Oleh: Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
Perhelatan Olimpiade Rio, Brazil, 2016 telah usai. Olimpiade memiliki akar sejarah dari bangsa Yunani kuno. Tradisi pertandingan olahraga telah dilakukan bangsa ini yang mana pada awalnya dimaksudkan untuk kepentingan pertahanan negara dan atau kemiliteran. Pertandingan olahraga ini diikuti oleh seluruh rakyat Yuanni. Selain pertahanan negara, motif diadakannya perhelatan olahraga ini adalah dalam rangka menyembah dan mengagungkan dewa Zeus, dewa yang sangat diagungkan bangsa Yunani waktu itu. Selain itu, olahraga ini juga dimaksudkan sebagai ajang gencatan senjata oleh karena ada banyak suku-suku dan atau kelompok-kelompok yang kerap bertikai dan bahkan berperang kala itu. Oleh karena itu ajang olahraga ini menjadi wadah rekonsiliasi dan perdamaian.
Tradisi olimpiade di kalangan bangsa Yunani kuno sejatinya memiliki kaitan erat dengan sistem penanggalan yang berlaku waktu itu, yang dikenal dengan Kalender Yunani Kuno. Kalender Yunani kuno adalah kalender dengan sistem Bulan dan Matahari sekaligus yang saat ini tidak digunakan lagi. Kalender ini banyak meninggalkan momen sejarah penting dan banyak menginspirasi kalender-kalender lain sesudahnya. Penggunaan Kalender Yunani Kuno berjalan selama lebih kurang 1000 tahun yaitu sejak 776 SM sampai 337 M. Kalender Yunani kuno dimulai pada tahun 776 SM, tepatnya tanggal 17 Juli 776 SM yang ditandai dengan dihelatnya pesta olah raga bernama Olimpiade pertama kali di Yunani. Pesta olahraga ini merupakan rutinitas bangsa Yunani setiap empat tahun sekali yang diadakan di sebuah kota di Yunani yang bernama ‘Olympia’, oleh karena itu kini pesta olahraga ini disebut dengan Olimpiade. Di Yunani kini, masih terdapat sebuah gelanggang sebagai tempat dihelatnya pesta olahraga waktu itu. Beberapa sarana dan tanda-tanda masih ditemukan hingga kini.
kata ‘Olimpiade’ dalam bahasa Yunani berarti kesatuan waktu yang terdiri dari empat tahun. Pada awalnya pesta olahraga ini di laksanakan selama lima hari berturut-turut yang bertujuan untuk mengagungkan dewa tertinggi yaitu dewa Zeus. Dewa Zeus sendiri diyakini oleh orang-orang Yunani kala itu tinggal dan berada di sebuah gunung bernama ‘Olympia’ atau ‘Olympus’. Pesta ini tidak diadakan lagi sejak tahun 337 M masa Imperium Konstantin yang sekaligus menjadi akhir penanggalan Yunani kuno. Di era modern pesta olahraga ini dihelat kembali pada tahun 1896 M yang diadakan di kota Atena, Yunani.
Dalam hal penanggalan, pada awalnya Yunani kuno menggunakan penanggalan sistem Bulan saja, yaitu dengan menjadikan masa satu tahunnya 354 hari. Selanjutnya Yunani kuno menggunakan aturan kabisat dalam penerapan penanggalannya, dimana selisih antara tahun Matahari dan tahun Bulan yang berjumlah sekitar 11 ¼ hari akan terakumulasi menjadi 90 hari dalam kurun 8 tahun. Selanjutnya Yunani kuno menambahkan (mengkabisatkan) masa tiga bulan atau 90 hari ini pada tiap-tiap 8 tahun agar sesuai antara tahun Bulan dan tahun Matahari.
Pada tahun 432 SM, seorang astronom Yunani bernama Meton membuat aturan khusus terhadap tahun-tahun kabisat yang dikenal dengan Siklus Meton atau ‘Metonic Cycle’, dan pada tahun itu diterapkan pula aturan Meton ini. Metonic Cycle diadopsi dan digunakan juga dalam penanggalan Yahudi. Dibuatnya Siklus Meton ini bertujuan untuk menyelaraskan antara tahun Matahari dan tahun Bulan. Meton menetapkan, berdasarkan masa 19 tahun Matahari akan bertepatan dan bersesuaian dengan 235 bulan kamariah, yaitu satu periode dimana posisi relatif Bumi dan Bulan kembali ke posisi semula secara berulang. Penggunaan Siklus Meton ini terus digunakan dan menjadi basis perhitungan kalender di Yunani sampai Kalender Julius Caesar diperkenalkan pada tahun 46 SM.
19 tahun Matahari berarti 235 bulan kamariah (365,25 x 19/29,5 = 235,2457627, digenapkan menjadi 235 bulan). Sementara jumlah hari dalam masa 19 tahun Matahari berjumlah 6939,6018, yang digenapkan menjadi 6940 hari (19 x 365,2422), yang mana jumlah hari selama 235 bulan kamariah adalah 6939,68818 hari atau digenapkan menjadi 6940 hari (235 x 29,530588), dimana dalam masa ini masih terdapat selisih sedikit.
Selanjutnya dalam kesatuan 19 tahun atau 235 bulan kamariah ini terdapat 7 tahun diantaranya terdiri dari 13 bulan, yaitu tahun ke 3, 5, 8, 11, 13, 16, 19. Sementara selebihnya 12 tahun, yaitu tahun ke 1, 2, 4, 6, 7, 9, 10, 12, 14, 15, 17 , 18 tetap terdiri dari 12 bulan dan tiap-tiap tahunnya terdiri 354 hari, yang berarti jumlah keseluruhannya 4248 (12 x 354). Aturan Meton ini merupakan lanjutan dari aturan penanggalan Kaldania yang dicetus oleh bangsa Kaldani di abad 6 SM.
Kini, Yunani modern telah menerapkan sistem penanggalan Masehi modern sebagai berlaku di dunia hari ini. Sedangkan dalam Olimpiade, Yunani juga kerap ikut serta di dalamnya meskipun tidak dominan dalam capaian prestasinya. Dalam konteks hari ini Olimpiade adalah ajang olahraga yang diadakan setiap empat tahun dan diikuti oleh seluruh negara di dunia yang terdaftar dalam Komite Olimpiade Internasional. Dalam konteks historis, Olimpiade sangat terkait dengan tradisi penjadwalan waktu bangsa Yunani yang menginisiasi dan menginspirasi kalender-kalender sesudahnya. Sedangkan dalam konteks modern, selain terkait prestasi, Olimpiade sangat terkait dengan prestise sebuah bangsa.[]
Medan, 07 Zulhijah 1437/10 September 2016
Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, MA
Kepala Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Artikel ini telah diterbitkan di: http://museumastronomi.com/olimpiade-dan-tradisi-kalender-yunani-kuno/