah satu Ilmu yang ditekuni oleh Ulama terdahulu yaitu Ilmu Falak, Diantara Ulama Ulama besar tersebut ialah Syaikh hasan Ma’shum, H. M. Bustami Ibrahim, Syeikh Abdullah Afifuddin Langkat. Hal tersebut ditandai dengan karangan Kitab kitabnya dan juga perhitungan jadwal abadi (waktu Shalat).
Jadwal abadi yang di hisab oleh ulama ulama terdahulu saat ini masih dapat dengan mudah ditemui di masjid masjid yang berada ditengah kota ataupun masjid masjid yang berada jauh dari perkotaan. Perbedaan perhitungan jadwal abadi yang ditemukan di masjid masjid di sumatera utara inilah yang membingungkan masyarakat.
Sudah pasti bahwa para penyusun jadwal itu telah melakukan ijtihad sekuat tenaga agar hasil yang diperoleh sesuai dengan kaidah-kaidah syara’. Namun demikian perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta lingkungannya sangat mempengaruhi cara penyusunan jadwal tersebut, sehingga menimbulkan perbedaan antara jadwal yang satu dengan jadwal lainnya.
Dewasa ini muadzin khususnya di Sumatera Utara sedikit resah dikarenakan perbedaan perhitungan Jadwal Abadi yang digunakan di setiap mesjidnya. Perbedaan jadwal waktu shalat satu dengan lainnya ini akan menyebabkan dampak antara lain :
- Seseorang yang Sholat dengan jadwal lebih cepat dapat berindikasi Sholatnya tidak sah karena melaksanakan sholat sebelum waktunya.
- Seseorang yang sholat dengan jadwal lebih lambat dapat menghilangkan keutamaan sholat di awal waktu
- Membingungkan muadzin dan masyarakat karena ketidakseragaman dalam kumandang adzan.
Jadwal Abadi (waktu Shalat) yang digunakan di Sumatera Utara merupakan penyusunan yang di Hisab oleh Ulama Ulama besar Dahulu yang langsung belajar ke tanah suci Mekkah, Mengenali Biografi Hasib khususnya di Sumatera Utara dapat membantu memahami Sistematika penyusunan jadwal abadi yang berkembang saat sekarang.
Syaikh Hasan Ma’shum (w. 1355 H / 1937 M)
Hasan Ma’shum lahir di Labuhan Deli (Sumatera Timur) tahun 1302 H/ 1884 M, dan wafat pada hari kamis, 24 Syawal 1355 H / 1937 M, pada usia 53 tahun. Ayahnya (H. Ma’shum, Datuk Bandar) adalah orang yang berada, disegani , dan memiliki tanah yang luas. Sejak kecil Syaikh Hasan Ma’shum memang telah tampak memiliki bakat dan kecerdasan serta memiliki kecendrungan kepada ilmu. Ia mudah menangkap dan menghafal ilmu yang dipelajari.
Menjelang usia 10 tahun, Hasan Ma’shum dianjurkan untuk melanjutkan studi pada sekolah inggris, namun dia memilih menuntut ilmu ke Mekkah. Maka tahun 1894 M (saat usia 10 tahun), dia bersama rombongan jamaah lainnya pergi menunaikan haji dengan naik kapal layar. Kepergiannya diiringi dengan ratap tangis dari keluarga, kerabat dan handai tolan, karena tidak ada jaminan akan kembali.
Di Mekah, Hasan Ma’shum bertemu Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau yang waktu itu telah menjadi guru dan mufti di Mekah. Selain itu, Syaikh Hasan Ma’shum juga belajar kepada H. Abdussalam (yang berasal dari Kampar dan guru kenamaan di Mekah). Ia juga belajar kepada Muhammad Khayyyath (seorang ulama terkenal di mekkah) dari ulma ini dia belajar tasawuf. Dari Syaikh Abdul Malik dia belajar Ilmu Nahwu, Sedangkan dari Syaikh Ahmad Khatib dia belajar fikih. Dimadinah dia juga belajar kepada syaikh Amin Ridwan (berasal dari Minangkabau).
Hasan Ma’shum belajar di mekkah selama 9 Tahun. Setelah itu dia kembali bersama rombongan jamaah haji melalui singapura, lalu ke labuhan (Medan). Beberapa waktu kemudian, dia kembali lagi ke mekkah guna menuntut ilmu selama 3 Tahun, setelah kembali lagi ketanah air, dia menikah dan untuk kali yang ketiga dia kembali ke mekkah. Pada periode ini, di Mekah Syaikh Hasan Ma’shum telah popular dan menjadi seorang ulama, dimana banyak murid-murid (terutema dari nusantara) yang belajar kepadanya.
Setelah kembali lagi ke Nusantara, aktifitas syaikh Hasan Ma’shum diisi dengan mengajar. Tercatat dia pernah mengajar Wihelminastraat (di Jl. Japaris, Tahun 1928 M). Selain itu dia juga belajar di Masjid Raya, Masjid kesultanan Deli. Sultan Maimon Rayid (Raja Kesultanan Deli waktu itu) menawarkan Syaikh Hasan Ma’shum jabattan ulama kerajaan dengan maksud menjadi benteng agama di tanah Deli. Pada awalnya dia menolak dengan sejumlah alas an, namun pada akhirnya dia menerima amanah itu. Sejak saat itulah dia mendapat gelar “Imam Paduka Tuan”
Tabel waktu sholat yang di hisab oleh Syaikh Hasan Mashum dapat dilihat dalam Buku yang berjudul “Natijah Abadiyah” dan penggunaan jadwal abadi yang di hisab oleh Syaikh Hasan Mashum sudah tidak lagi digunakan, sejauh informasi yang didapat penulis dari berbagai sumber.
- M. Bustami Ibrahim
- M. Bustami Ibrahim lahir di Bukittinggi sekitar tahun 1900 sampai 1939, Sumatera Barat. Di waktu muda belajar di madrasah tsanawiyah Bukittinggi. Berteman dan bergaul dengan pejuang politik H. Muchtar Luthfi yang memimpin madrasah tersebut.
Ketika Muchtar Luthfi menjadi pemimpin persatuan muslim Indonesia (permi). Bustami Ibrahim yang menggantikan pimpinan madratsah tsnawiyah bukittinggi. Sejak kecil, Bustami Ibrahim akrab dengan Buya Hamka (Haji Malik Abdul Karim Amrullah). Dia pernah berguru kepada syaikh Jamil Jambek, Syaikh Ibrahim Musa, dan Syaikh Daus Rsyidi. Dalam Usia muda, Bustami Ibrahim merantau ke Deli. Mula-mula dia menetap di Binjai. Dari Binjai dia menunaikan ibadah haji ke tanah suci sambil menimba Ilmu di Makkah dan Madinah. Sepulang dari tanah suxi, Bustami menentap di MedanInilah, Bustami menikah dengan Rohana.
Bustami Ibrahim dikenal sebagai guru agama islam di MULO dan HBS Meda, selain dikenal alim, Bustami juga aseorang pengarang. Tulisan-tulisannya sering dimuat dimajalah pedoman Masyarakat yang dikelola oleh Buya Hamka dan majalah Panji Islam yang dikelola oleh ZAAhmad.
Setelah terbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bustami Ibrahim bersama Prof. Dr. H Muchtar Yahya yang merintis pembentukanJawatan Agama di Sumatera. Mukhtar Yahya menjadi coordinator sedang Bustami menjadi kepala Jawatan Agama Sumatera Utara. Bustami Ibrahim juga pernah menjabat sebagai kepala inspeksi Pendidikan Agama Sumatera Utara dan direktur PGA Negeri Medan, Dia adalah rector pertama Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Dari pernikahan Bustami Ibrahim dengan Rohana dikaruniai tujuh putra dan putri : Zulherdi Bustami, Elida Bustami (Istri Mohammad Djaman al-Kindi), Yusmina Bustami, Syahrial Bustami, Mulyati Bustami, Irfan Bustami, dan Asmita Bustami doc: Mu’arif
Penggunaan jadwal abadi yang dihisab oleh H. M. Bustami Ibrahim, saat ini masih digunakan khususnya di masjid masjid taqwa muhammadiyah di sumatera utara. Data tersebut penulis dapat langsung ketika mengunjungi masjid masjid yang berada di wilayah sumatera utara antara lain : Masjid Taqwa Muhammadiyah Seicanggang, Masjid Taqwa Muhammadiyah Tanjung Balai, Masjid Taqwa Muhammadiyah Pancur Batu.
Syeikh Abdullah Afifuddin Langkat
Syeikh Abdullah Afifuddin Langkat, Lahir di Langkat sekitar 1900 sampai 1941.Beliau adalah keturunan Tuk Ungku Syeikh Yusuf Al – Khalidi. Pendidikan awalnya adalah belajar kepada ulama-ulama di Langkat. Seterusnya belajar di Madrasah Aziziyah , Tanjung Pura. Di Tanjung Pura menuntut ilmu dengan sejumlah ulama seperti Syeikh Muhammad Nur Abdul Karim (Mufti Langkat), Haji Muhammad Noor Ismail ( Qadhi Langkat ) dan Tuan Guru Besilam dan Ke Mekah. Antara guru-gurunya di Mekah yang dapat dicatat adalah Syeikh Mukhtar Bogor dan Syeikh Abd Qadir bin Sobir Al – Mandili.
Di Mesir atau lebih tepatnya di Al – Azhar Al Shariff , namanya begitu terkenal di kalanggan penuntut-penuntut ilmu . Dalam catatan sahabatnya Syeikh Idris Al Marbawi ada menyatakan Syeikh Abdullah Afifuddin menuntut ilmu falak kepada ulama / guru yang masyhur di Al Azhar Sharif iaitu Syeikh Al – Ala Al Falaki . Beliau bersama-sama Syeikh Idris Al Marbawi , Syeikh Junid Thola , Syeikh Nassir Al Jauhari adalah pengarang bersama yang mengarang kamus Al Marbawi yang terkenal itu pada peringkat awalnya sebelum mereka menggundurkan diri. Di tanah airnya yaitu di Langkat , beliau adalah seorang ulama yang dapat diterima pandangannya oleh masyarakat dan golongan istana. Menjadi wakil ulama Langkat dalam banyak pertemuan , persidangan dan majlis seperti pertemuaan Ulama Tanah Melayu dan Sumatera di Singapura dizaman penjajahan Jepang. Jasa dan baktinya juga banyak dalam memperjuangkan kemerdekaan tanah air, Indonesia.
Penggunaan jadwal abadi yang dihisab oleh Syeikh Abdullah Afifuddin Langkat, saat ini masih digunakan di masjid masjid di sumatera utara. Data tersebut penulis dapat langsung ketika mengunjungi masjid masjid yang berada di wilayah sumatera utara antara lain : Masjid Halaban Jati, Masjid Ar Rahman Besitang.
Saran penulis ialah dapat menyusun jadwal waktu sholat sesuai data dan perhitungan astronomis untuk seluruh wilayah di Sumatera Utara dan dapat segera melakukan penyeragaman jadwal waktu sholat khususnya di seluruh wilayah sumatera utara agar tidak menimbulkan dampak seperti yang telah disebutkan di atas.
Daftar Pustaka
- Kadir, Formula Baru Ilmu Falak, Jakarta : AMZAH, 2012
Butar-Butar, Arwin Juli Rakhmadi, Mengenal Karya-karya Ilmu Falak Nusantara, Yogyakarta: LKiS, 2017.
Departemen Agama RI, Pedoman Penentuan Jadwal Waktu Shalat Sepanjang Masa, Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1995.
Jayusman, Jadwal Sholat Hasil Konversi Koreksian Daerah : Antara Kepentingan Efisiensi dan Akurasi, Kudus, Yudisia : Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam Vol.5 No. 2, 2014.
Khazin, Muhyidin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta : Buana Pustaka, 2004.
Ibrahim, HM Bustami, Pendidikan Budi Suara Muhammadiyah, Cet. I, 2016.
http://shahrirkamil.blogspot.co.id/2015/08/syeikh-abdullah-afifuddin-langkat.html (diakses pada tanggal 23 Sept 2017)
http://pusdigmpimedan.blogspot.co.id/p/blog-page_30.html (diakses pada tanggal 23 Sept 2017)